Pada tanggal 04 Desember 2022 Kopri PK PMII IAIN Laa Roiba mengadakan acara memperingati harlah Kopri ke -55 dengan tema "Kopri sebegai pelopor kemajuan Wanita Indonesia". Acara tersebut memiliki beberapa susunan acara diantaranya ada acara potong tumpeng, lomba baca puisi, lomba make-up, dan pentas seni. Nah saya berpartisipasi ikut lomba baca puisi. Aturan perlombaannya adalah harus membacakan puisi karya sendiri yang bertemakan wanita.Â
saya membuat puisi ini terinspirasi dari materi saat PKD (Pelatihan kader Dasar), pada saat itu materinya tentang Nadhlatunnisa yang artinya kebangkitan wanita. Berikut adalah teks Puisi yang saya buat dan saya bacakan :
Kebangkitan Wanita
karya : Saidatul Aliyah
Dahulu wanita ditindas
Sampai tercipta slogan yang begitu menyakitkan
"Ikat mereka dan jangan lepas"
Lantas apa ?
Suami boleh mengatur istri secara semena- mena
bahkan sampai memisahkan jiwa dengan raga istrinya.
Coba ingat ! dahulu, bangsa arab jahiliyah
dengan biadab, tanpa belas kasih
menyiksa, bahkan membunuh anak perempuan mereka.
Mengapa ? Apa salah wanita ?
Mereka menganggap, wanita adalah aib
Hanya dianggap tak mampu melanjutkan kepemimpinan.
Ia diasingkan, dikucilkan bahkan disiksa habis-habisan.
Indonesia, negri yang penuh dengan sejuta pesona
ternyata pernah memperlakukan wanita dengan sebegitu hina
wanita tak boleh sekolah, dengan dalih percuma
karena nantinya wanita hanya pantas seputar dapur, sumur, dan kasur.
lantas, apakah wanita hanya diam ?
Sungguh mereka tak kan diam
mereka memperjuangkan haknya
dan mengenyahkan penindasan
kini suaranya didengar
wajahnya boleh hilir mudik dimana saja
bahkan namanya berhasil mengharumkan nama bangsa.
Itu adalah teks puisinya dan dibawah ini adalah video saat pembacaan puisinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H