2. Anak belajar bersabar. Menunggu giliran tiba, terutama jika ia berada di antrian paling belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain. Yang datang lebih awal dapat giliran lebih dulu. Anak tidak merasa dirinya lebih penting, sehingga menyerobot barisan di depan.
4. Anak belajar berdisiplin. Aturan mengantri adalah diam di tempat sebelum dapat giliran.
5. Anak belajar kreatif. Waktu mengantri terkadang lama, itu bisa menjadi kesempatan untuk mencari aktifitas yang bermanfaat. Seperti membaca buku, menulis atau menggambar. Asalkan sesuai dengan keadaan dan tidak mengganggu orang lain.
6. Anak belajar bersosialisasi. Sambil menunggu antrian, bisa menyapa orang yang berada tidak jauh darinya.
7. Anak belajar tabah. Dalam hidup dia selalu mengikuti proses, tidak melegalkan cara-cara kotor untuk mendapatkan tujuan.
Semoga kita bisa kembali belajar berbaris dengan rapih dan teratur. Kemudian mengajarkan cara berbaris yang baik itu kepada anak, murid, atau adik kita. Sehingga akan muncul generasi baru yang mau mengantri. Mau menunggu. Mau menjalani proses. Tidak asal masuk, asal sampai, asal dapat apa yang dimau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H