Mohon tunggu...
Sahrudin
Sahrudin Mohon Tunggu... Human Resources - time is shot just enjoy the moment and doing something good

I love traveling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Benteng Portugis di Bahrain

24 April 2016   00:05 Diperbarui: 25 April 2016   10:34 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ARAD FORT - BAHRAIN Sisa peninggalan Portugis"][/caption]Revolusi Industri yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian, khususnya di kawasan Eropa telah mendorong Negara-negara Barat untuk melakukan penjelajahan samudera. Penjelajahan ini bertujuan untuk mencari daerah yang akan dijadikan jajahan.

Di daerah-daerah yang telah berhasil dikuasai, para penjelajah melakukan eksploitasi besar besaran terhadap sumber daya alam dan memasarkan hasil industri dari negaranya. 

Pada awal kedatangannya, para penjelajah yang menemukan daerah baru dan mendarat di suatu tempat, memperkenalkan dirinya sebagai pedagang. Mereka melakukan interaksi perdagangan dengan penduduk pribumi, bahkan di antara mereka ada pula yang mendirikan pemukiman (koloni).

[caption caption="Benteng Arad- mycollection"]

[/caption]Pada perkembangan selanjutnya, tanpa disadari oleh penduduk pribumi daerah itu oleh mereka dianggap sebagai daerah miliknya. Dengan leluasa mereka mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan yang ada di daerah baru itu. 

Dalam sistem politik, pendudukan, dan penguasaan suatu daerah oleh Negara lain disebut penjajahan atau istilah populernya disebut kolonialisme.

[caption caption="my collection"]

[/caption]Proses kolonialisme yang selalu dihubungkan dengan imperialisme yang terjadi di beberapa kawasan, seperti di Asia, Afrika, dan Amerika dipelopori oleh Inggris, kemudian disusul oleh Portugis dan Spanyol, Belanda, Inggris, dan Prancis. 

Negara-negara tersebut mengirimkan para penjelajahnya untuk mengarungi samudera dan mencari jalan menuju ke Dunia Timur yang terkenal itu. Selengkapnya Tentang Penjajahan Portugis di Bahrain:

[caption caption="photo Di dalam Benteng menghadap ke mall"]

[/caption]Hari saya mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Bahrain tepatnya di kawasan Arad nama salah satu wilayah yang ada di Bahrain, yaitu Benteng Arad atau lebih di kenal dengan Arad Fort

[caption caption="Reflika pasar tradisional zaman Portugis"]

[/caption]Arad Fort adalah salah satu benteng paling penting Bahrain. Fort dibangun dalam gaya benteng Islam pada akhir abad ke-15 dan 16 awal. Karena lokasinya yang strategis menghadap berbagai bagian lautan Muharraq Island, Arad Fort digunakan sebagai benteng pertahanan sepanjang sejarah, semasa Bahrain diduduki oleh Portugis pada abad ke-16 untuk masa pemerintahan Shaikh Salman Bin Ahmed Al-Khalifa di abad ke-19. Arad Fort ini baru dipulihkan pada 1980-an.

Hal ini diyakini bahwa benteng ini digunakan oleh Oman selama pendudukan singkat mereka di Bahrain pada tahun 1800

[caption caption="Ruang bawah tanah"]

[/caption]Di masa penjajahan portugis Bahrain di kenal sebagai Negara penghasil ikan dan mutiara, sejumlah pulau di Bahrain memiliki mutiara dan sumber laut yang cukup banyak nilai perdagangan mencapai 1.000 kapal. 

Ekspansi Portugis ke Samudera Hindia pada awal abad ke-16 diikuti pelayaran Vasco da Gama eksplorasi di mana Portugis berjuang melawan kekuasaan Ottoman di Teluk Persia, kapal Portugis pertama kali memasuki Teluk tahun 1485, penjajah Portugis yang pertama kali mengunjungi Bahrain adalah Duarte Barbosa. Saat itu Bahrain di kuasai oleh Ottoman Empire salah satu pemimpinya adalah pangeran Al-hasa.

Sebuah gabungan pasukan Portugis-Hormuz yang dipimpin oleh António Correia menaklukkan Bahrain tahun 1521,dalam peperangan tersebut pasukan Bahrain di pimpin oleh pangeran Al-hasa kalah. 

Kekuasan portugis di Bahrain hampir 80 tahun berakhir pada tahun 1602, portugis di pukul mundur oleh pemimpin dari Persia yaitu Shah Abbas I dari kekaisaran safawi.

[caption caption="mycollection"]

[/caption]Benteng ini selain di jadikan museum tetapi juga di gunakan untuk pertunjukan budaya di sisi kanan benteng terdapat gedung pertunjukan yang bisa di bongkar pasang, dan di depan museum terdapat mall pusat perbelanjaan dan bermain. 

Di daerah saya sendiri di Banten tempat bersejarah di hancurkan dan di bangun mall sementara di Bahrain mall tetap di bangun dan cagar budaya bersejarah tetap di jaga dan di lestarikan oleh kerajaan, strategi pendidikan yang baik ketika anak bosan bermain di mall bisa di ajak main ke museum untuk mempelajari sejarah bangsa. 

[caption caption="mycollection"]

[/caption]

[caption caption="Tempat pertunjukan Budaya"]

[/caption]Kebetulan ketika saya berkunjung ke sana ada Festival Hurafuna atau Handicrafts Festival, Festival ini bertujuan untuk mempromosikan hasil kerajinan tangan masyarakat Bahrain, hasil kerajinan tangan yang tak kalah bagusnya dari hasil kerajinan Indonesia berikut photo-photonya:

[caption caption="mycollection"]

[/caption]

 [caption caption="mycollection"]

[/caption]

[caption caption="mycollection"]

[/caption]

[caption caption="mycollection"]

[/caption]

[caption caption="mycollection"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun