Tidak saja alamnya, juga kuliner yang berbagai aneka ragam. Meski terkenal dengan surge nya wisata akan tetapi masih ada kendala utama untuk menggaet wisatawan muslim luar negeri ke Tanah Air.
Pada satu kesempatan Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut persoalan sertifikasi halal menjadi masalah yang harus diatasi, di mana hal tersebut dipicu oleh masih banyaknya tempat makan yang belum memiliki sertifikasi halal, bisa di karenakan mahalnya untuk membuat sertifikasi halal ataupun kendala lain nya
Perihal sertifikasi halal jadi salah satu lemahnya kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin menikmati wisata halal. Padahal mereka butuh yang namanya sertifikasi halal. Hal ini tentu saja jadi pekerjaan rumah bagi kita untuk terus mensosialisasikannya
Secara sederhananya di pakai rumus 4P. Kita produk yang bagus, kita punya price yang bagus, tapi kita tidak pandai di sektor promotion. Kita tidak pandai mempromosikan, termasuk wisata halal, dan Kemenpar sudah menetapkan lebih dari10 destinasi halal.
Hingga saat ini pemerintah terus mengembangkan wisata halal. Tercatat ada tiga provinsi yang menjadi rujukan  dikembangkan dan menjadi prioritas contoh untuk destinasi wisata halal indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh.
Dari tiga provinsi yang telah dikembangkan itu, yang modalnya terbaik dan hasilnya sudah terlihat adalah NTB, Lombok. dengan growth-nya 50% dan occupany total sudah mencapai 80% di sana dan sekarang menjadi primer destinasi untuk wisata halal
Berdasarkan riset Global Muslim Travel Index (GMTI) Mastercard-CrescentRating 2019, Indonesia naik satu peringkat menempati posisi pertama sebagai tujuan wisata utama untuk pasar wisata muslim, bersama dengan negeri tetangga  Malaysia dan yang nilainya mencapai USD 220 miliar pada 2020.Hasil studi itu menunjukkan kesuksesan Indonesia yang telah berhasil meningkatkan posisinya selama beberapa  tahun berturut-turut.
Saiffudin Achmad
Mahasiswa program pascasarjana Ilmu Agama Islam Konsentrasi ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H