Seyogyanya ia merupakan manusia merdekaa yang senantiasa memiliki nyali walaupun setetes keringat, hal tersebut semata-mata hanyan untuk menegaskan bahwa ia merupakan manusia ciptaan tuhan yang merdeka dan bebas.
Selain itu, nyali yang sebelumnya tercermin oleh isi cerita terhadap karakter pengarang.
Adapun nyali yang dimaksud yakni seorang Putu Wijaya yang secara implisit menegaskan bahwa besar kepala atas sastra kanon terhadap dirinya semata-mata tidak diperuntukkan untuk kepentingan yang tidak diinginkan. Inilah yang disebut sebagai nyali, bahwasannya seseorang mampu melakukan pembatasan terhadap dirinya agar tidak berorientasi ke arah yang tidak diharapkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H