Mohon tunggu...
Saifuddin Zuhri
Saifuddin Zuhri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Desa dalam Menghadapi Bencana

18 Juli 2024   21:25 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riset Grup (RG) Habitus Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan  pengabdian kepada masyarakat bertajuk "Pelatihan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Desa dalam Menghadapi Bencana" pada Selasa (28/05/2024). Acara ini dilaksankan  di Kantor Desa Doyong, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen sebagai narasumber sosialisasi. Adapun audiens sosialisasi ini yaitu ketua RT, Linmas, Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Kepala Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS, Yosafat Hermawan Trinugraha, S.Sos., M.A., Ph.D. menjelaskan pengabdian masyarakat terkait mitigasi bencana alam menjadi suatu hal yang pokok dalam rangka Masyarakat dapat mengenal potensi bencana  di desanya.

Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan wawasan dan keterampilan terkait kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat desa. Kepala Desa Doyong, Anindita Widi Setyaningtyas, S.I.Kom., dalam sambutannya menekankan pentingnya peran ketua RT, BPD, dan Linmas dalam upaya ini. "Kehadiran Ketua RT, BPD, dan Linmas di sini sangat penting karena bapak dan ibu sekalian merupakan ujung tombak pemerintahan Desa Doyong. Bapak ibu sekalian adalah orang yang pertama kali dicari oleh warga jika ada masalah," ujar Anindita.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi sosialisasi oleh BPBD Kabupaten Sragen. Materi yang disampaikan meliputi penjelasan mengenai jenis-jenis bencana, potensi bencana yang ada di Desa Doyong, kajian risiko bencana, serta langkah-langkah mitigasi bencana. Pemaparan berlangsung selama kurang lebih dua jam dan disampaikan secara komprehensif, sehingga peserta dapat memahami dengan baik informasi yang diberikan.

Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) yang dipimpin oleh Dr. Danang Purwanto. Dalam FGD ini, peserta diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman serta pandangan mengenai kesiapsiagaan bencana. Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam potensi, tantangan, dan kebutuhan masyarakat desa dalam menghadapi bencana.

Menurut BPBD Kabupaten Sragen, kawasan Kecamatan Miri, termasuk Desa Doyong, relatif memiliki risiko bencana yang beragam. Berdasarkan kajian risiko bencana, wilayah ini dikategorikan memiliki risiko banjir sedang, cuaca ekstrem tinggi, kebakaran hutan sedang, kekeringan tinggi, dan tanah longsor sedang. Meskipun risiko bencana di Desa Doyong tergolong rendah, terdapat tujuh potensi bencana yang mungkin dapat terjadi, yaitu banjir, cuaca ekstrem (angin kencang), epidemi/wabah penyakit, gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, dan tanah longsor.

Dalam upaya mengatasi bencana alam, diperlukan kerjasama antara berbagai elemen pentahelix, yaitu akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media. Ketua Pelaksana RG Habitus Pendidikan Sosiologi Antropologi, Dr. Danang Purwanto, S.Sos., M.Si., menjelaskan pentingnya kolaborasi ini. "Jika ada kejadian bencana di desa, maka pemerintah desa perlu bekerja sama dengan BPBD, Dinas Sosial, dan Pemadam Kebakaran untuk mengatasi dan menangani hal tersebut," kata Dr. Danang. Beliau juga menambahkan bahwa dengan adanya surat edaran kepada Camat tentang Pembentukan Relawan di Desa, yang berlandaskan pada Permen Desa No 7 Tahun 2023, desa dapat membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dengan mengalokasikan anggaran dari APBDes.

Program ini mengedepankan pendekatan partisipatif dengan masyarakat untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal. Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi aktor aktif dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Hal ini penting untuk memastikan bahwa strategi yang dikembangkan dapat diimplementasikan dengan efektif dan sesuai dengan konteks lokal.

Ketua Pelaksana RG Habitus Pendidikan Sosiologi Antropologi, Dr. Danang Purwanto, menjelaskan bahwa "Jika ada kejadian bencana di desa, maka pemerintah desa perlu bekerja sama dengan BPBD, Dinas Sosial, dan Pemadam Kebakaran untuk mengatasi dan menangani hal tersebut". Beliau juga menambahkan bahwa dengan adanya surat edaran kepada Camat tentang Pembentukan Relawan di Desa dengan berlandaskan pada Permen Desa No 7 Tahun 2023 maka desa dapat membentuk FPRB mengalokasikan dari APBDes.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari bencana alam yang mungkin terjadi di Desa Doyong, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membangun budaya kesiapsiagaan bencana di kalangan masyarakat desa, sehingga mereka dapat merespons dengan cepat dan tepat ketika bencana terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun