Mohon tunggu...
Sahyoni
Sahyoni Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pemerhati Sosial

Rakyat Badarai

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong, Bahasa dan Sepakbola

7 Januari 2025   22:49 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Coach Shin Tae-yong  (Sumber: detiksport-detik.com)

Shin Tae-yong, Bahasa, sepakbola 

Fans sepakbola tanah air tersengat dengan berita pemecatan coach STY dalm dua hari ini. Keputusan ini membuat public sedikit terperangah dan beberapa tidak percaya. Kok bisa? Padahal rangking FIFA Indonesia melesat dari 170-an menjadi 127. 

What's wrong? Kita tidak membahas secara secara substansi secara mendalam mengapa terjadi "PHK" oleh pihak PSSI, biarkan saja pakar yang berbicara sesuai dengan keahlian mereka. Pun juga tidak mendikotomi siapa yang salah dan tidak pada kejadian ini. Tetapi lebih kepada menganalisa pernyataan yang beredar di sosial media.  

Dari beberapa info yang seliweran di lini masa sosial media menyebutkan bahwa kendala bahasa merupakan satu di antara banyak faktor yang menyebabkan digantinya STY. Memang sepenting itukah bahasa dalam sepakbola?

Bahasa sebagai Media Mengatur Strategi Permainan

Berbicara sepakbola tentunya berbicara taktik yang diinstruksikan oleh pelatih. Pada kondisi ini maka peran bahasa menjadi sangat penting untuk menyampaikan strategi apa yang dipakai dalam pertandinga. 

Memang secara umum orang akan berasumsi bisa menggunakan bahasa tubuh jika pemain tidak mengerti yang diucapkan pelatih. Tetapi itu tidak semudah yang kita bayangkan butuh bahasa yang understanbale yang bisa ditangkap pesan oleh pemain. 

Kalau sesama pemain tidak ada kendala yang besar, mereka tetap bisa menjalin komunikasi dengan menggunakan gestur atau insting mereka sebagai pemain. Tetapi kalau di level pelatih, ibarat manajer perusahaan, bahasa tidak hanya sekedar rangkaian kata-kata saja, lebih daripada itu. Bagaimana cara menjalankan taktik yang sudah dirancang, memberi motivasi bahkan memberi warning kepada para pemain. 

Apalagi pada kondisi yang sedang genting, misalnya counter attack atau untuk men-delay permainan. Akan sangat beresiko jika pemain hanya melihat perintah bahasa tubuh ketika pemain lawan menguasai bola. Dalam kondisi seperti ini tentunya bahasa verbal yang dapat didengar jauh lebih efektif ketimbang memperhatikan gestur pelatih. 

Lalu, bagaimana jika ada penerjemah? Dalam situasi genting, seorang pemain harus mengambil keputusan yang tepat sesuai instruksi pelatih. Jika instruksi tersebut harus diterjemahkan terlebih dahulu, beberapa detik krusial bisa terbuang sebelum pesan diterima oleh pemain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun