SYI'IR TANPO WATON (Puisi Tanpa Asal)
( Kumohon ampun kepada Allah, Tuhan Sekalian Mahluk
Kumohon ampun atas segala kesalahan
Tuhanku, tumbuhkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat
Tolonglah aku untuk beramal kebaikan )
(Wahai Utusan Allah, semoga keselamatan tetap atasmu
Wahai yang luhur budinya dan tinggi derajatnya
Rasa cintaku padamu duhai nabi pemimpin sekalian alam
Wahai ahlinya kedermawanan dan kemurahan hati)
Aku memulai menembangkan syair ini
dengan memuji kepada Allah
yang memberi rahmat dan kenikmatan
siang dan malam tanpa perhitungan..
Wahai para teman,, pria dan wanita..
belajar agama jangan syariatnya saja
hanya pandai bicara, menulis, dan membaca
karena esok hari akan kita temui kesengsaraan..
Banyak yang hafal Al-Qur'an dan Hadist
senang mengkafirkan orang lain
"kafirnya" sendiri tidak disadari
jika masih kotor hati dan akalnya..
Mudah terbujuk nafsu angkara
dalam hiasan gemerlap dunia
iri dan dengki atas keberhasilan orang lain
maka hatinya gelap dan nista..
Ayo saudara jangan melupakan
wajib belajar lengkap dengan aturannya
untuk mempertebal iman dan tauhid
kebaikan bekal untuk kemulyaan menyongsong kematian..
Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya
karena telah lengkap ilmunya
menjalankan tharekat dan mencapai makrifat
juga hakikat yang meresap dalam jiwa..
Al-Qur'an Qodim, wahyu yang mulia
tanpa tertulis bisa dibaca dan diketahui kebenarannya
itulah petuah guru yang mumpuni
ditancapkan ke dalam dada..
Menempel dalam hati dan pikiran
merasuk ke dalam badan dan jiwa
mukjizat Rasulullah jadi pedoman
sebagai sarana dan jalan masuknya iman..
Kepada Allah Yang Maha Suci
harus mendekatkan diri siang dan malam
diusahakan sungguh-sungguh secara ihlas
dzikir dan suluk jangan sampai lupa..
Hidup akan tentram dan merasa aman
pikiran yang jernih tanda beriman
sabar menerima meski hidupnya pas-pasan
karena semua adalah takdir dari Tuhan...
Terhadap teman, saudara, dan tetangga
yang rukun jangan bertengkar
itu ajaran Rasulullah yang mulia
nabi Muhammad panutan kita..
Ayo jalani semuanya
Allah yang akan mengangkat derajat kita
walaupun rendah tampilan dhohirnya
namun mulia tempat dan derajatnya di sisi Allah..
Ketika ajal telah datang di akhir hayat
tidak tersesat roh dan sukmanya
dirindukan Allah, dan disiapkan tempat di surga
utuh jasad bahkan kain kafannya..
( nb : mohon maaf bila terjemahan ini agak kacau, karena Syair Tanpo Waton yang asli dalam bahasa Jawa, dan para Gusdurian sering menyanyikannya hingga mirip hymne )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H