Tanggal 1 Januari 2014 kemarin sewaktu saya dan keluarga tengah rehat siang sambil tiduran nonton tv mendadak datang dua orang polisi menanyakan "apakah benar ini kediaman Pak Saiful" ? langsung saya jawab " benar pak.. ada apa..?
Bapak polisi ini dengan ramah menjelaskan kedatangannnya, beliau ingin konfirmasi apa benar saya siap jadi saksi atas tindak pidana penyelewengan uang yang konon berlangsung di kantor pemerintah.
Semula saya sempat heran mengapa mesti saya yang dimintai keterangan bukankah banyak pegawai yang lain, beliau menjelaskan bahwa saya salah satu dari 5 orang yang dimintai keterangan. Tanpa curiga sedikitpun saya setuju dan mempersilakan kedua tamu ini masuk, namun bapak-bapak ini menolak, dijelaskan pemeriksaan akan dilakukan di kantor polisi saat ini juga. Sebagai warga negara yang baik saya bersedia dan merasa tidak masalah selama pemeriksaan untuk kepentingan hukum, siapa tahu saya bisa membantu pihak kepolisian.
Tepat pukul 13.00 setelah sholat zuhur saya segera berangkat ke kantor yang telah disepakati dan ternyata disana sudah menungu 4 orang teman-teman , mereka telah menjalani pemeriksaan yang berlangsung 90 menit perorang.
Memasuki ruang pemeriksaan saya sempat tertegun dan bertanya dalam hati beginikah ruang pemeriksaan? tidak adakah fasilitas yang lebih baik,? ruang tidak ber-AC, kursi tamu juga seadanya , padahal pemerintah pusat berharap ada perubahan pelayanan kepada masyarakat, birokrasi yang semakin baik lebih-lebih di Kepolisian, seharusnya pemerintah dapat memberikan fasilitas yang memadai.
Disaat berpikir sendiri tiba-tiba pundak saya ditepuk Bapak Polisi yang tadi datang kerumah, " Silakan duduk Pak, maaf menganggu waktu istirahatnya", saya balas " Ga apa Pak, sesekali lah saya kesini, semoga saja saya bisa membantu memberikan informasi yang dibutuhkan".
Kemudian beliau meminjam KTP dan menanyakan NIP, lalu bertanya sudah berapa lama bekerja dan kapan pensiun.
Selanjutnya beliau mulai dengan pertanyaan tidak tanggung-tanggung langsung penetrasi: " saya to the Point apa benar di tahun 2013 anda dan teman-teman ada menandatangani tanda terima uang, tetapi uangnya tidak ada... alias fiktip ... alias uangnya bukan anda yang menerima.?
Setelah berpikir dan mengingat-ingat saya jawab, " benar pak"
" Kapan dan berapa jumlahnya" desak penyidik.
"Kalau waktunya saya lupa,,, saya kira sekitar Juli-Desember 2013,,pak"
"Jumlah uang yang ditanda tangani berapa?
Saya jelaskan , " begini pak, sebenarnya tanda terima itu ada beberapa kali seingat saya 4-5 kali jumlah nominalnya saya ga ingat,mungkin kalo ditotal hampir Rp. 10 juta/orang, Lain kali akan saya catat Pak, atau di foto dengan HP, kemarin ga kepikiran, lagipula ga ngira seperti ini jadinya, waktu itu kami berpikir positif aja".
"Sekali lagi apa benar anda dan teman-teman tidak terima,?"
"Benar kami tidak terima, Pak .. mungkin masih dalam proses barangkali"
"Jadi siapa yang terima....?"
"Wah ga tau pak... "
" apakah setiap tahun berlangsung tandatangan seperti ini.?
" Tidak Pak, tahun kemarin diakhir tahun 2012 kami dapat sesuai dengan yang kami tanda tangani."
Tiba-tiba pak polisi ini mendatangi saya dan memberikan segelas susu putih ... karena kamar yang pengap terasa gerah... dengan sekali minum habis tuh susu segelas penuh... anehnya mulut saya teriak-teriak ," lagi....lagiiii"
Lalu badan terasa bergetar setelah bangun saya dikelilingi keluarga, karena tertidur lesehan di teras rumah tetanggapun ikut sibuk berkerumun karena mendengar suara ribut-ribut, rupanya hanya mimpi.....
Meskipun ini hanya mimpi tapi seperti kejadian sebenarnya....
Terima kasih teman-teman yang telah berkunjung di tulisan ini..
Selamat siang...., selamat tahun baru... sukses untuk anda semua....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H