Kekerasan terhadap perempuan adalah masalah yang masih marak terjadi. Data WHO mengungkapkan bahwa sekitar satu dari tiga perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual. Masalah ini sering kali diperburuk oleh norma sosial yang tidak mendukung perempuan untuk melaporkan kekerasan atau mendapatkan keadilan.
Di Indonesia, kasus kekerasan seksual sering menjadi perhatian, dengan tantangan dalam penegakan hukum. Kehadiran Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) memberikan harapan baru, tetapi implementasi yang efektif tetap menjadi tantangan utama.
3. Stereotip Gender dalam Pendidikan
Pilihan pendidikan sering kali dibatasi oleh stereotip gender. Anak perempuan cenderung diarahkan ke bidang seni atau perawatan kesehatan, sementara anak laki-laki didorong untuk mengambil bidang teknik atau teknologi. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam akses ke pekerjaan dengan gaji tinggi di masa depan.
Di negara berkembang, perempuan juga menghadapi hambatan dalam mendapatkan pendidikan dasar, yang sering kali diperburuk oleh kemiskinan, pernikahan dini, atau budaya yang memprioritaskan pendidikan anak laki-laki.
4. Ketimpangan Peran Rumah Tangga
Di tingkat rumah tangga, perempuan sering kali memikul beban pekerjaan domestik yang jauh lebih besar dibandingkan laki-laki. Menurut UN Women, perempuan menghabiskan tiga kali lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar. Pandemi COVID-19 memperburuk situasi ini, karena banyak perempuan terpaksa meninggalkan pekerjaan untuk fokus pada tanggung jawab keluarga.
Tantangan Kesetaraan Gender
Namun, ketimpangan gender masih terlihat di berbagai sektor, Perempuan sering kali menghadapi diskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan. Di sisi lain, laki-laki juga menghadapi ekspektasi sosial yang membatasi mereka dalam mengekspresikan diri dan menjalani peran di luar norma tradisional. Oleh karena itu, kesetaraan gender menjadi tanggung jawab bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua individu.
Pentingnya kesadaran kolektif dalam masyarakat tidak bisa diabaikan. Setiap orang, terlepas dari gender, harus berperan aktif dalam mengadvokasi kesetaraan dan melawan diskriminasi. Pendidikan dan kampanye kesadaran dapat membantu mengubah pandangan masyarakat tentang peran gender. Dengan mendorong dialog terbuka dan berbagi pengalaman, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik mengenai isu-isu gender dan mendorong tindakan nyata menuju perubahan sosial yang positif. Dukungan dari semua lapisan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan, di mana setiap individu merasa dihargai dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi secara aktif.
Langkah Menuju Kesetaraan Gender