Kapolri Sutarman (Foto Save HomePage)
Sudah lama tidak memberikan catatan tulisan di blog ini, kini rasanya sayang juga dilewatkan ada warna perpolitikan nasional , ada pro-kontra dengan majunya seorang yang dijagokan Jokowi, untuk menjadi Kapolri setelah Sutarman dengan masa tugasnya berakhir beberapa bulan kedepan.
Budi Gunawan nama yang diperbincangkan saat ini beliau lahir di Surakarta, Jawa Tenagah 11 Desember 1959, Konon beliau merupakan salah satu perwira intelektual terbaik dan brilian yg dimiliki Polri saat ini. Oleh karenanya karier beliau mulus karena selalu berkesempatan menduduki sejumlah jabatan penting di Kepolisaian Republik Indonesia.
Presiden Jokowi telah menunjuk beliau menjadi Kapolri, namun KPK mengumumkan yang bersangkutan sebagai tersangka 2-3 hari kemudian, ini yang membuat publik bertanya-tanya ada apa dengan presiden dan KPK..?
Jika kita amati seorang presiden tentu sebelum menunjuk seseorang menjadi calon pejabat publik apalagi seperti jabatan Kapolri tentu sudah mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk 'rekam jejak' ybs. Demikian juga dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelum menetapkan seseorang menjadi tersangka (Tsk) tentu sudah mempunyai minimal 2 (dua) alat bukti untuk menjerat ybs. Tinggal publik yang menduga-duga ada apa sebenarnya..?
Seperti pertanyaan klasik mengapa Bapak Presiden Jokowi tidak meminta catatan dari KPK sebelum menunjuk Budi Gunawan.? konon di KPK sudah ada catatan seseorang sudah di posisi mana - di lampu kuning atau merah, seperti menjelang pelantikan menteri kabinet kerja Jokowi lalu.
Sebaliknya mengapa KPK terkesan terburu-buru menetapkan Budi Gunawan sebagai Tsk.? meski kata terburu-buru ini sudah dibantah oleh KPK, dijelaskan BG sudah 'diurus' KPK beberapa tahun yang lalu artinya sudah cukup lama KPK membidik BG tapi tetap saja kesan terburu-buru tak terbantahkan karena penetapan Tsk berdekatan waktunya dengan pencalonan Kapolri.
Menurut saya Budi Gunawan menjadi korban dari 'pertarungan antara Presiden dan KPK', gimana tidak, coba saja jika anda di posisi BG, tentu anda juga tidak menolak jika dicalonkan seorang presiden untuk maju menjadi calon kapolri, ibarat pepatah lama 'Gajah bertarung planduk mati di tengah-tengah'.
Namun jika amati, jika kita telusuri kinerja KPK, tentu institusi ini satu-satunya lembaga anti korupsi jempolan saat ini, meski dengan catatan-catatan kecil menyertainya.
Tinggal saya yang terheran-heran menononton berita di media.... hehehe
Selamat pagi nitizen semua.... salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H