Guncangan ekonomi untuk Negara Venezuela tidak hanya terjadi pada saat ini saja, Negara ini pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1980-an dan 1990-an yang menyebabkan beberapa krisis politik, termasuk kerusuhan Caracazo yang mematikan pada tahun 1989, dua percobaan kudeta pada tahun 1992, dan pemakzulan Presiden Carlos Andres Prez karena penggelapan dana publik pada tahun 1993.
Hugo Chavez dan peluncuran Revolusi Bolivarian, Revolusi dimulai dengan Majelis Konstituante tahun 1999, di mana sebuah konstitusi baru Venezuela ditulis. Konstitusi baru ini secara resmi mengubah nama negara menjadi Republik Bolivarian Venezuela.
Venezuela memiliki banyak persamaan dengan Indonesia -- terutama dari struktur tenaga kerjanya yang menentukan struktur kelas sebuah masyarakat, karena struktur kelasnya mirip, kita dapat menarik banyak pelajaran dari pergolakan yang kini tengah berlangsung di Venezuela.
Perekonomian Venezuela sebagian besar didasarkan pada sektor minyak bumi dan manufaktur. Pendapatan dari ekspor minyak bumi menyumbang lebih dari 50% dari GDP negara tersebut dan kira-kira 95% dari total ekspor, Venezuela anggota OPEC keenam dengan produksi minyak terbesar, Dari tahun 1950 sampai awal 1980-an, ekonomi Venezuela mengalami pertumbuhan yang mantap yang menarik banyak imigran, negara ini menikmati standar kehidupan tertinggi di Amerika Latin.
Gross Domestic Product (GDP) yaitu penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah negara secara geografis.
Amerika Serikat merupakan mitra dagang terpenting Venezuela. Ekspor USA ke Venezuela mencakup mesin, produk pertanian, alat kesehatan, dan mobil, Venezuela adalah salah satu dari empat pemasok minyak asing terbesar ke Amerika Serikat. Sekitar 500 perusahaan AS diwakili di Venezuela. Menurut Bank Sentral Venezuela, antara tahun 1998 dan 2008 pemerintah menerima sekitar 325 miliar USD melalui produksi minyak dan ekspor lainya, menurut Badan Energi Internasional pada Agustus 2015 produksi 2,4 juta barel per hari memasok 500.000 barel ke Amerika Serikat.
Jadi faktanya adalah siapa yang menguasai industri pertambangan pasti akan juga menguasai politik di Venezuela, hal ini menyebabkan kebanyakan para pekerja di industri minyak mendapatkan upah yang tinggi, para  penguasa Venezuela atau politisi memberikan sogokan-sogokan pada buruh minyak  terutama kepada para pimpinan serikat pekerjanya, agar tidak mengganggu proses produksi yang menjadi tulang punggung ekonomi bagi struktur politik di negara ini.
Serikat buruh di Venezuela mirip dengan serikat buruh di Indonesia, Para pimpinannya bukan buruh, melainkan politisi profesional yang dibayar untuk mengurus administrasi serikat pekerja hanya di tingkat serikat buruh sektoral saja kelas pekerja masih dapat meraih kepemimpinan.
Oposisi anti-Chavez berasal dari sektor perminyakan, penguncian kilang oleh para manajer dan pekerja profesional berupah tinggi, hal ini menyebabkan perekonomian Venezuela tergoncang pada waktu itu, namun Chavez mendapatkan dukungan dari para pekerja profesional dan elit pimpinan serikat buruh.
Revolusi Bolivarian adalah sebuah perjuangan untuk membebaskan Venezuela dari kapitalisme dan sistem neoliberalisme. Revolusi menempatkan rakyat, terutama rakyat kelas bawah sebagai pusat dari gerakan dengan dibawahi oleh satu pemimpin. Neoliberalisme atau ekonomi neoliberal adalah menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptan tindakan korupsi. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas.
Revolusi ini sendiri sebenarnya lebih merupakan sebagai pengukuhan Chavez atas pengidolaannya terhadap sosok Simon Bolivar, dan diharapkan revolusi ini dapat meneruskan cita-cita Bolivar, yaitu kebebasan masyarakat Amerika Latin (terutama Venezuela) dari kapitalisme. Kapitalisme yaitu sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.