"Maria hanya men-share bagian depan saja jadi kupikir isinya sama dengan yang di grup," jawab Nadia menjelaskan.
Nicolas makin tak sabar mendengar penjelasan Nadia dan responnya terhadap undangan dari Maria yang dikirim japri. Ia sudah mengatur rencana bersama Maria untuk mengirim undangan japri kepada Nadia.
"Boleh liat nggak?" tanya Nicolas memelas.
"Mmmm ... masih ada nggak ya. Khawatir sudah kuhapus," jawab Nadia menggantung.
Nicolas menjadi was-was mendengar jawaban Nadia. Strategi apa yang harus ia lakukan jika undangan tersebut sudah terhapus. Ia sangat ingin membahas undangan spesial itu.
Di sisi lain Nadia tidak ingin membicarakan undangan spesial dari Maria. Di mana undangan tersebut dtujukan untuk Nadia dan Nicolas. Ia bertekad sedikit demi sedikit menjauhi Nicolas sebelum cinta bersemi. Menurutnya, lebih baik berteman saja sebelum terlanjur mencintai. Hatinya tak menampik bahwa ia menyukai Nicolas. Ia pun mengetahui Nicolas memberikan perhatian lebih kepadanya. Mengapa ia berusaha biasa saja menanggapi Nicolas, karena baginya, fokus kuliah lebih baik ketimbang memberi peluang tumbuhnya benih cinta yang tak jelas ujungnya. Dirinya tak mungkin menikah dengan Nicolas karena mereka beda agama. Ia seorang muslimah sedangkan Nicolas beragama Kristen.
"Bagaimana, Nadia, apakah ketemu?" tanya Nicolas penasaran.
"Ini ada." Nadia menyodorkan layar gawainya kepada Nicolas di mana terlihat undangan spesial untuk mereka.
"Wow! Aku sudah menduga Maria akan mengundang kita berdua." Nicolas terlihat senang tak terkira.
"Nanti saat acara wedding-nya, aku jemput Kamu, ya!" ucap Nicolas menawarkan.
"Nggak perlu Niko. Acaranya kan di gereja dekat rumahmu. So, aku ke kampus aja dulu agar bareng teman-teman." Nadia terus berusaha membuat jarak dengan Nicolas yang memiliki nama panggilan Niko.