Mohon tunggu...
saiful arif
saiful arif Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Ilmu yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dosen dan Mahasiswa Polinema membuat Mesin Pencacah Kayu untuk UMK. Gendis Jaya Kediri

14 Oktober 2024   21:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UMK Gendis Jaya merupakan usaha yang memproduksi gula merah, UMK ini dimiliki oleh Bapak Suyono yang beralamatkan di Desa Tales RT. 01, RW. 04 Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Jawa Timur. Air perasan Tebu (nira) yang digiling merupakan bahan baku utama gula merah, sedangkan ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pada proses pemasakan nira. Triplek bekas digunakan sebagai bahan bakar tambahan karena apabila menggunakan ampas tebu saja tidak mencukupi, selain itu triplek membantu proses pembakaran ampas tebu yang kurang kering.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Masalah yang dihadapi adalah pada proses pemasakan saat memasukkan triplek bekas ke tungku pembakaran masih harus menatanya terlebih dahulu ataupun harus menghancurkannya secara manual menggunakan tenaga manusia. Triplek bekas memiliki ukuran dan ketebalan yang berbeda-beda, sehingga harus dilakukan pengurangan dimensi dikarenakan tungku api pembakaran untuk proses pemasakan memiliki ukuran yang kecil. Masalah berikutnya yaitu ketika mendatangkan triplek bekas ada banyak kayu sisa pemotongan triplek yang berbentuk silindris. Kayu ini biasanya memiliki diameter rata-rata 5 cm, sehingga ketika dimasukkan pada tungku api bisa menghambat proses pembakaran karena terlalu tebal yang mengakibatkan pembakaran kurang sempurna dan menjadi arang, sehingga menyumbat di jalur pembakaran. Kayu tersebut biasanya disisihkan dan tidak digunakan sehingga akan terbuang sia-sia dan meningkatkan biaya produksi. Pemilihan bakar bakar yang kurang baik menyebabkan proses pembakaran lama, sehingga biaya produksi meningkat akibat waktu proses produksi yang lebih lama. Masalah berikutnya yaitu para pekerja belum mengunakan alat pelindung diri (APD) ketika bekerja sehingga rawan untuk terkena penyakit saluran pernafasan akibat lingkungan kerja yang polusif.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Politeknik Negeri Malang Kampus Kediri melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berupaya membantu mitra UMK Gendis Jaya. Saiful Arif selaku ketua pelaksana program merupakan dosen teknik mesin, dibantu dengan 5 dosen lain yang terdiri 4 Dosen Teknik Mesin yaitu Ahmad Dony Mutiara Bahtiar, Hiding Cahyono, Moch. Wisnu Arif Sektiono , Yulia Puspa Dewi, serta dan 1 Dosen Akuntansi Fitria Nur Hamidah. Program ini juga melibatkan 5 mahasiswa yaitu Muchamad Hanafi Putra, Muhammad farhad Asfahani, Egi Febriantama, Ariaya Slamet Afandi Sa'id, dan Muhamad Syifaul Qulub. Solusi yang ditawarkan untuk permasalahan diatas yaitu dengan membuat mesin pencacah triplek bekas dengan tenaga motor listrik, yang memiliki kapasitas 100 kg/jam serta memberikan pemahaman K3 tentang pentingnya menggunakan APD. Setelah alat selesai dibuat tim PKM melakukan kegiatan sosialisasi. Materi sosialisasi yang disampaikan meliputi detail dari komponen mesin, prosedur pengoperasian alat dan perawatan alat. Selain materi di atas, disampaikan pula materi pemahaman tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam pelaksanaannya sosialisasi yang pertama dilakukan adalah terkait dengan K3 dan pembagian masker (seperti pada gambar) yang kemudian dilanjutkan dengan workshop pengoperasian alat.

Kegiatan PKM ini dimulai dari bulan Maret 2024 yang lalu, hingga puncaknya yaitu tanggal 9 Agustus 2024, telah diselenggarakan pelatihan dengan tema "Workshop Pengoperasian  Mesin Pencacah Kayu di UMK Gendis Jaya Ngadiluwih". Seusai acara, pemilik dan pegawai yang merasakan kontribusi pada pelatihan ini, Suyono (Pemilik UMK), menuturkan bahwa kegiatan seperti ini dapat memberikan inspirasi untuk alat yang lebih mekanis. Beliau juga berharap agar kegiatan seperti ini lebih di intensifkan lagi agar masyarakat lebih modern dan aman dalam pengolahan. (Saiful Arif)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun