Pernikahan merupakan salah satu institusi sosial tertua yang paling mendasar dalam peradaban manusia.
Di banyak budaya, pernikahan dipandang tidak hanya  sebagai ikatan antara dua individu, namun juga  antara dua keluarga, lembaga, dan bahkan sebagai bagian dari tradisi dan nilai-nilai agama.
 Dalam konteks ini, "semahaj" (atau bisa juga disebut "sepemahaman") adalah sebuah konsep yang sering dibicarakan dalam pernikahan, artinya pasangan suami istri harus memiliki pemahaman yang sama dalam berbagai hal.
 Mengapa menikah harus dengan orang yang memiliki manhaj yang sama?
 Mari kita lihat alasan utamanya.
Kesetaraan  Nilai dan Prinsip
Salah satu alasan utama mengapa pasangan  harus semanhaj karena untuk memastikan bahwa mereka memiliki nilai dan prinsip yang pemahaman yang yang sama dan konsisten terkait semua hal. Perbedaan nilai dan prinsip hidup dapat menimbulkan konflik dalam pernikahan. Misalnya, jika salah satu pasangan lebih fokus pada karier atau pencapaian profesional dan pasangannya lebih fokus pada kehidupan pribadinya, atau cara berpikir yang tidak sejalan, perbedaan tersebut dapat menimbulkan ketegangan. Sehingga, Semahaj dalam nilai dan prinsip memungkinkan pasangan  lebih mudah mencapai pemahaman dan kompromi dalam situasi yang berbeda.
 Latar Belakang Budaya dan Agama yang Sama
Budaya dan agama berperan penting dalam kehidupan banyak orang.
 Latar belakang budaya dan agama yang serupa di antara pasangan memudahkan koordinasi dan komunikasi dalam pernikahan.
Pasangan dari latar belakang budaya dan agama yang sama cenderung memiliki pandangan yang sama mengenai peran suami istri, pola asuh, pembinaan keislaman dan perayaan hari raya. Perbedaan pendapat mengenai isu ini dapat memicu konflik  berkelanjutan jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Kesetaraan Ekonomi dan Pendidikan Kesetaraan
Ekonomi dan pendidikan juga penting dalam pernikahan. Latar belakang pendidikan dan bisnis yang seimbang cenderung memiliki ekspektasi yang sama mengenai gaya hidup, pengelolaan keuangan, dan tujuan karier.
Ketimpangan dalam hal ini dapat menimbulkan perasaan rendah diri atau superior di antara pasangan, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada hubungan.
Keterampilan komunikasi dan pengelolaan emosi yang serupa  Keterampilan komunikasi dan pengelolaan emosi yang serupa antar pasangan sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam pernikahan.
 Pasangan dengan kemampuan komunikasi yang baik dapat menyelesaikan konflik dan mengungkapkan perasaannya dengan lebih mudah. Selain itu, kesamaan dalam pengelolaan emosi membantu pasangan  lebih memahami dan mendukung satu sama lain dalam situasi sulit.
 Pernikahan adalah sebuah komitmen kompleks yang membutuhkan usaha dari kedua belah pihak untuk menyukseskannya. Menikah dengan pasangan yang semanhaj dalam banyak aspek, seperti nilai dan prinsip, latar belakang budaya dan agama, kesetaraan ekonomi dan pendidikan, serta keterampilan komunikasi dan emosional,  meningkatkan peluang keberhasilan pernikahan.
 Kesetaraan ini membantu membangun landasan yang kuat untuk hubungan yang harmonis, kooperatif, dan penuh kasih.
Oleh karena itu, menikahi pasangan  bukan hanya tentang mengikuti tradisi dan norma-norma sosial, apalagi milihat kecantikan si perempuan saja tetapi juga tentang meletakkan dasar yang kokoh untuk hidup bersama yang Sakinah Mawadah dan Warahmah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H