Mohon tunggu...
fxrdhan
fxrdhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya manusia biasa yang kepo terhadap perkembangan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mobil Listrik: Solusi atau Ironi?

5 Maret 2023   22:59 Diperbarui: 6 Maret 2023   14:50 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrated by midjourney.com

Produksi mobil listrik memerlukan baterai yang terbuat dari bahan baku tertentu, termasuk kobalt, tembaga, dan lithium. Kebanyakan dari bahan baku tersebut diproduksi di negara-negara Afrika seperti Kongo, yang memiliki cadangan bahan baku terbesar di dunia. Namun, penambangan bahan baku ini telah menyebabkan masalah sosial dan lingkungan yang serius di Kongo, seperti pelanggaran hak asasi manusia dan kerusakan lingkungan.

Di sisi lain, penambangan bahan baku di Kongo juga terkait dengan penggunaan kerja paksa dan anak-anak dalam produksi baterai. Banyak anak-anak yang dipaksa bekerja di tambang bahan baku tersebut, dan kondisi kerja yang buruk menyebabkan mereka terpapar zat berbahaya yang membahayakan kesehatan mereka. 

Eksploitasi bahan baku di Kongo telah menyebabkan konflik bersenjata dan kekerasan antara kelompok-kelompok yang berusaha menguasai sumber daya mineral tersebut. 

Hal ini telah menyebabkan kerusakan sosial dan ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut. Penambangan bahan baku baterai di Kongo dikenal karena kegiatan penambangan ilegal dan tidak bertanggung jawab yang merusak lingkungan dan mengorbankan kesehatan dan keselamatan pekerja tambang.

Proses penambangan bahan baku baterai di Kongo juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan, dan dapat memperburuk perubahan iklim global. Selain itu, aktivitas penambangan juga dapat merusak kehidupan binatang dan tumbuhan di wilayah tersebut. 

Hal ini menciptakan efek domino pada rantai makanan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Semua dampak ini menunjukkan bahwa produksi baterai mobil listrik tidak sepenuhnya bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

Meskipun bahan baku baterai berasal dari Kongo, sebagian besar produksi baterai dilakukan di China. Ini menghasilkan dampak lingkungan lainnya terkait dengan transportasi bahan mentah dan produk jadi melalui perairan internasional yang membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil. 

Upaya internasional telah dilakukan untuk mengurangi dampak buruk penambangan bahan baku di Kongo. Pemerintah Kongo dan perusahaan tambang telah menandatangani perjanjian untuk memperbaiki kondisi kerja dan memastikan bahwa bahan baku yang diproduksi tidak diperoleh melalui kerja paksa.

Sebagai konsumen, kita juga dapat berperan dalam mengurangi dampak buruk dari produksi baterai. Dengan memilih mobil listrik yang menggunakan baterai yang diproduksi dengan etika dan bertanggung jawab, kita dapat membantu memastikan bahwa produksi baterai tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Pada akhirnya, mobil listrik memiliki potensi besar untuk membantu menangani permasalahan global seperti perubahan iklim dan polusi udara. Namun, dampak global baru dari produksi baterai harus diatasi secara serius untuk memastikan bahwa kendaraan listrik benar-benar berkelanjutan dan bertanggung jawab. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun