Mohon tunggu...
Kasim Bigros
Kasim Bigros Mohon Tunggu... -

Basana Lodaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pilkada

14 Maret 2017   05:58 Diperbarui: 14 Maret 2017   16:00 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demi sebuah acara 5 tahunan, persaudaraan sampai retak

Padahal jika kertas sudah diremas, maka sulit kembali licin

Pilkada pun hanya terfokus satu daerah yaitu di ibukota

Tapi rame dan gaduhnya bisa seantero nusantara

Prediksi bagaikan setan yang bergentayangan

Pengamat berkomat-kamit dengan segala perkiraan

Jangankan sekedar ukuran untuk survey pilkada

Prediksi cuaca saja sering keliru dengan fakta

Sindir menyindir ibarat sarapan pagi , siang dan malam

Hujat menghujat penuh menghiasi dinding komen media

Perasaan alias baper dibawa juga ke ranah pertemanan

Apalagi jika ranahnya menyerempet hukum, kelar dah

Banyak rakyat yang mendadak jadi pakar

Tapi para pakar malah akhirnya jadi simpatisan

Yang netral dianggap bermain abu-abu

Yang mendukung habis dipojokan

Rasanya sudah sumpek dengan polusi politik

Segala hal serba benar walau dengan cara licik

Setan bahagia dengan kemeriahan caci maki

Malaikat sedih dengan minimnya kebaikan hati

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun