Mohon tunggu...
Muhammad Sahuddin
Muhammad Sahuddin Mohon Tunggu... Guru - Candidat PhD, Nanjing Normal University, Tiongkok

Guru Pendidikan Luar Biasa & PhD (Cand) Nanjing Normal University, Tiongkok

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Abah Tidak Pulang Nak

4 Juni 2019   08:41 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Muhammad Sahuddin

Maafkanku jika sampai hari ini masih membuat kalian bersedih, aku yakin suatu saat engkau bangga dengan apa yang ku usahakan hari ini. Keadaan tidak mudah, ketika kekuatan rindu tidak bisa ditipu, bukan karena hati sekeras batu, kukuatkan agar iyanya beku untuk melawan rasa rindu. 

Dering-dering telpon pun menghentakan jiwa seperi daun-daun gugur di musim autumn, teringat kursi yang tak terisi dimeja di kala pagi fitri... agak berat untuk mengangkatnya, anak pasti bertanya apakah Abah pulang dipagi ini, mulut mu begitu bergetar untuk menjawab paling engkau akan menjawabnya.. nak ayo beli jajan yok.... dengan harapan kata itu dapat menghiburnya.

Tidak hanya itu Mak pun juga bertanya bagaimana dia disana?... engkau pun bertambah ragu lagi untuk menjawabnya. Suara serak terdengar di telpon.

Jariku gementar, lantas tidak ingin membuat kalian tersesak. Aku tau ini tak mudah Ramadhan & hari raya kalian jauh di mata, tak terlihat dimana ujung sumatera.

Ketika menentukan antara pulang dan bertahan bukan hal yang mudah membuatku susah memilih diantara rindu yang terkuras. Ragu dan bimbang yang membuat tangis dalam menentukan putusan. Langkah sudah ku mulainya, aku harus menanggunya sebelum tujuan tiba. 

Aku tau ini bukan insomenia sehingga tak tau jalan pulang, anakku yang setia akan menunggu di depan pintu. Sepertinya dia sedang menunggu keajaiban datang.

Jangan bersedih nak, tak kala semua keinginan mu begitu mudah didapat, namun ada juga tetesan harapan yang sirna. 

Fajar syahwal sudah terbit, bergagaslah nak. pakailah pakain yang paling engkau suka, aku bisa memuji mu dilain waktu. Aku tau tidak hanya kamu rindu pada telapak itu, aku pun juga ingin menyentuhnya.. Maafkan, lebaran ini juga tidak bisa bersama...

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syahwal 1440 H

Mohon Maaf Lahir Batin

 (Kiazhai Jie kuaile). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun