Mohon tunggu...
Ahmad Saiful Choiri
Ahmad Saiful Choiri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pencinta Sepakbola Jawa Timur..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Politik Disepakbola Memang Benar Adanya

10 Juni 2013   10:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:16 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tulisan ini bukan untuk menghakimi, tapi hanya sebuah pemaparan bukti bahwa memang benar adanya sepakbola di Indonesia sudah ditunggangi oleh politik. Banyak yang menyangkal tentang hal ini, namun apa yang terjadi di pertandingan Persik Kediri vs PSIM Jogja adalah fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Seperti yang diwartakan oleh beritajatim.com bahwa tiket pertandingan Persik vs PSIM bergambar pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri, Samsul Ashar dan Sunardi.

Padahal, pada laga sebelumnya, tiket hanya bergambar para pemain skuad macan putih atau lokasi Stadion Brawijaya dipadukan dengan berbagai logo sponsor. Tak ayal, desain tiket yang berbeda ini menuai sorotan. Sejumlah warga yang memperoleh tiket itu juga bertanya – tanya mengapa baru kali ini gambar kedua orang tersebut muncul pada tiket.

“Sebelum-sebelumnya tidak seperti ini. Biasanya bergambar pemain. Tetapi kali ini ada gambar Pak Samsul dan Pak Sunardi. Seperti mereka ingin mencari simpati, karena mencalonkan diri," kecam salah seorang penonton di sekitar Stadion Brawijaya Kediri.

"Kami sangat menyangkan, kenapa bisa seperti ini. Kami tentunya akan mnenyampaikan keberatan," kata Yuki Prasetyo, Kabag Humas PT Gudang Garam ketika dihubungi sejumlah wartawan.

Sebenarnya hal ini juga sudah dikonfirmasi oleh ketua panpel laga ini Triyono Kutut yang memang sengaja mencetak gambar calon pasangan pemimpin Kediri ini. "Pak Samsul Ashar sebagai Ketua Umum, sedangkan Pak Sunardi sebagai CEO Persik. Memang tidak ada aturan yang melarang, bia ditampilkan di dalam tiket," kata Ketua Panpel Persik Kediri Triyono Kutut, Senin (10/6/2013)

"Saya fikir begini, kita di olahraga, tidak ada politik. Memang panpel ada semacam keinginan untuk itu. Kita harus pisahkan antara politik dan olahraga," pinta Kutut.

Kalau kita masih ingat ada peraturan menteri dalam negeri yang berkaitan dengan pejabat publik dan sepakbola yaitu Permendagri No.1/2011 yang mengatur tentang larangan keterlibatan pejabat publik dalam kepengurusan sepak bola, khususnya sepak bola profesional. Lalu kenapa dua orang ini masih bercokol di Persik, karena seperti kita ketahui bahwa Samsul Ashar ini adalah Walikota Kediri saat ini.

Inilah bukti nyata bahwa memang sepakbola Indonesia belum terbebas dari kepentingan politik. Mungkin kalau kita mau mencari-cari lagi pasti akan kita temukan Kepala Daerah yang punya kaitan langsung dengan klub sepakbola. Di Kabupaten Malang ada Bapak Rendra Krishna dan di Sulsel ada Alex Nurdin.

Tapi faktanya memang ada calon pimpinan daerah yang gagal juga walupun sudah menggandeng klub bola, contohnya Dede Yusuf di Pilkada Jabar dan mungkin juga Tony Apriliani di pilwakot Bandung.

Dan terakhir bagaimanakah hasilnya Abu Rizal Bakrie yang tidak hanya mengandeng klub bola, tapi induknya? J

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun