Mohon tunggu...
Saidaturrukhma Azzahra
Saidaturrukhma Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Penulis merupakan pecinta musik, baginya musik itu warna yang mampu melukis indah harinya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penggunaan WhatsApp Sebagai Media Setoran Anggota Ruang Edit Indonesia

20 Mei 2024   06:39 Diperbarui: 20 Mei 2024   23:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembangnya zaman, teknologi media menjadi salah satu alternatif yang digunakan oleh banyak masyarakat dari berbagai bidang bahkan internet kini sudah menjadi sebuah kebutuhan tersendiri bagi segelintir masyarakat. Contohnya seperti pada bidang pendidikan, saat ini kuliah online menjadi salah satu kegiatan yang telah dilakukan oleh banyak universitas, seorang dosen dapat mengajukan kuliah online dikarenakan beberapa faktor yang membuatnya tak bisa masuk ke kelas mengajarnya. Selain pendidikan juga banyak bidang yang menggunakan media online sebagai alternatif kemudahan pekerjaannya.

Ada banyak jenis aplikasi yang digunakan oleh masyarakat, salah satunya adalah WhatsApp. Media sosial WhatsApp, sering dikenal sebagai WA, adalah sebuah program yang dikembangkan oleh Brian Acton dan Jan Koum pada tahun 2009. Aplikasi ini adalah alat komunikasi yang tersedia di ponsel.

WhatsApp merupakan aplikasi pengirim pesan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bertukar pesan atau bertukar kabar. Aplikasi tersebut setiap tahunnya menawarkan banyak fitur menarik sehingga aplikasi pengirim pesan tersebut memiliki fitur yang semakin lengkap. Dengan WhatsApp kita dapat mengirim foto, video dan dokumen, selain itu aplikasi pengirim pesan ini juga dapat mengirimkan voice note atau pesan suara yang bisa didengarkan menggunakan kecepatan normal, kecepatan 1,5 hingga 2 kali lipat. Dilansir dari media Kompas.com tentang ”27 Fitur baru WhatsApp Mulai dari Keluar Grup Diam-diam Hingga Avatar”, grup WhatsApp awalnya tidak dapat menerima anggota lebih dari 216 orang namun semenjak tahun 2022 kapasitas grup WhatsApp telah diperbesar sehingga kini WhasApp dapat menampung sebanyak 1024 anggota, tak hanya itu aplikasi WhatsApp juga menawarkan fitur video call yang dapat dilakukan lebih dari dua orang sekaligus dapat membagikan layar, sehingga banyaknya fitur lengkap tersebut kini mulai digunakan oleh banyak perusahaan, instansi dan organisasi untuk melakukan koordinasi kepada para anggotanya.

Ruang Edit Indonesia merupakan salah satu komunitas kreatif yang memanfaatkan WhatsApp sebagai media koordinasi antar anggotanya. Ruang Edit merupakan komunitas kreatif yang sering disebut sebagai cikal bakal content creator sebab komunitas tersebut menawarkan banyak pengajaran karya visual, seperti poster, fotografi, design grafis, editing dan videografi kepada para pemula. Mereka berusaha mengumpulkan banyak orang yang memiliki visi misi yang sama yaitu belajar seputar editing.

Disebutkan oleh Veri Setiawan dan Zaky Rahman Prasida dalam jurnalnya yang berjudul ”Pola Komunikasi Dakwah Kelompok dalam Grup Regional Komunitas Ruang Edit” Founder Ruang Edit yaitu Defri Habibi merasa bila kurang adanya keterikatan atau kedekatan antar sesama anggota maupun founder, akhirnya Defri membuat grup WhatsApp agar mereka dapat berinteraksi satu dengan lainnya.

Menurut Chumi Zahrotul Fitriyah, WA menjadi media yang banyak digunakan masyarakat dengan posisi ke-3 aplikasi yang paling banyak diunduh melalui nokia Ovi store setelah swipe dan NHL game center premium pada November 2010.  Sejalan dengan hal itu Ruang Edit membuat kelas editing melalui via WhatsApp dikarenakan penggunaan WhatsApp lebih banyak dilakukan oleh masyarakat. Seperti halnya yang telah terjadi di realitas pada saat bangun tidur kita akan mengecek ponsel dan melihat pesan di WA atau kita sedang kuliah atau bekerja akan senantiasa mengecek pesan yang masuk di dalam aplikasi pesan tersebut. Hal ini menjadi pertimbangan Ruang Edit untuk menggunakan aplikasi WhatsApp dibandingkan menggunakan aplikasi pengirim pesan lain.

Kelas Editing tersebut dinamakan dengan jilid-jilid. Terdapat belasan jilid di Ruang Edit pada setiap jilid atau kelas edit, terdapat satu orang yang merupakan admin atau penanggung jawab yang akan membantu mengawasi para anggota dan mengoreksi hasil dari setoran atau hasil edit mereka. Setiap dua hari sekali akan dibagikan materi editing yang menggunakan video tutorial yang akan dikirimkan oleh admin ke grup komunitas, kemudian para anggota akan mengirimkan hasil editingnya di grup jilidnya masing-masing yang kemudian akan dikoreksi oleh admin grup jika perlu. Kemudian setiap akhir bulan aka nada jadwal rekapan yang mana para anggota Ruang Edit akan mengumpulkan semua hasil setoran atau karya edit mereka yang telah dipraktikkan kedalam sebuah video yang kemudian disetorkan kepada admin.

Banyak fitur di aplikasi WhatsApp mempermudah akses setoran para anggota Ruang Edit, Admin dengan mudah mengoreksi hasil edit dari anggotanya melalui foto atau video yang dikirimkan oleh anggotanya melalui WhatsApp hal ini pun merupakan cara yang fleksibel untuk para anggota Ruang Edit yang juga memiliki kesibukan lain seperti sekolah, kuliah atau kerja.  Fitur aplikasi WhatsApp yang memungkinkan menampung sekitar lebih dari seribu orang dalam satu grup membuat para anggota Ruang Edit yang berasal dari berbagai kota di Indonesia tanpa secara langsung berinteraksi lebih luas. Komunitas Ruang Edit pun mampu menciptakan relasi dari banyak kalangan, bahkan Ruang Edit juga mempunyai komunitas regionalnya seperti regional ngapak yang berisi orang-orang yang berasal dari kota ngapak seperti Purbalingga, Purwokerto, Banyumas, Kebumen dan Tegal. Adapun Regional yang telah dibentuk adalah Regional Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Barat, Kalimantan, Makassar dan lain-lain. Kegiatan grup regional tersebut adalah membuat acara per daerahnya masing-masing, seperti hunting bersama, meet up, buka bersama saat bulan Ramdhan maupun muncak atau pergi ke gunung bersama.

Ruang Edit  mampu menjadi kelompok primer. Suryanto menyebutkan kelompok primer adalah kelompok yang anggotanya berhubungan akrab, personal, serta menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Dengan adanya grup regional sesama anggota Ruang Edit dapat menjadi lebih dekat dan akrab, hubungan yang mereka bangun tidak kaku dan mereka cenderung menjadi ekspresif sebab chemistry yang telah mereka bentuk.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi, tren data terbuka telah menyebar ke seluruh dunia. Aplikasi komunikasi digital berkembang pesat dan memfasilitasi kehadiran media baru. Siapapun bisa menjadi sumber berita atau pengguna internet. Konten digital menjadi semakin populer di Internet. Demikian juga dakwah yang mulai beralih pada media. Dakwah tidak lagi sekedar dari mimbar ke mimbar atau ke media cetak dan buku-buku yang berisi kitab suci. Namun konten dakwah kini bisa diakses dari mana saja di dunia maya. Kegiatan dakwah ini menggunakan platform media sosial seperti Facebook, YouTube, dan WhatsApp

Selain kelas editing Ruang Edit juga membagikan poster One Day One Story yang setiap  harinya akan dibagi oleh admin kedalam fitur info di WhatsApp. Poster tersebut dapat berupa berbagai macam informasi seperti dakwah hingga sejarah yang kemudian akan diteruskan oleh para anggotanya dan dikirim ke status mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun