Kemalikussalehan bukan sekadar nama atau simbol, melainkan nilai-nilai yang mencerminkan kebijaksanaan, kepemimpinan, dan visi Sultan Malikussaleh sebagai pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Nilai-nilai ini dapat dirangkum menjadi lima pilar utama yang relevan dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan. Berikut adalah lima pilar tersebut, yang tidak hanya menjadi warisan sejarah, tetapi juga pedoman kehidupan modern:
 1. **Keimanan dan Spiritualitas**
Pilar pertama dari Kemalikussalehan adalah keimanan yang kokoh. Sultan Malikussaleh dikenal sebagai pemimpin yang menjadikan agama sebagai landasan moral dalam setiap aspek kehidupan. Di bawah kepemimpinannya, agama tidak hanya dipraktikkan sebagai ritual, tetapi juga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan.
Keimanan ini menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, dan rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Di masa modern, pilar ini mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi etika dalam interaksi sosial, politik, maupun ekonomi. Lembaga pendidikan seperti Universitas Malikussaleh dapat menjadi agen utama dalam menyemai nilai-nilai spiritual ini melalui kurikulum berbasis pendidikan karakter dan agama.
 2. **Ilmu Pengetahuan dan Intelektualitas**
Samudera Pasai, di bawah kepemimpinan Sultan Malikussaleh, menjadi pusat pembelajaran yang dihormati di Asia Tenggara. Tradisi intelektual ini menjadi salah satu kekuatan yang membawa Samudera Pasai ke puncak kejayaannya.Â
Kemalikussalehan mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci untuk memberdayakan individu dan masyarakat. Pendidikan menjadi pilar yang memungkinkan masyarakat untuk berpikir kritis, menciptakan inovasi, dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Dalam konteks modern, lembaga seperti Universitas Malikussaleh memiliki tanggung jawab besar untuk melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat luas.Â
Program-program penelitian, kolaborasi antar bidang, dan pengembangan teknologi berbasis kebutuhan lokal adalah langkah konkret yang dapat diambil untuk melanjutkan tradisi intelektual ini. Kemajuan ilmu pengetahuan harus selalu diiringi dengan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan.
 3. **Keadilan dan Kepemimpinan**
Pilar ketiga, keadilan, adalah inti dari pemerintahan Sultan Malikussaleh. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan adil, yang selalu mengutamakan kepentingan rakyatnya di atas segalanya. Prinsip keadilan ini tercermin dalam pengelolaan sumber daya, distribusi kekayaan, dan pengambilan keputusan yang berpihak pada kemaslahatan bersama.
Dalam konteks masa kini, pilar ini menuntut para pemimpin, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk mengedepankan nilai-nilai integritas, transparansi, dan keberpihakan kepada rakyat. Kepemimpinan yang berlandaskan nilai keadilan tidak hanya menciptakan stabilitas sosial, tetapi juga membangun kepercayaan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat.Â
Universitas Malikussaleh, sebagai institusi pendidikan, juga dapat memainkan peran penting dalam mencetak pemimpin masa depan yang memiliki integritas dan kepekaan sosial yang tinggi. Pendidikan kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat dapat menjadi jalan untuk melahirkan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan global tanpa melupakan akar budaya dan nilai-nilai lokal.
 4. **Kemandirian Ekonomi**
Samudera Pasai adalah bukti nyata bahwa kemandirian ekonomi dapat menjadi fondasi bagi kejayaan suatu peradaban. Sebagai pusat perdagangan yang makmur, kerajaan ini mampu memanfaatkan letaknya yang strategis untuk mengembangkan perekonomian yang tangguh dan inklusif.
Kemalikussalehan mengajarkan pentingnya membangun ekonomi yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal. Dalam konteks modern, kemandirian ekonomi dapat diwujudkan melalui pengembangan sektor-sektor strategis seperti pertanian, perikanan, dan industri kreatif. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu berkolaborasi untuk mendorong inovasi, kewirausahaan, dan investasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Generasi muda, sebagai agen perubahan, harus didorong untuk menjadi pelaku utama dalam membangun kemandirian ekonomi. Dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan, mereka dapat menciptakan solusi yang inovatif untuk meningkatkan daya saing ekonomi lokal di pasar global.
 5. **Pelestarian Budaya dan Lingkungan**
Pilar terakhir adalah pelestarian budaya dan lingkungan, yang menjadi cerminan dari harmoni antara manusia dan alam di masa pemerintahan Sultan Malikussaleh. Budaya lokal yang kaya, seperti seni, bahasa, dan tradisi, merupakan identitas yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Namun, pelestarian budaya tidak hanya tentang menjaga warisan masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Seni dan budaya lokal dapat dikembangkan menjadi aset ekonomi kreatif yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Sementara itu, pelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab kolektif dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan degradasi ekosistem.
Kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan, pendidikan tentang keberlanjutan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian alam adalah langkah konkret untuk mewujudkan pilar ini. Universitas Malikussaleh, melalui penelitian dan pengabdian masyarakat, dapat menjadi pelopor dalam upaya pelestarian budaya dan lingkungan di Aceh Utara.
 Penutup: Menyatukan Lima Pilar untuk Masa Depan
Lima pilar Kemalikussalehan adalah landasan yang kokoh untuk membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, kita tidak hanya menjaga warisan Sultan Malikussaleh, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Sebagai masyarakat Aceh, kita memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan spirit Kemalikussalehan. Melalui kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan, lima pilar ini dapat menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan zaman tanpa melupakan akar budaya kita. Dengan semangat ini, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai Kemalikussalehan akan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H