Ada 4 hal pada manusia; yang secara sangat signifikan memengaruhi seluruh kehidupannya baik di dunia maupun di akherat nanti. Â Apa itu?
Pertama; akal. Â Bentuk fisik kepala manusia hampirlah sama. Â Namun; jangan Tanya konteks kemampuan dan ketrampilannya; bisa bak bumi dan langit. Â
Apa saja yang kita nikmati saat ini; itu adalah buah akal (pikiran). Â Akal menyebabkan kita bisa menjangkau 'bulan'; hidup dalam lautan; berkomunikasi jarak jauh; dan berbagai hal sangat menakjubkan; di mana zaman dulu lebih merupakan; 'sihir'; mistik, omong kosong; atau milik beberapa orang yang memiliki kemampuan spiritual. Â
Mendorong kemajuan akal ini, maka seorang muslim dianjurkan untuk menuntut ilmu (sampai meninggal); dan dinyatakan dalam al quran bahwa ilmu itu sangat banyak (QS lukman 27); jika ada lautan dan ditambah lagi 7 lautan sebagai tinta; maka hal itu tidak akan cukup untuk 'menulis kalimat Allah'. Â Memerangi kebodohan adalah jihad
Kedua; hati. Â Hati secara harfiah adalah bagian tubuh. Â Itu penting; namun juga banyak unsur tubuh lainnya sama pentingnya. Â Hati secara makna 'tersirat'; adalah watak/sikap/. Â Dalam hal ini, hati yang baik adalah berkarakter baik akan memberikan kedamaian bukan saja di dunia tetapi juga di akherat. Â Hamper semua kerusakan di bumi ini, merupakan akibat dari hati yang buruk. Â
Rasulloh; menjadi rasul; untuk diutus memperbaiki akhlak (perilaku/moral). Â Orang yang beragama itu adalah yang baik akhlaqnya. Â Karenanya kesolehan secara ritual harus sejalan dengan kesolehan secara amaliah. Â
Dalam konteks Islam, sholat dan zakat banyak disebut bersama. Â Sholat pertanda kesholehan ritual dan zakat (memberikan harta) sebagai kesolehan duniawi. Â Segala perbuatan baik kita; itu menunjukkan hati yang baik. Â Dan untuk menjadi amal akherat; maka niat (nawaitu) harus lurus; semata-mata berbuat baik; yaa cuma begitu............... karena Alloh
Hati yang baik; adalah merasa tentram (qolbu salim); dan cukup (qonaah). Â Qolbu salim, dirujukkan dengan mengingat Alloh (QS Ar Raad 28); ingatlah dengan mengingat Alloh; hati menjadi tentram. Â
Jadi jika beragama namun tidak mendapatkan ketentraman; mungkin ada yang keliru. Â Qonaah adalah menerima keadaan segala sesuatu dengan hati lapang
Ketiga, perut. Â Manusia itu hanyalah sebatas perutnya. Â Siapapun dia jika kelaparan maka tiada berdaya. Â Dan siapapun dia daya tampung perutnya tidaklah berbeda jauh. Â Namun, manusia serakah, maka semua bisa dimakannya. Â
Itulah yang membedakan. Â [kalo tidak salah; ada ungkapan imam ali bin abi thalib; jika ada ular dan kemiskinan, maka yang kubunuh adalah kemiskinan]
Lalu bagaimana; dengan ungkapan bahwa uang tidak di bawa mati?. Â Betul; dan sebaiknya harus meyakini bahwa anda sudah punya. Â Kalau anda sudah punya, lalu berprinsip begitu baru anda menjadi orang qonaah (lapang dada). Â Jika anda memiliki 10 cangkir kopi; dan sadar bahwa tidak bisa diminum semua; anda minum beberapa cangkir dan memberikan cangkir untuk yang lainnya; anda qonaah. Â
Tetapi jika anda menginginkan  membeli Honda Bebek; lalu datang ke pabrik Honda (sunter) dan cuma bisa membeli nasi bebek; anda bukan qonaah tetapi tidak mampu.  Ada baiknya juga kalau tidak mampu bersikap qonaah; daripada menggerutu tidak menentu, menambah dosa dan frustasi.
Keempat, adalah kemaluan. Â Faktor mengontrol sahwat ini bukan perkara mudah; bahkan mungkin yang tersulit. Â Saya tak mampu melanjutkannya
wallahuawambishowab
Just intermezzo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI