Disitu tetap dua potensi: (i) peluang dan (ii) risiko untuk peluang tersebut. Â Biaya penyelenggaraan teknologi kemungkinan sekali sangat mahal, karena menyangkut aspek kenyamanan dan keamanan. Â
Dari sini, bank kecil, akan kesulitan menyelenggarakannya. Â Ada potensi merger dari bank kecil, dan atau ada suntikan dana dari pihak luar, dengan kata lain, akuisisi dari bisnis bukan bank, katakanlah pelaku e-commerse/market place. Â
Apakah bank tersebut akan besar? Apakah bank tersebut dapat memanfaatkan 'big data' dari e-commerse tersebut?.  Tampaknya secara  matematis, masih perlu beberapa langkah; namun secara angan-angan, issue, sudah berlari berpuluh-puluh Langkah. Â
Sebagai ilustrasi, ada sebuah bank, dibeli oleh kelompok otomotif. Walau kelompok otomotif tersebut sangat kuat/besar, namun bank, tampaknya tidak terlalu ramai, merugi dan lalu dijual. Â
Jika bank diibaratkan kapal, maka bank digital adalah muatan kapal. Kemampuan menyebrangi lautan ditentukan oleh kapal dan nakhodanya; sedangkan keselamatan barang di kapal, adalah bagaimana bank meletakkan barang2x tersebut secara baik/tepat.Â
Terakhir, tulisan ini hanya dari sudut pandang yang kasar/jauh, keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab mandiri dari investor. Â [telah diterbitkan pada jejakonline.com, sekitar awal maret]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H