Mohon tunggu...
Saiful Hasan
Saiful Hasan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Pemikiran Ekonomi menurut Perspektif Islam

5 Maret 2018   21:37 Diperbarui: 7 Maret 2018   05:59 5159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam diibaratkan satu bangunan yang terdiri atas landasan tiang dan atap, dan menurut Adiwarman Azwar Karim menawarkan pengertian Ekonomi Islam sebagai Ekonomi yang dibangun diatas Nilai-nilai universal Islam. Nilai-nilai yang ia maksud adalah Tauhid (keesaan), Adl (Keadilan), Khilafah (Pemerintahan), Nubuwwah (Kenabian), dan Maad (Return).

Abu Yusuf memaparkan berbagai pemikiran Ekonominya dengan menggunakan perangkat analisis qiyas yang didahului dengan melakukan kajian yang mendalam terhadap Al-Quran, Hadist Nabi, Atsar Sahabi, serta praktik para penguasa yang shalih.

Untuk menelaah sejarah pemikiran para tokoh Ekonomi Islam M.Nejatullah Siddiqi dalam bukunya History Of Islamic Thought, dia membagi periodesasi sejarah pemikiran Ekonomi Islam kedalam tiga fase yakni,

Pertama, fase pertama ini merupakan fase awal hingga abad ke-5 H atau sekitar ada ke-11 M yang dikenal dengan fase dasar-dasar Ekonomi Islam yang dirintis ileh para fuqaha, diikuti oleh para sufi dan kemudian para filosof. Pada awal perkembangannya, pemikiran mereka berasal dari orang yang berbeda. Akan tetapi pada kemudian hari para ahli memiliki dasar pengetahuan dari ketiga disiplin tersebut. 

Dalam fase ini oleh peneliti akan menyebutnya sebagai pemikiran Ekonomi abad klasik karena fase ini merupakan fase yang paling awal dari sejarah pemikiran Ekonomi Islam dan belum ada pemikiran Ekonomi Islam sebelum masa ini.

Kedua, fase kedua ini dimulai pada abad ke-11  sampai abad ke-15 M disebut juga dengan fase yang cemerlang karena meninggalkan warisan intelektual yang sangat kaya. Hal ini tak lain karena pada masa ini wilayah kekuasan Islam yang terbentang dari Maroko dan Spanyol di Barat hingga India di Timur telah melahirkan berbagai pusat Intelektual dan tokoh yang terkenal bahkan hingga sekarang. 

Ciri khas pemikiran Ekonomi pada masa ini adalah para cendikiawan Muslim mampu menyusun suatu konsep tentang bagaimana suatu umat melaksanakan kegiatan Ekonomi yang seharusnya berlandasan Al-Quran dan Hadist. Pada fase kedua ini peneliti menyebutkan sebagai fase pertengahan" karena masa ini terletak ditengah-tengah antara fase pertama (masa klasik) dan fase ketiga (masa kontemporer).

Ketiga, fase ketiga menurut Najatullah Shidiqi dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 M yang juga menjadi pertanda fase dimana ditutupnya pintu ijtihad yang menyebabkan fase ini disebut sebagai fase stagnasi. Pada periode ini para fuqaha hanya menulis catatan-catatan dari para Imam madzhab sesuai dengan kaidah-kaidah dari masing-masing madzhab. 

Meski Nejatullah shidiqi membatasi fase i ni tada tahun 1446 hingga 1932 M namun peneliti tidak akan membatasi abad kontemporer ini hanya pada kisaran tahun 1932. Karena pasca 1930 in i justru banyak muncul pemikiran kontemporer yang memiliki pandangan yang brilian bahkan memiliki madzhab tersendiri.

DAFTAR PUSTAKA


DRS. Chamid Nur MM. 2010. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun