Mohon tunggu...
Saifuddin Aman
Saifuddin Aman Mohon Tunggu... Editor - Saifuddin Aman, lahir di Demak Jateng 4/11/1962. Bekerja sebagai direktur Utama Penerbit Ruhama Tangerang Banten. Banyak menulis buku-buku agama dan motivasi. Pemerhati sosial, budaya dan pendidikan. Dan sekarang memberikan pelatihan BASHIRAH TEKNOLOGI PEMBERDAYAAN DIRI, yaitu sebuah teknik masuk ke dunia metafisik, healing, akses menuju harapan, kekuatan diri dan peningkatan spiritualtas.

Saifuddin Aman, lahir di Demak Jateng 4/11/1962. Bekerja sebagai direktur Utama Penerbit Ruhama Tangerang Banten. Banyak menulis buku-buku agama dan motivasi. Pemerhati sosial, budaya dan pendidikan. Dan sekarang memberikan pelatihan BASHIRAH TEKNOLOGI PEMBERDAYAAN DIRI, yaitu sebuah teknik masuk ke dunia metafisik, healing, akses menuju harapan, kekuatan diri dan peningkatan spiritualtas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Himbauan untuk Seluruh Komponen Bangsa

1 April 2020   11:10 Diperbarui: 1 April 2020   11:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda semua memang hebat, pandai beropini dan pandai membuat teori. Anda juga mungkin punya dalil yang tak kalah validnya. Tapi tolong gunakan hati nurani, tolong gunakan rasa. Rakyat hanya melihat apa yang kalian lakukan, bukan apa yang kalian omongkan. Rakyat hanya ingin dimanusiakan, perlu pertolongan bukan lolongan. Ketika pemerintah sudah menetapkan sebuah kebijakan kemanusiaan yang tentu melalui proses mendengarkan semua pendapat dan mempertimbangkan banyak faktor, maka keputusan pemerintah adalah final. Pemerintah harus melaksanakan hasil ijtihad sekalipun tidak sama dengan ijtihad kalian.

Semua perbedaan pendapat dan perbebatan teori harus ditutup ketika  sudah ada keputusan pemerintah. Stop... jangan teruskan teori dan gagasan kalian yang justru mengacaukan langkah kebersamaan rakyat. Pendapat Anda mungkin bagus, tetapi ketika sudah diputuskan, Anda harus mengikuti keputusan. Atau bisa jadi pendapat dan teori Anda itu abal-abal maka diabaikan. Kalau tidak bisa mengikuti keputusan pemerintah, ya jalanakan sendiri keputusan Anda untuk diri Anda sendiri.  Daripada panjenengan ngrecoki, tidak punya empati, tidak berbuat dan tidak mau mendukung, mending diam dan diam kalian insya-Allah menjadi ibadah.

Disebutkan dalam Kaidah Fikih sebagai berikut:

Keputusan pemerintah (hakim) menghilangkan perbedaan.

Artinya, kalau kemarin begitu heboh ada banyak perbedaan pendapat tentang penanggulangan Covid-19, ada usulan ini dan usulan itu, dan sekarang sudah diputuskan pemerintah, maka perbedaan itu sudah kelar dan perdebatan selesai. Keputusan pemerintah wajib dilaksanakan, sebagaimana kadiah fikih:

Instruksi Pemerintah bila sesuai dengan situasi dan kondisi berdasarkan ijtihad wajib dilaksanakan.

Sesungguhnya ketentuan hukum yang ditetapkan berdasarkan ijtihad, bila diterapkan oleh pemerintah, maka perintahnya wajib dilaksanakan.

Akhirnya kepada semua komponen bangsa, siapapun kita dan apapun posisi kita, kita wajib mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah. Ketika kita bisa bersama-sama satu suara dan satu langkah bersama pemerintah MELAWAN COVID-19, maka langkah dan suara kita akan menjadi kekuatan dahsyat, mudah-mudahan bulan Ramadhan kita bisa berktivitas normal kembali.

Jakarta, 1 April 2020, Salam Sehat Saifuddin Aman, www.masjidalihsan.or.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun