[caption caption="Salah satu sudut pemandangan Lapangan Merdeka Medan"][/caption]
Transformasi suatu daerah menjadi kota metropolitan memang akan berdampak signifikan dengan perkembangan infrastrukturnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam satu kota turut pula membawa tingginya volume pembangunan gedung, perumahan, jalan raya, mall atau tempat perbelanjaan sebagai tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penghuninya. Perlahan tetapi pasti, seiring kepadatan penduduk suatu kota, maka rasanya hingga tidak ada celah yang tersisa untuk dijadikan sebagai area public (public space). Tempat-tempat yang diperuntukkan untuk public secara Cuma-Cuma belakangan semakin sulit ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Padahal ruang public seperti taman kota bisa menjadi ikon suatu perkotaan  jika dilestarikan. Selain menyumbangkan hal positif untuk kesehatan lingkungan, taman kota sebagai ruang public bisa menjadi tempat wisata keluarga atau kerabat yang ingin bertemu dan berinteraksi. Dengan pengelolaan yang bagus, suatu taman kota akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin bertemu, berdiskusi di tempat terbuka sambil menikmati udara terbuka. Di zaman sekarang, mall atau pusat perbelanjaan sejenis memang sudah menggantikan peran tersebut.
Sekilas tempat perbelanjaan telah dijadikan sebagai tempat pertemuan paling popular, namun sayang mall masih dikonotasikan sebagai tempat untuk mereka yang ekonominya menengah ke atas atau paling tidak dari segi usia, mungkin hanya remaja yang menyukai suasana mall, maka tak heran mall masih terkesan private dibandingkan dengan ruang public yang terbuka. Selain mall juga tidak akan lebih baik bagi kelangsungan lingkungan hidup tentu saja.
Beruntung, belakangan ini pemerintah mulai menggalakkan pengadaan taman kota untuk memenuhi Ruang Hijau Terbuka di perkotaan. Jakarta dan Bandung menjadi dua kota yang telah memulai kampanye ini secara intensif dan hasilnya beberapa taman mulai menghiasi pusat kota, terutama di Bandung dengan nama-nama unik taman nya. Taman-taman di Jakarta dan Bandung memang sukses mengundang masyarakat terdekat untuk berkunjung dan menghabiskan waktu senggang di sana. Lalu bagaimana dengan kota lainnya?
Kali ini kita akan mencoba berjelajah ke Indonesia bagian Barat, tepatnya di Kota Medan, Sumatera Utara. Berbicara mengenai ruang publik, Masyarakat Medan memang patut berbangga memiliki satu taman di pusat kota yang begitu ikonik dan menjadi salah satu places to see when visit Medan! Ruang yang publik yang terbentang di lapangan luas dengan pohon-pohon hijau di jantung kota Medan ini disebut Lapangan Merdeka Kota Medan atau nama gaulnya ‘Merdeka Walk’. Berbicara mengenai public spaces yang ideal, maka tak berlebihan mengatakan Merdeka Walk-lah juaranya. Lokasi yang strategis, yakni berdekatan dengan stasiun kereta api di sebelah utara lapangan dan diapit oleh hotel besar, Grand Aston dan Balai Kota serta Kantor Pos, menjadikan Merdeka Walk sangat mudah untuk dijangkau bahkan oleh pengunjung luar kota sekalipun. Maka tak heran banyak orang yang menjadikan Merdeka Walk sebagai meeting point jika ingin bertemu di kota Medan.
[caption caption="Image/sumut.co"]
Taman kota yang berlokasi di Jalan Balaikota Medan ini juga merupakan pusat kebugaran gratis bagi pengunjungnya. Yap, ini mungkin menjadi taman kota satu-satunya yang menyediakan peralatan olahraga secara permanen di sudut-sudut lapangan. Tak perlu ke tempat gym yang harus merogoh ‘kocek’ dalam-dalam. Merdeka Walk menawarkan kebugaran ala gym di tempat terbuka kepada siapapun secara gratis. Tak hanya orang dewasa, peralatan yang disediakan banyak pula yang telah disesuaikan untuk anak-anak. Sehingga di pagi dan menjelang sore hari, lapangan merdeka akan banyak dipenuhi oleh pengunjung yang sedang berolahraga dari segala usia. Bentangan jogging track di sepanjang lapangan dari alun-alun menjadi track yang nyaman bagi para pelari. Tak jarang di Minggu pagi, berbagai kelompok senam juga memilih tempat ini untuk mencari kebugaran tubuh. Sejuknya udara di tempat ini juga menjadi alasan banyak orang yang berkunjung untuk sekedar bercengkerama sambal menikmati angin sepoi-sepoi.
[caption caption="Pintu Gerbang Lapangan Merdeka di Malam hari"]
Beranjak ke malam hari, Merdeka Walk pun akan tetap terbangun dengan aneka café yang dipenuhi jajanan khas. Jika di pagi hari menjadi pusat kebugaran, taman kota ini berubah menjadi wisata kuliner di malam hari. Bahkan menjadi salah satu wahana utama untuk mereka pemburu kuliner di kota Medan. Harga makanan yang tersediapun beraneka ragam sehingga mampu memenuhi keperluan berbagai pengunjung. Jadi pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat akan membanjiri tempat ini khususnya di hari libur. Terutama di malam minggu, maka tempat ini akan didominasi oleh anak muda. Tak heran, Merdeka Walk disebut sebagai salah satu tongkrongan ‘anak gaul’ Kota Medan.
Di lapangan luas berumput hijau yang juga sering dijadikan sebagai lapangan bermain sepak bola hingga volli ini tidak menyediakan wi-fi gratis sebagaimana ditemukan di taman kota lain seperti di Bandung atau Jakarta. Memang terbilang konvensional di zaman serba internet seperti sekarang. Tapi secara personal, justru ketidaktersediaan sinyal internet ini seakan ingin menitikberatkan bahwa taman atau ruang public ini untuk fokus pada interaksi sosial dengan sesama bukan dengan gadget. Sehingga memiliki sisi positf pula. Tapi bukan berarti gadget anda menjadi tidak berfungsi di tempat ini, berbagai sudut-sudut lapangan Merdeka memiliki spoyt-spot yang cukup menarik bila ingin dijadikan latar belakang berselfie-ria. Siapa yang tidak senang selfie? Jangan ragu, di tempat ini tak ada larangan untuk mengambil foto sebanyak apapun. Singkatnya, Lapangan Merdeka Medan mampu menjadi ruang publik yang memuaskan pengunjung dengan akses gratis tentunya.
Banyaknya pohon  terawat yang mengelilingi Lapangan Merdeka memang layak menempatkannya sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau yang cukup baik di jantung kota. Maka diharapkan semoga pemerintah setempat mampu melestarikan dan mengisi kekurangan-kekurangan kecil di ruang publik yang satu ini. Karena selama ini, Merdeka Walk telah mampu menjadi ruang public yang eksis dan diakui keberadaannya oleh warga Medan. Banyaknya pengunjung yang datang setiap harinya setidaknya membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang lebih memilih tempat terbuka untuk berinteraksi daripada mall dan sejenisnya. Karena bagaimanapun ruang public seperti ini akan jauh lebih dinamis dan responsive daripada tempat lain. Katakanlah, di taman kota seperti ini kita dapat melakukan olahraga sambal berinteraksi dengan orang lain. Nah, di mall tidak mungkin kita menyapa orang lain sambil berlari bukan?
[caption caption="Image/sumut.co"]
Di era internet yang semakin massif menyeret manusia ke dunia maya dan berinteraksi di media sosial memang pada akhirnya mematikan jiwa sosial kita di kehidupan nyata. Maka kehadiran public spaces menjanjikan suatu realitas sosial yang nyata. Dengan memanfaatkan ruang publik maka hubungan atau interaksi dengan sesama akan mampu dibentuk lebih baik dari interaksi dunia maya. Tantangannya adalah pengelolaan ruang public yang harus dimaksimalkan sebelum digeser para penguasa property. Tidak sedikit ruang public yang tadinya berupa taman kota di-make up menjadi tempat parkir liar. Ini akibat tidak adanya aksi berkelanjutan dari pihak terkait. Padahal dengan mengolah ruang public menjadi lebih hijau dan menarik setidaknya akan menjadi sumbangsih kecil untuk lingkunagn demi menjaga keseimbangan bumi. Kondisi atmosfir yang kian lama semakin meresahkan sepatutnya menjadi dorongan yang kuat bagi kita semua agar lebih concern dalam pengelolaan lingkungan yang baik.
Akhir kata semoga dengan perayaan HHD tahun 2015 ini mampu meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya ruang public untuk masa depan dan tentu saja keseriusan pihak terkait demi menjadikan Ruang public sebagai primadona tempat bertemu dan beraktivitas masyarakat. Public spaces for all, for better future!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H