Saya berteman dengan seseorang sebut saja namanya Ali, namanya sengaja disamarkan - khawatir beliau tidak berkenan kujadikan sebagai bahan tulisan.
Ali baru pulang, dia kelahiran Kutai juga namun selama 7 tahun memperdalam agama Islam di salah satu pesantren di Pulau Jawa.
Usianya masih muda baru 27tahun, namun setelah kami berbincang-bincang nampak sekali “menurutku” beliau menguasai ilmu agama, ilmu agama Islam diterapkan beliau dikehidupan sehari-hari.
“Alhamdulillah .. sekarang saya sudah kaya raya ..” katanya
Setelah kutanya apa rahasianya, semula Ali tidak berkenan membuka rahasianya “khawatir riya” katanya, namun setelah kudesak “bukankah ilmu yang baik harus ditularkan ke sesama?” akhirnya beliau bersedia juga untuk berbagi.
Apa amalan Ali sehingga beliau merasa “kaya raya” ?
“Sholat diawal waktu dan bersedekah” katanya singkat.
Sepertinya jawabannya biasa saja namun setelah beliau uraikan ternyata terasa berat dilaksanakan apalagi bagi orang yang kadar keimanannya seperti saya.
Ali melaksanakan sholat sebanyak 44 (empat puluh empat) rakaat sehari semalam, dengan rincian :
-17 rakaat sholat wajib
-10 rakaat sholat sunat sebelum dan sesudah sholat fardhu
-6 rakaat sholat dhuha
-11 rakaat sholat Tahajjud
-Kemudian Ali selalu besedekah setiap hari.
Untuk sholat tahajjud sendiri beliau mewajibkan diri beliau sendiri untuk melaksanakan setiap malam “ supaya jangan ada malam yang terlewat tanpa tahajud” kata beliau ketika saya tanya mengapa harus diwajibkan bukankah sholat tahajud adalah sholat sunat ?
Menurut Ali banyak sekali kejadian-kejadian aneh yang menghampirinya, untuk dituturkan disini mungkin terlalau panjang. Saya ambil salah satunya saja, baru-baru ini beliau dapat 1 unit sepeda motor hasil undian tabungan simpedes, padahal saldo tabungannya hanya Rp.400.000.-
“Itu kebetulan kata saya” mengkomentari Ali yang baru dapat hadiah sepeda motor.
“Didunia ini tidak ada satu peristiwapun yang kebetulan, segala sesuatu bergulir sudah pasti dengan izinNya jua” kata Ali menjawab komentar saya.
Kemarin selesai sholat ashar saya berbincang-bincang dengan imam mesjid, beliau ini orangnya sederhana, bersahaja, begitu pulang yang biasaya pakai sepeda kayuh (ontel) kini pak Imam mengendarai Yamaha Mio baru, saya diajak mampir sebentar kerumahnya, dari keterangan beliau Motor ini pemberian Ali teman yang saya ceritakan diatas.
Apa yang diakatakan Ali ketika saya tanya tentang motor itu :
“Pak Imam lebih membutuhkan motor itu dibanding saya, lagi pula saya masih punya motor yang lama” subhanallah .. ini orang berhati mulia, pikir saya.
Saya menduga-duga jangan-jangan Ali ini seorang wali Allah, meskipun saya tidak tahu apa sebenarnya yang disebut denganwali Allah itu.
Tergerak dihati ini untuk mengikuti apa yang diamalkan Ali setiap hari. Sebenarnya orang seperti Ali ini yang lebih tepat dipilih sebagai Ketua RT bukan orang seperti saya.
Ternyata seseorang bisa senang –susah, kaya-miskin itu bukan tergantung status sosial atau latar belakang pendidikan, apalagi karena keturunan, buktinya orang seperti Ali ini, pendidikan hanya SLTA , hidup sederhana tetatpi beliau merasa kaya raya.
Semoga tulisan ini bisa menambah semangat orang-orang yang rajin sholat, rajin bersedekah, bebas dari hutang dan yang ingin kaya raya …… Insya Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H