Mohon tunggu...
Saidah Daa
Saidah Daa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hoax di Media Sosial Ancaman bagiGenZ

1 Januari 2025   22:06 Diperbarui: 1 Januari 2025   22:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto:hoax)sumber:https://www.indonesiana.id/profil/22860/penulis-indonesiana) 

Generasi Z merupakan generasi setelah generasi milenial, yang lahir dari tahun 1996 sampai dengan 2012. Generasi Z memiliki julukan generasi internet dikarenakan sebagian besar generasi Z dapat mengakses dan menggunakan internet. Dengan adanya internet, generasi Z dapat bebas mengakses berbagai macam informasi. Meskipun begitu, sebuah studi yang dilakukan oleh Newsguard mengungkapkan bahwa hampir 20% informasi yang muncul di Tiktok merupakan informasi yang salah atau hoax. Tidak hanya di Tiktok, hoax terdapat pada aplikasi sosial media lainnya seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu hoax juga dapat, menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika adanya hoax yang mengandung isu sara, dari rok tersebut dapat terpicunya perpecahan di antara masyarakat. Generasi Z dinilai dapat membasmi hoax karena sikap mereka yang cenderung lebih kritis dalam menanggapi berita hoax.

Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, terutama bagi Generasi Z. Platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter telah menghubungkan kita dengan informasi dan orang-orang dari seluruh dunia. Namun, di balik kemudahan akses informasi ini, terdapat ancaman yang serius, yaitu penyebaran hoaks atau berita bohong. Hoax adalah informasi palsu yang sengaja dibuat dan disebarluaskan untuk menyesatkan orang. Hoax dapat berupa berita, gambar, video, atau bahkan audio yang tidak memiliki dasar kebenaran. Penyebaran hoax dapat dilakukan dengan sangat cepat melalui media sosial, sehingga sulit untuk dilacak dan dihentikan. Tidak dapat di pungkiri, perkembangan dunia digital sudah sampai pada segala sisi kehidupan. Terasa hampir tidak ada sisi lagi bagi kehidupan manusia yang tidak dipengaruhi oleh proses digitalisasi. Fakta menunjukan bahwa 80% masyarakat di seluruh dunia menggunakan handphone android sebagai gaya hidup dalam bermedia sosial.

Peran Media Sosial pada Kehidupan Generasi Z


Generasi Z, yang tumbuh besar dengan teknologi digital, memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Berikut adalah beberapa peran utama media sosial bagi Generasi Z:

1.Komunikasi dan Konektivitas: 

a.Jaringan sosial: Media sosial memungkinkan Generasi Z untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan orang-orang baru dari seluruh dunia. Mereka dapat berbagi momen, mengirim pesan, dan membangun komunitas online.

b.Identitas digital: Platform media sosial menjadi wadah bagi Generasi Z untuk mengekspresikan diri, membangun identitas digital, dan menemukan orang-orang dengan minat yang sama.

2.Sumber Informasi: 

a.Akses cepat: Media sosial memberikan akses cepat ke berbagai informasi, mulai dari berita terkini, tren terbaru, hingga pengetahuan tentang berbagai topik.

b.Pembelajaran: Generasi Z sering menggunakan media sosial untuk belajar hal-hal baru, mengikuti tutorial, dan mengembangkan keterampilan.

3.Hiburan: 

a.Konsumsi konten: Media sosial menjadi sumber hiburan utama bagi Generasi Z. Mereka dapat menonton video lucu, mendengarkan musik, dan bermain game melalui berbagai platform.

b.Kreativitas: Banyak anggota Generasi Z yang memanfaatkan media sosial untuk mengekspresikan kreativitas mereka, seperti membuat konten video, musik, atau karya seni digital.

4.Pengaruh Budaya: 

a.Pembentukan tren: Generasi Z memiliki pengaruh besar dalam membentuk tren budaya melalui media sosial. Mereka dapat membuat tantangan, meme, atau gaya fashion yang kemudian menjadi viral.

b.Konsumerisme: Media sosial juga mempengaruhi perilaku konsumen Generasi Z. Mereka seringkali terpengaruh oleh iklan dan rekomendasi produk dari influencer.

Faktor Penyebab Hoax di Media Sosial

1.Kurangnya Literasi Digital: Gen Z mungkin belum memiliki kemampuan yang cukup untuk membedakan informasi yang akurat dan palsu.

2.Ketergantungan pada Media Sosial: Gen Z sangat bergantung pada media sosial sebagai sumber informasi.

3.Kurangnya Regulasi: Kurangnya regulasi dan pengawasan pada media sosial memudahkan penyebaran hoax.

4.Pengaruh Sosial: Pengaruh dari teman-teman dan komunitas online.

Cara Mengatasi Hoax di Media Sosial

1.Pendidikan Literasi Digital: Meningkatkan kemampuan Gen Z untuk membedakan informasi yang akurat dan palsu.

2.Verifikasi Informasi: Memeriksa sumber informasi sebelum membagikannya.

3.Penggunaan Teknologi: Menggunakan teknologi untuk mendeteksi hoax, seperti fakt-checking.

4.Kerja Sama dengan Pemerintah: Meningkatkan regulasi dan pengawasan pada media sosial.

5.Verifikasi Informasi: Sebelum membagikan informasi, pastikan kebenarannya dengan mencari sumber yang kredibel.

6.Laporan terhadap Konten Hoax: Laporkan konten hoax yang ditemukan kepada pihak yang berwenang.

7.Kerjasama dengan Platform Media Sosial: Platform media sosial perlu berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoax.

8.Pendidikan Media: Sekolah dan universitas perlu memasukkan materi tentang literasi digital dan bahaya hoax ke dalam kurikulum.

Penyebaran hoaks di media sosial menjadi ancaman serius bagi Generasi Z, mengganggu kepercayaan publik dan menciptakan kebingungan. Dampak negatifnya mencakup ketidak percayaan terhadap informasi, ketegangan sosial, dan bahkan kerugian finansial. Penelitian menunjukkan bahwa rendahnya literasi media di kalangan Generasi Z berkontribusi pada perilaku penyebaran hoaks, dengan hanya 35,7% yang memiliki keterampilan literasi yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pendidikan literasi informasi guna membekali generasi ini dalam menghadapi tantangan informasi yang salah. Penelitian menunjukkan bahwa hoax dapat mempengaruhi opini dan perilaku mereka, termasuk sikap skeptis terhadap vaksinasi dan memperdalam polarisasi sosial. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk meningkatkan pendidikan literasi media dan kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi, sehingga Generasi Z dapat menjadi pengguna media sosial yang lebih kritis dan bertanggung jawab. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, menghadapi tantangan besar dengan maraknya hoax di media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun