Metode proyek merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan pendalaman tentang satu topic pembelajaran yang diminati satu atau beberapa anak (Katz, 1991).
Moeslichatoen (1995) menyatakan bahwa metode proyek merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok. Di dalam kehidupan kelompok, masing-masing anak belajar untuk dapat mengatur diri sendiri agar dapat membina persahabatan, berperan serta dalam kegiatan kelompok, memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep "Learning by Doing" yaitu proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan.
Berkenaan dengan hal tersebut, Piaget mengatakan bahwa kita tidak dapat mengajarkan tentang suatu konsep pada anak secara verbal, namun kita dapat mengajarkannya jika menggunakan metode yang didasarkan pada aktivitas anak (Sava, 1975).
Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari metode proyek, baik ditinjau dari pengembangan pribadi, sosial, intelektual maupun pengembangan kreativitas, diantaranya:
- Memberikan pengalaman kepada anak dalam mengatur dan mendistribusikan kegiatan
- Belajar bertanggungjawab terhadap pekerjaan masing-masing. Hal ini memberikan peluang kepada setiap anak untuk dapat mengambil peran dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelompok
- Memupuk semangat gotong royong dan kerja sama diantara anak yang terlibat
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan cermat
- Mampu mengeksplorasi bakat, minat dan kemampuan anak
- Memberikan peluang kepada setiap anak baik individu maupun kelompok untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya, keterampilan yang sudah dikuasainya yang pada akhirnya dapat mewujudkan daya kreativitasnya secara optimal.
Kegiatan proyek "Bumi Antariksa" dapat meningkatkan kreativitas  anak, kegiatan ini biasanya dilakukan di sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Sub tema dari kegiatan ini adalah Jalan-jalan ke ruang angkasa, dengan tujuan mengembangkan imajinasi, kreativitas berpikir, mengenal kosakata baru, mengenal lingkungan alam semesta.
Alat dan bahan yang digunakan, antara lain:
- Mempersiapkan foto atau gambar ruang angkasa dngan segala benda langit yang akan dijadikan contoh dalam hasta karya anak. Hal ini penting karena anak minimal mengetahui dan mengenal benda-benda yang sesungguhnya (misalnya gambar roket, baju astronot dll) sebelum mereka dapat membuat hasta karya
- Mempersiapkan kain atau plastic lebar berwarna biru atau hitam (untuk langit), kapas (untuk awan), lem, gunting, benang kasur, bola dibelah dua (untuk helm astronot), kertas berwarna (termasuk warna perak/ emas) kertas Koran bekas (di bentuk seperti bola untuk membuat planet), cat air, kertas karton putih/ duplex (kostum astronot) dll.
Proyek kegiatan kelompok yang dapat dilakukan diantaranya:
- Membuat langit
- Membuat matahari/ bulan/ bintang
- Membuat 9 planet (merkurius, venus, mars, bumi, yupiter, saturnus, Uranus, neptunus dan pluto)
- Membuat awan
- Membuat baju astronot
- Membuat hiasan-hiasan lain yang biasa dilihat di udara seperti burung, pesawat, laying-layang dll.
Kegiatan kelompok I: membuat langit, bintang-bintang dan awan
Membuat langit dapat dilakukan dengan cara menghamparkan kain atau plastic yang lebar dilangit-langit. Warna langit sebaiknya dipilih warna yang gelap (misalnya hitam) sehingga benda-benda yang dibuat dapat terlihat dengan jelas.
Selanjutnya pendamping; guru atau orangtua dapat membantu anak untuk menghias langit dengan bentang dan awan. Awan dapat dibuat dari kertas kerton/duplex yang dihiasi dengan kapas.
Kegiatan kelompok II: membuat matahari, bulan dan planet
Kegiatan membuat matahari, bulan dan planet dapat dilakukan dengan cara membuat bola-bola besar dari Koran bekas. Setelah itu anak dapat mengecat atau menutupi permukaan bola dari Koran tersebut dengan kertas berwarna. Membuat planet bisa juga dengan menggunakan dua kertas yang dijahit kemudian di isi dengan sobekan-sobekan kertas (seperti membuat bantal).
Setelah selesai anak dapat pula menghias planet buatannya sesuai dengan imajinasinya sendiri. Setelah selesai guru dapat menggantung karya anak dilangit yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cara yang lain adalah dengan mengecat sebuah bola menjadi planet yang diinginkan.
Kegiatan kelompok III: membuat baju astronaut
Helm astronot dapat dibuat dan bola plastic yang dibelah dua, kemudian ditempel dengan karton yang melingkar menutupi muka. Pada bagian muka karton dipotong hingga wajah terlihat. Anak-anak dapat memberi warna atau menghiasinya dengan kertas berwarna perak ataupun cat poster.
Baju astronot dapat dibuat dari plastic bening ukuran besar (60x60 cm), bagian atas digunting untuk kepala, kemudian anak-anak dapat membuat gambar atau menghiasinya. Sebagai pelengkap dapat ditambahkan sepatu boat dan sarung tangan. Sebagai kegiatan alternative lain, kostum astronot bisa juga diganti dengan gambar besar yang dihiasi anak kemudian ditempel di ruang kelas sebagai aksesoris tema kegiatan saat itu.
Kegiatan proyek ini dapat berlangsung selama beberapa hari, tergantung dari situasi dan kondisi anak saat itu. Sebagai penutup kegiatan dengan tema mengenal bumi antariksa, anak-anak dapat melakukan dramatisasi dengan ide cerita yang berasal dari mereka sendiri.
Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal mungkin.
Banyak hal yang dapat dilakukan dengan metode proyek ini terutama kaitannya dengan kreativitas, misalnya bagaimana anak mempersiapkan pesta sekolah, membangun sarang burung, mempersiapkan perayaan Agustusan, Lebaran, Ulang Tahun dll. Dari kegiatan yang akan diselenggarakan tersebut, anak diberi kebebasan untuk membuat acara yang menarik dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk dapat terselenggaranya kegiatan tersebut.
Sumber: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativtas pada Anak. Jakarta: Kencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H