Dr, Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya yang berjudul "Insaniyah Muhammad", menjelaskan:
"Hati Muhammad Saw selalu terbuka bagi semua orang; para sahabatnya, dan para musuhnya".
Suatu hari ada seorang lelaki dari sebuah kampung datang ke Madinah, tempat tinggal Nabi Muhammad Saw. Di pergi ke Madinah tujuannya hanya untuk menemui Nabi. Padahal dia belum pernah bertemu atau melihat wajahnya Nabi. Dia hanya mendengar nama Muhammad bin Abdullah, nama yang begitu popular dan menjadi perbincangan publik.
Namun, lelaki tersebut lebih sering mendengar berita yang negatif atau buruk, seakan tak ada yang positif atau baik tentang pribadi Nabi. Bahkan ia mendengar berita dari orang bahwa Muhammad adalah orang yang menghina tuhan-tuhan kabilah quraisy dan kabilah-kabilah lain. Kabar buruk dan hoaks dia terima begitu saja sebagai kebenaran.
Jiwa dan hatinya sangat membara, ingin saja segera menemui Nabi, sehingga ia berangkat dengan membawa pedangnya yang sudah ia asah beberapa kali. Ia bersumpah akan menghabisi Muhammad, orang yang sangat dibencinya karena telah merusak tatanan kehidupan yang mapan dan berakar ditengah masyarakat.
Akhirnya dia tiba di kota Madinah, dia segera mencari orang yang bernama Muhammad bin Abdullah dengan bertanya kepada orang-orang yang ditemui. Manakala dia bertemu dengan orang yang bernama Muhammad itu, darahnya seketika menaik dan kata-kata kasar keluar dari mulutnya. Intinya dia sedang menyimpan kemarahan yang luar biasa.
Nabi Muhammad Saw mendengar dan melihat orang itu, namun beliau tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Beliau malah menyambutnya dengan santun dan senyum, dan senyum Nabi yang menghiasai wajah tampannya ternyata malah mengembuskannya getaran cahaya, dan cahaya tersebut menerobos ke jantung si lelaki tadi.
Senyuman itu meluluhkan hati lelaki yang keras, sehingga kemudian lelaki tersebut galau dan berubah. Ucapnya dalam hati "Betapa anehnya orang ini, berbeda dengan info yang aku terima. Dia begitu baik, santun, dan begitu murah senyum". Hatinya yang panas membara berubah menjadi kelembutan. Amarahnya berubah menjadi cinta. Lalu dia menjatuhkan tubuhnya di kaki Nabi, lalu memeluk beliau sambil menangis tersedu-sedu.
Ketika dia sudah tenang dari tangisnya, dia berkata:
"Wahai Muhammad, demi Tuhan aku berusaha menemuimu. Saat itu tidak ada orang di muka bumi ini yang aku benci kecuali engkau. Tetapi kini berubah terbalik. Tidak ada orang yang paling aku cintai kecuali engkau".
Ada apa dengan Nabi Muhammad Saw, sehingga beliau begitu mudah membalikkan perilaku orang itu, dari sangat membenci menjadi cinta menggelora?