Karena masyarakat jawa sulit untuk mengucapkan lafadz tersebut, maka Sunan Kalijaga (yang dianggal sebagai pencipta pertama) mewujudkan lafadz tersebut berupa jajanan iwel-iwel. Sedangkan sebelum Gendorenan dimulai, para masyarakat yang diundang untuk mengikuti perayaan diatas, diminta untuk membacakan al-Barjanji atau Manaqib Syekh Abdul Qodir al-Jailani terlebih dahulu.
 Tujuan dari pembacaan tersebuat adalah sebagai perantara agar apa yang di harapkan oleh keluarga bayi bisa terkabulkan. Disamping itu, pembacaan tersebut adalah agar mendapatkan barokah dan syafaat dari Nabi Muhammad SAW dan Syekh Abdul Qodir. Setelah pembacaan selesai, gendurinan tersebut dibagi rata dan dibagikan kepada paa hadirin yang ikut serta atau diundang oleh tuan rumah.
Dengan perayaan-perayaan ini, diharapkan agar bayi yang baru lahir, yang masih suci batinnya, tidak mudah diganggu oleh jin dan demit yang jahat, dan dengan barokah dari Gendorenan tersebut bayi dijauhkan dari malapetaka atau bilahi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H