Mohon tunggu...
Saidi Rifky
Saidi Rifky Mohon Tunggu... -

Born in Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resolusikah Itu?

1 Januari 2015   14:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat tidak etis rasanya jika di malam pergantian tahun disaat saudara-saudara kita banyak yang terkena musibah, kita justru merayakan dengan penuh semangat hura-hura. Tak masalah jika untuk sekedar tahu moment pergantian itu lalu kemudian diambil hikmahnya. 2014 telah berlalu, 2015 tak dapat di stop dan waktu akan terus berjalan. Tidak bisa kita meminta waktu berhenti untuk beberapa hari menyelesaikan target 2014 yang masih ada dalam angan-angan.

Setiap pergantian tahun seperti biasa kita hanya berharap melalui kata-kata, di pagi hari pertama di tahun baru itu bahkan ada yang masih nyaman terlelap akibat asyiknya pesta semalam yang tak terbendung. dengan begitu jangan heran ketika di malam pergantian tahun orang munafik akan banyak kita temukan. Karena sebenarnya tak ada keyakinan untuk berubah, hanya sekedar mengisi momentum untuk menciptakan kebahagiaan sesaat yang sudah ditunggu-tunggu selama setahun terutama untuk para remaja yang labil, ABG, Alay yang tingkat kedewasaan mereka masih dibawah “garis”. Karena sebenarnya mereka terlihat dewasa karena masa baligh mereka memaksakan, dipaksakan atau bahkan terpaksa untuk mendahului masa aqilnya.

Terlepas dari itu, kita tak perlu melihat kebelakang, masa yang sudah berlalu dimana banyak impian dan harapan masih saja menjadi langganan resolusi kita setiap tahun yang memenuhi diary book. Saatnya memulai hari dengan perasaan seperti terlahir kembali, dengan percaya diri dan penuh optimis. Hal tersebut perlu dimulai dengan cara membiasakan diri bersikap baik, kebiasaan-kebiasaan buruk yang lalu harus mulai berusaha untuk dihentikan dengan memberi punishment jika diri kita melanggar.

Kita bisa memulai dengan membiasakan diri bangun pagi dan berdoa, mulai sensitive dan kristis dengan keadaan dan masalah-masalah yang ada disekitar kita. Jangan jauh-jauh misalnya membiasakan hidup bersih dengan membuang sampah pada tempatnya dan melaksanakan kewajiban piket kebersihan harian di rumah. Mulai membiasakan diri shalat berjamaah bagi muslim, dan beribadah harian atau mingguan bagi nonmuslim. Bisa meningkatkan kwalitas diri menjadi lebih cerdas, imajinatif, kreatif dan lebih baik lagi. Dan itulah sebenarnya resolusi, diri dan kwalitas diri, bukan pencapaian empirik. karena sebenarnya pencapaian itu mengikuti sikap dan kwalitas diri yang kita ciptakan.

Sebagai contoh di tahun baru ini kita akan menikah, tapi kita masih jelalatan, belum setia 100% yang berakibat pada berkurangnya kwalitas saling percaya, masih bermalas-malasan, belum bersikap dewasa, dan sebagainya, bagaimana bisa pernikahan yang didepan mata itu akan terwujud, sementara kita menginginkan sebuah keluarga yang berkwalitas yang tumbuh dalam kedamaian dan kebahagiaan. Bayangkan keturunan kita akan seperti apa. Kecuali jika pernikahan kita hanya untuk sekedar pemenuhan kebutuhan biologis ya itu kembalikan kepada pribadi kita.

Lalu hari kita akan berubah seperti yang kita ucapkan untuk kita dan orang lain di malam pergantian tahun itu dengan slogan “semoga tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu”. Kata-kata mutiara ini merupakan kata-kata indah yang sering diucapkan ratusan bahkan jutaan orang di dunia, kata-kata yang sering memenuhi status media sosial, iklan di jalanan dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun