L
Wanita itu menjemput pagi, menghirup udara bersih perlahan sekali
Satu dua helaan dihembuskan, dan anganan berhamburan
Tentang kedukaan yang berdesakan, kesibukan yang menyesakkan
Dan harapan yang menyeruak. Â Ketiganya menari bersama dan dihentikannya
Penari yoga itu berfokus mengosongkan pikiran
Keheningan adalah kekayaan, dan berkuasa atas diri sendiri adalah nikmat hakiki
Berputar perlahan, dan memutarkan sakit menjadi obat
Mengangkat kaki tinggi-tinggi, tergantung harapan pada langit-langit
Adalah kebanggaan diri, meskipun terasa sulit
Terus menari, menghirup nafas dan melepaskan
Dan sinar Mentari, terasa bernas dan menyegarkan
Penari yoga itu memulai hidup dengan sempurna
**
Penari yoga itu mengemas diri dan bergegas pergi
Seperti tariannya, ia melangkah anggun sempurna
dia mematri hari-hari seperti menari, berkelok namun indah
kesibukan yang tak henti, dimaknai dengan cerah
kadang, hanya diperlukan penerimaan, untuk segala hal yang bertolakan
seperti tarian yang melenturkan!
Dan menari dengan senyuman adalah suatu ketinggian
Puncak dari kebahagiaan
Dan penari itu, begitu mengisi hari selalu
**
Penari yoga itu memandang malam dan bulan sendirian
Ada keheningan juga keindahan
Dia bertanya tentang hari yang terlewati
Telah dimulai dengan menari; dan mengelola hari seperti menari
Adakah malam ini akan menari?
Dan dia membiarkan hatinya bergoyang ke kanan kiri
Dan bertumpu pada seseorang yang dihati:
Yang terjauh adalah hati, bersebelahan namun tak saling menyapa
Yang terdekat juga hati, kau disana namun dekat pelupuk mata
Penari itu memejamkan mata: membiarkan mimpi menarikan lelaki pujaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H