Mohon tunggu...
Said Tieo
Said Tieo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa komunikasi dan Penyiaran islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Motivasi atau Mental Pengemis? Dampak Kedermawanan Konten Kreator

8 Juni 2024   16:40 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konten kreator yang melahirkan motivasi dan mental pengemis 

Siapa yang tidak mengenal konten kreator di era digital? Mereka adalah individu atau sekelompok orang yang menghasilkan dan membagikan berbagai bentuk konten melalui platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, blog, dan media sosial lainnya. Mulai dari video, foto, artikel, podcast, hingga berbagai bentuk media lainnya, konten kreator sering kali menjadi sumber informasi, hiburan, dan inspirasi bagi banyak orang.

Dalam era digital saat ini, banyak konten kreator menggunakan platform media sosial untuk berbagi kedermawanan mereka. Dari memberikan uang tunai kepada orang yang membutuhkan hingga menyediakan bantuan dalam bentuk barang maupun jasa, tindakan dermawan ini sering kali didokumentasikan dan dibagikan kepada jutaan pengikut mereka. Namun, apakah tindakan ini memotivasi masyarakat untuk berbuat baik dan mandiri, atau malah membentuk mental pengemis ang yang bergantung pada bantuan instan?


Dampak Positif Kedermawanan Konten Kreator


Konten kreator dermawan dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Melalui tindakan mereka, mereka menunjukkan bahwa masih ada kebaikan di dunia dan setiap orang memiliki kekuatan untuk membuat perubahan positif, tidak peduli seberapa kecil. Kisah-kisah ini dapat memotivasi penonton untuk melakukan tindakan baik dalam kehidupan mereka sendiri, mendorong semangat kedermawanan dan kepedulian sosial. Selain itu, bantuan yang diberikan sering kali dapat memberikan dampak nyata dan positif bagi penerima, membantu mereka melewati masa-masa sulit dan memberikan harapan baru.


Willie Salim adalah contoh nyata dari konten kreator dermawan yang telah menginspirasi banyak orang melalui aksinya. Dalam video-videonya, konten kreator ini sering kali terlihat memberikan bantuan kepada orang-orang yang kurang beruntung. Pada tahun 2023, Willie Salim pernah membantu seorang penjual bakso keliling yang tengah mengalami kesulitan dengan memborong usahanya. Tindakan ini tidak hanya memberikan bantuan finansial secara instan, tetapi juga memberdayakan penerima bantuan untuk menjadi lebih mandiri.


Dengan membagikan kisah-kisah inspiratif ini kepada jutaan pengikutnya, para konten kreator berhasil menunjukkan bahwa satu tindakan kecil dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang. Penonton yang melihat video-video tersebut mungkin terdorong untuk melakukan hal serupa dalam lingkungan mereka sendiri, menciptakan efek kebaikan di masyarakat. Dengan demikian, kedermawanan yang dipraktikkan dan didokumentasikan oleh konten kreator tidak hanya memberikan dampak positif secara langsung kepada penerima, tetapi juga memotivasi banyak orang untuk berbuat baik dan membantu sesama


Sisi Gelap Kedermawanan yang Dipublikasikan


Namun, ada sisi gelap dari fenomena ini. Ada kekhawatiran bahwa kedermawanan yang dipublikasikan secara luas dapat menciptakan mental pengemis di masyarakat. Alih-alih mendorong orang untuk bekerja keras dan menemukan solusi jangka panjang untuk masalah mereka, bantuan instan yang diberikan oleh konten kreator dapat membuat orang bergantung pada kedermawanan orang lain. Terlebih lagi, penerima bantuan mungkin merasa terdorong untuk memamerkan kesulitan mereka secara berlebihan untuk mendapatkan perhatian dan bantuan dari para konten kreator tersebut.


Kekhawatiran ini dapat dilihat ketika orang-orang mulai mencari bantuan dengan harapan mendapatkan bantuan yang sama. Pada 22 April 2024, Willie Salim pernah didatangi seorang remaja dari Banyuwangi yang meminta HP serta tidak mau disekolahkan. Hal serupa dialami oleh Deddy Corbuzier yang menerima DM dari netizen. Alih-alih berusaha memperbaiki kondisi mereka sendiri, mereka mungkin lebih memilih untuk berharap pada kemurahan hati konten kreator. Hal ini dapat mengurangi motivasi mereka untuk bekerja keras dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan untuk masalah mereka.
Dengan demikian, sementara aksi kedermawanan yang dipublikasikan dapat membawa dampak positif, penting untuk menyadari dan mengelola potensi dampak negatifnya. Konten kreator perlu memikirkan cara untuk memastikan bahwa tindakan mereka memberdayakan penerima bantuan untuk menjadi lebih mandiri dan tidak menciptakan ketergantungan. Masyarakat juga harus didorong untuk berpartisipasi aktif dalam solusi jangka panjang daripada hanya mengandalkan bantuan instan

Apakah Mental Pengemis Akan Berkelanjutan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun