Berau, Kalimantan Timur -- Keberagaman budaya di Indonesia adalah salah satu harta negara yang paling berharga, dan hal ini semakin diperkuat dengan semakin banyaknya seni dan tradisi yang saling berinteraksi antar daerah. Salah satu contoh yang menonjol adalah kesenian Ul Daul Musik Tong Tong, yang merupakan warisan budaya dari Pulau Madura dan kini telah menyebar hingga ke Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dalam acara Hari Jadi Kabupaten Berau yang ke-70, Ul Daul tampil memukau dan berhasil meraih juara 1, membuktikan bahwa seni tradisional dapat mengukir prestasi di tengah masyarakat yang beragam.
Ul Daul: Harmoni Tari dan Musik
Ul Daul merupakan seni pertunjukan yang menggabungkan elemen tari, musik, dan drama. Dengan melibatkan penari yang mengambil posisi dinamis serta alat musik tradisional, seperti gong, kendang, dan rebana, Ul Daul berhasil menciptakan suasana yang menggembirakan. Musik Tong Tong yang ceria dan memiliki ritme yang menari, mengundang semua orang untuk merasakan semangat dan keceriaan yang telah ditransfer melalui setiap nada dan gerakan.Â
Penampilan yang Menawan
Tahun lalu, saat Ul Daul tampil di Hari Jadi Kabupaten Berau yang ke-70, penampilan mereka mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Komposisi musik yang harmonis membuat suasana acara semakin hidup. Musik Tong Tong dan keestetikan kereta Ul Daul membawa penonton larut dalam suasana, seolah mengajak mereka untuk merasakan makna di balik setiap alunan musik. Penampilan yang memikat ini tidak hanya menggugah emosi penonton tetapi juga menunjukkan kepada masyarakat Berau akan kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
Lebih dari sekadar pertunjukan, Ul Daul juga menjadi simbol persatuan. Dalam setiap pertunjukan, anggota komunitas Madura di Berau menunjukkan kekompakan dan kerjasama yang solid, seolah berpesan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, namun bisa bersatu dalam kebudayaan.
Magis di Hari Jadi Kab. Berau yang ke-71
Di tahun yang sama, saat perayaan Hari Jadi Kabupaten Berau ke-71, Ul Daul kembali memberikan penampilan yang tak kalah menakjubkan. Dengan semangat yang membara, setiap pemain musik tampil dengan tepat dan penuh makna. Kali ini, penampilan mereka juga diselingi dengan interaksi bersama penonton, menambah kehangatan dan kolaborasi antara pemain musik dan para penontonnya. Sejumlah masyarakat lokal dan tamu mengungkapkan kekaguman mereka atas kemampuan Ul Daul dalam menghibur serta mengedukasi.Â
"Penampilan mereka sangat menggugah. Keseimbangan antara dinamika gerakan dan irama musik membuat setiap orang di sini merasa seolah bagian dari pertunjukan. Saya tidak pernah menyangka ada seni seindah ini," ujar salah satu penonton yang terkesan.
Dukungan dari Paguyuban Ikatan Keluarga Madura Berau (IKMB)
Kesenian Ul Daul Putra Sakera di Berau tidak hanya berasal dari akar tradisi, namun juga merupakan hasil kerja keras dari Paguyuban Ikatan Keluarga Madura Berau yang resmi berdiri pada tahun 2021. Paguyuban ini berkomitmen untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Madura kepada publik, terutama di daerah perantauan.Â
Sebagai penggerak utama, paguyuban ini tidak hanya berfokus pada seni pertunjukan, tetapi juga berbagai kegiatan sosial dan budaya yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Madura.Â
"Kami percaya bahwa keberadaan kami di sini adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya kami tanpa melupakan interaksi dengan budaya lokal," terang ketua Paguyuban.Â
Melalui kerja keras paguyuban ini, Ul Daul menjadi salah satu jembatan penghubung antara budaya Madura dan masyarakat Kalimantan. Kegiatan pelatihan dan pertunjukan yang dilakukan secara berkala diharapkan dapat membuat generasi muda memahami dan mengapresiasi warisan budaya yang telah ada.
Harapan dan Masa Depan Kesenian Ul Daul
Keberhasilan Ul Daul Putra Sakera dalam dua tahun berturut-turut menunjukkan bahwa seni tradisional ini memiliki masa depan yang cerah di Kalimantan Timur khususnya di Kab. Berau. Diharapkan ke depan, dengan dukungan paguyuban dan masyarakat lokal, kesenian Ul Daul akan terus berkembang, menjangkau lebih banyak penonton dari berbagai daerah di Indonesia.Â
Paguyuban Ikatan Keluarga Madura Berau berencana untuk meningkatkan keterlibatan dalam festival budaya dan kompetisi seni, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat Privinsi danbahkan di tingkat nasional. "Kami ingin menampilkan Ul Daul di lebih banyak acara, agar lebih banyak orang mengenal budaya kami," ujar ketua paguyuban.Â
Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan kolaborasi dengan komunitas lokal lainnya, Ul Daul berpotensi untuk menjadi salah satu pertunjukan seni yang diakui di tingkat nasional. Melalui kegiatan yang terstruktur dan konsisten, harapan agar Ul Daul dapat menjadi inspirasi bagi seni dan budaya lain di Indonesia pun semakin membara.
Kesimpulan
Kesenian Ul Daul Musik Tong Tong telah membuktikan bahwa budaya Madura bukan hanya sekadar identitas kelompok, tetapi merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia yang lebih luas. Keberhasilan mereka di Hari Jadi Kabupaten Berau bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga simbol interaksi antarbudaya yang positif, memperlihatkan bahwa meskipun berbeda, semua budaya bisa saling menghormati dan belajar satu sama lain.
Dalam perjalanan ke depan, Ul Daul diharapkan terus bersinar, bukan hanya sebagai seni pertunjukan tetapi juga sebagai wadah untuk membangun komunikasi, persahabatan, dan saling pengertian antar suku dan budaya di Indonesia. Dengan melanjutkan tradisi dan inovasi yang ada, Ul Daul tidak hanya akan dikenang sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai gerakan budaya yang mampu menginspirasi generasi masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H