Mohon tunggu...
Saidi Rifky
Saidi Rifky Mohon Tunggu... -

Born in Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejuta Do'a ditengah “Prise Syndrome” Timnas Kita

12 Oktober 2014   21:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:19 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejuta doa ditengah “Prise Syndrome” timnas kita

Masuk dalam dua puluh tim sepakbola terbaik asia saat ini, tidak serta merta menjadikan kita sebagai bangsa yang menunggu kemenangan dan hanya menyaksikan cantiknya permainan di perhelatan piala asia U-19 Myanmar. Sebagai bangsa yang besar, sudah tentu kemenangan dan capaian target, menjadi harapan ratusan juta masyarakat. Melalui sepakbola saat ini harapan itu tertuju pada satu tim yang menjadi kebanggaan 240 juta rakyat Indonesia yang kita kenal dengan garuda muda, garuda jaya timnas U-19 Indonesia. Tim ini menjadi pusat perhatian ketika mereka menjuarai piala AFF dan memastikan lolos ke putaran final piala Asia karena permainan cantik dan kualitas skill yang selalu mereka mainkan berbeda dengan tim-tim senior mereka baik timnas u-23 atau timnas senior.

Wajar ketika harapan yang sekian lama terpendam dibebankan kepada timnas U-19 saat ini, karena minimnya prestasi yang kian tak tercicipi, setelah berkali-kali semua timnas kita rontok pada beberapa turnamen penting Internasional.

Jika merunut kebelakang dari kekalahan-kekalahan di laga penting timnas kita ada satu kesalahan fatal yang sering menjadi perbincangan banyak orang tetapi luput dari perhatian, dan rupanya apa yang disebut “praise syndrome tidak bisa dihindari ketika timnas kita sedang berada di atas angin. Sindrom pujian meungkin lebih tepat untuk menganalogikan hal tersebut ketika kemenangan hampir di depan mata dan buyar seketika, tak terkecuali apa yang dilakukan oleh media-media kita yang terlalu lebay dan membuat para pemain serta supporter kembali berada di zona nyaman merasa aman dan tenang dengan optimisme buta.

Pujian setinggi langit oleh media, terhadap pemain dengan investigasi langsung terhadap latar belakang mereka menjadikan supporter merasa iba, terharu dan merasa sering menyombongkan kehebatan tim kesayangannya, hal ini menjadikan supporter meninggalkan hal utama yang diharapkan tim dan pemain, yaitu DO’A. Meski kerja keras adalah hal utama tetapi do’a merupakan wujud upaya permohonan agar Tuhan memperbaiki keadaan atau dalam kata lain sering kita sebut sebagai tawakal.

Dari itu apapun yang akan terjadi sebaiknya seluruh rakyat Indonesia wajib berdoa untuk kemenangan Timnas Garuda Jaya. Do’a yang tidak hanya dengan kata “semoga” ditengah keramaian belaka, tetapi do’a yang dipanjatkan dengan ketulusan hati dengan ritual ditengah ketenangan jiwa dihadapan Tuhan yang maha Esa.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun