[caption caption="Ilustrasi - solo traveling (Shutterstock)"][/caption]Bertualang sendiri? Mengapa tidak? Mungkin akan terdengar aneh dan menakutkan bagi mereka yang belum pernah mencobanya. Ada ketakutan tersendiri yang muncul di benak beberapa orang jika harus bepergian tanpa orang lain yang dikenali. Sejumlah pertanyaan akan muncul ketika mereka membayangkannya, sebut saja keamanan di tempat tujuan hingga bagaimana jika tersesat sendirian? Belum lagi besarnya gengsi apabila di tengah perjalanan harus meminta tolong kepada orang asing. Ini sah-sah saja tentu tergantung individunya. Apalagi jika hanya liburan yang bersifat opsional, maka bukan suatu keharusan untuk melancong sendirian.Â
[caption caption="Saat solo traveling ke Manila (doc)"]
Pendekatan diri Sendiri
Melancong ke tempat asing sendirian artinya Anda tengah memberikan waktu yang sempurna untuk menikmati diri sendiri alias Me Time! Maka ini menjadi waktu yang tepat untuk berdamai dengan diri sendiri. Dalam hal ini, Anda akan dipaksa untuk bergumul dan mengeksplor segala kemampuan demi bertahan dan tiba di tempat tujuan. Ini pula saat yang tepat untuk diam sejenak dan merenungkan apa yang telah dilalui selama ini. Di sinilah Anda akan lebih mengenal diri sendiri lebih dalam, jika selama ini Anda tidak terlalu jujur dengan diri sendiri dikarenakan gengsi kepada sahabat atau keluarga. Maka saat melancong sendirian, Anda bebas untuk memunculkan jati diri yang asli, karena tidak akan ada yang mengenali! Discover yourself!
Ukur seberapa mandirikah Anda
Jika ingin mendapatkan hasil akurat tentang seberapa mandirikah Anda saat ini? Solo traveling bisa jadi alternatif, berlibur ke tempat wisata yang benar-benar belum pernah didatangi dan tidak ada kerabat di sana akan mengukur seberapa kuatkah Anda bertahan di sana. Bepergian sendirian berarti menjadi momen aktualisasi diri dan menjadi semacam tes pertanggungjawaban terhadap diri pribadi. Saatnya meninggalkan sisi melankolis selama ini. Jika sukses di tahap ini, mungkin Anda sudah qualified juga untuk menanggungjawabi orang lain (baca: pacar). Namun, jika menjaga diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana menjaga orang lain?
Do what you want to do, WHATEVER it is!
Sebenarnya solo traveling bisa juga dijadikan waktu untuk mengapresiasi diri sendiri, dan semua orang butuh ini. Dengan bepergian sendirian, anda adalah satu-satunya orang yang empunya aturan. Anda bebas menentukan hendak kemana, makan apa, foto dimana, pulang jam berapa? Bahkan apakah perlu mandi selama liburan atau tidak usah. Hal-hal kecil seperti ini akan memberikan stimulasi positif bagi anda sendiri. Dengan bepergian sendirian anda tidak perlu segan untuk makan atau bahkan berdandan sekalipun. This is yours, only you, yourself! Saatnya mengeluarkan jati diri yang asli, barangkali hal-hal lucu yang ada di pikiran selama ini bisa terrealisasikan. Jadi mengapa tidak mencobanya?
Time to gain confidence
Di tempat asing, Anda akan bertemu orang-orang asing pula tentunya. Kurang lebih satu miliar penduduk bumi, maka ke mana pun Anda pergi pasti akan ada pula yang ditemui. Dan sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan. Saatnya memulai percakapan dengan orang asing, mau tidak mau, suka tidak suka. Sebab anda tidak akan mau tersesat di negeri orang. Saat hanya mengandalkan diri sendiri inilah stimulus percaya diri itu muncul, perlahan tapi pasti anda akan semakin berani dan bahkan jauh lebih percaya diri di saat melancong sendirian. Ketika kembali, perubahan ini tentunya positif bagi perkembangan Anda.
Menantang ketakutan
Sedemikian mengerikankah solo traveling itu? Mungkin itu hanya kedengarannya saja kawan, karena rasa takut sudah terlebih dahulu maju selangkah di depanmu. Maka saatnya mengambil langkah untuk menantang rasa takut selama ini, walau tempat asing tetap saja yang ditemui adalah manusia. Persoalannya kita belum mengenalnya dan bisa jadi kita bertemu dengan orang asing yang jahat. Tak ada jaminan orang asing yang kita temui baik atau ramah, namun bukankah karakter dasar semua manusia itu sama. Hanya saja perlu bijak dalam mempercayakan seseorang asing yang ditemui di perjalanan. Maka mengapa tidak mencoba? Barangkali si jomblo yang solo traveling menemui jodohnya di sana.
Sebenarnya masih banyak manfaat yang didapatkan ketika memberanikan diri untuk bepergian sendirian. Selain untuk mengapresiasi diri sendiri, solo traveling juga akan melatih kita lebih kuat dalam menghadapi setiap masalah yang muncul, terlebih jika mengalami yang namanya sakit saat melancong. Namun, di saat-saat seperti ini akan tertanam di diri sendiri untuk menghadapinya dengan lebih tegar dan tidak melankolis. Solo traveling pun lebih memungkinkan untuk berhemat waktu maupun uang, karena kita hanya perlu menyesuaikan waktu sendiri dan keperluan sendiri. Berbeda bila bepergian bersama kerabat, kita harus mempertimbangkan banyak hal dan bisa jadi malah lebih boros karena terpengaruh orang lain.
[caption caption="Me Time! (doc)"]
Selamat melancong!
Â
I think it’s very healthy to spend time alone. You need to know how to be alone,
And not be defined by another person---Oscar Wilde
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H