Badan Intelijen Negara (BIN) diminta oleh Komisi I DPR segera mengusutpihak-pihakyang menginginkan konflik Ambon terus berulang.
Pasalnya, pesan singkat yang berisi informasi menyesatkan kepada masyarakat di Jakarta dan kota-kota sekitarnya masih terjadi.
Kepala BIN Sutanto dalam penjelasannya menyebut pemicu bentrokan antar kelompok di Ambon beberapa waktu yang lalu murni karena kesalahan informasi dan provokasi di masyarakat terkait kematian Darfin Saimen (32), tukang ojek.
Sutanto menambahkan Darfin dipastikan tewas akibat kecelakaan lalu lintas, bukan dibunuh.
Jadi, menurut BIN, tidak ada yang menunggangi kasus itu,menurut BIN pula itu kasus yang terjadi secara spontan.
Merinding juga mendengar penuturan teman saya yang kakaknya bertugas sebagai aparat keamanan di Ambon, dia mengatakan :
“Waah di Ambon tidak seperti yang anda bayangkan, kalo rumah kakak saya siich baik-baik saja,kan dijaga ” katanya.
Tetapi ada pernyataannya yang membuat saya terkejut :
“Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri…ada ratusan orang pakai gelang tangan yang sama menyerang desa sebelah, padahal orang-orang didesa yang diserang tidak kenal orang yang menyerang .. .itu orang bayaran, itu orang-orangdirekrut dari luar daerah” tambahnya
Jika mencermati apa yang dikatakan orang yang pernah pernah melihat kejadian itu bisa jadi kasusAmbon bisakembali pecah.
Saya mengerti tugas aparat keamanan disana sangat berat, apalagi akhir-akhir ini teror kembali marak, semoga otak dari kurusuhan di Ambon segera dapat terungkap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H