Anda perhatikan lingkungan sekitar, hampir semua diotomatisasi, menggantikan peran manusia. Â Parkir, penjagaan/keamanan, layanan, dan banyak lainnya. Â Hasil otomatisasi ini dianggap lebih akurat, lebih 'ramah' dan memuaskan. Â Dengan demikian peran manusia menjadi tergantikan. Â Suka tidak suka, telah terjadi pergeseran peran faktor produksi, walau tidak bisa dihilangkan. Â Anda sedih dan khawatir? Jangan lakukan. Â Mari kita simak berikut ini
Jangankan pekerjaan sederhana, menerbangkan pesawat pun ada menu Auto pilot. Â Namun, tidak serta pilot tidak dibutuhkan. Â Pada beberapa bagian pekerjaan, itu menjadi kombinasi. Â Merakit mobil, dilakukan robot yang disiplin, tetapi desainnya masihlah manusia. Â Size, kinerja, keputusan masih dilakukan oleh Insinyur. Â Berkenaan dengan keamanan, analisis sebelum selama dan setelahnya tetap dilakukan oleh manusia. Â Teller, telah digantikan dengan ATM (mesin) dan kita merasa lebih nyaman, lebih tenang, namun beberapa hal penting masih manusia. Â Verifikasi dua langkah telah dilakukan oleh 'mesin', namun verifikasi seutuhnya akan disempurnakan oleh manusia
Ilustrasi di atas menunjukkan makin tergeser peran manusia dalam sistim produksi. Jika anda, berada dalam bisnis, dimana ada sistim produksi, maka percayalah, penerapan teknologi (digitalisasi) akan memberi keunggulan.  Bagaimana jika digitalisasi penuh?.  Nah itu tidak mungkin.  Jadi tenaga kerja manusia tetap dibutuhkan.  Seperti apa?.  Hal-hal yang tidak dapat direplikasi, ditiru oleh mesin, menjadi kontribusi dari  manusia. Ide, kreativitas, adalah contohnya adalah hal yang akan selalu hadir.  Karena itu, penting sekali, sejak muda, untuk selalu berlatih ide dan kreativitas.Â
Dengan demikian anak muda harus memiliki dua konsep: konsep lurus (mekanik) dan konsep lekuk (kreativitas). Â Konsep mekanik, adalah logika teratur, selalu logis (5w+1h) dimana hal ini setara dengan logika robot (digitalisasi). Â Konsep ini akan memberi arahan awal, tentang tindakan benar-salah; baik-buruk; sehingga hasil yang diperoleh dapat distandarisasi. Â Konsep lekuk, tidak dapat dilakukan oleh robot, dan selain itu memiliki keindahan. Â Konsep ini akan melahirkan hal-hal baru, tidak terduga, penyelamatan (problema solver) dimana pada dasarnya akan memandu hal-hal yang mekanik
Jika kedua hal itu dipelajari oleh bossque, maka jangan khawatir akan kehilangan lapangan kerja. Â Kedua hal diatas, jika disatukan akan menjadikan anda seorang yang 'canggih' dimana dalam situasi saat ini justru akan melipatkan kemampuan anda dalam mengelola perusahaan. Anda dapat memanfaatkan situasi, sehingga lebih unggul
Sebagai penguat pentingnya konsep lekuk, coba perhatikan tubuh anda.  Ciptaan Tuhan yang asli ini, sangat lentur, menarik dan penuh fungsi.  Kehilangan kelenturan maka akan membuat fungsinya berkurang.  Nah itu dapat menjadi isyarat, anda harus lentur, bisa  beradaptasi, mampu berkreativitas, memanfaatkan perubahan teknologi ini, 'menungganginya' bukan dipercundangi.  Kelenturan anda menghadapi perubahan lingkungan, akan menyelamatkan karier/bisnis anda.  Yang tidak dapat beradaptasi, maka akan hancur.Â
Namun, ada sebagian dari tubuh tersebut yang bersifat mekanik/kaku, yakni (tulang) berfungsi menyangga tubuh itu sendiri. Â Jika tulang tidak kuat, maka tubuh akan runtuh. Â Maknanya, anda harus melengkapi dengan pendidikan memadai, memiliki dasar logika yang kuat, sehingga anda dapat kokoh berpendapat, mengambil kesimpulan dan melakukan tindakan secara benar dan terpuji.
Dengan demikian bossqu harus banyak belajar di era 5.0 ini. Â Bosquu harus memiliki ketrampilan standar, dan selain itu kreativitas juga. Â Selalulah tingkatkan ketrampilan, juga kreatifitas. Â Satu hal lagi yang diberikan oleh robot adalah layanan tanpa komplain atau mengeluh. Â Jadi bosquu harus memiliki karater melayani dengan hati, agar tidak kalah dengan robot, dan secara fleksibilitas jadi menarik. Â Saran untuk pemerintah, adalah digitalisasi, karena digitalisasi akan memberikan layanan standar, akurat tanpa keluh. Â Nah untuk insani, di belakangnya, tentunya harus lebih baik dari sistimnya. Â Anda tidak begitu......? Siap-siap diserbu netizen.
Hhhmm.... Saatnya anda memulai lebih awal, belajar lebih banyak untuk bisnis yang lebih baik.   Mumpung masih muda, ayo bertekad: saya bisa saya pebisnis!.  Jangan lupa: seruput kopinya!. [telah terbit pada jejakonline.com; tulisan penulis]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H