[caption id="attachment_317590" align="aligncenter" width="300" caption="alpha dan omega "][/caption]
Pada Mu yang Maha Kuat
Kami merengek kekeringan saat Panas
Kami menangis meminta hujan saat kekeringan
Kami berubah memilukan kala kelaparan
Kami jua yang berkeluh-kesah ketika kekurangan
PadaMu yang Maha Esa
Kami bahagia, Lupalah kami KuasaMu
Kami tertawa, Luputlah kami PasaMu
Engkau Sapa, Tulilah kami terhadap suara
Makhluk tercela lupa Kuasa yang Esa
PadaMu yang Maha Kuasa
Gunung pun muntah melihat makhluk tercela
Air bah menggenang hendak menyapu cela
Jembatan runtuh dan Ruas jalan ikut rapuh jua
Melengkapi derita makhluk tercela
Lalu kini sadar siapa yang berkuasa?
PadaMu yang Maha Kasih
Tak layak kami Memohon apalagi Menuntut
Apalah yang pantas bagi si buta saat Engkau Ajak Bersua?
Apa jualah yang pantas untuk si tuli saat Engkau Panggil berdoa?
Inilah hidup makhluk tercela, penuh dosa dan derita
PadaMu yang Maha Pemaaf
Kini makhluk tercela itu bersimpuh
Berlutut setelah sadar telah lama angkuh
Bersujud tunduk sangat rapuh
Berdoa mengharap ampun
Walau tak Pantas, tetapi kepada Siapa lagi mengadu?
PadaMu Tuhan
Benar, Engkaulah awal dan Engkau Jualah Akhir
Sembah sujud kami mengharap KemurahanMu
Bangunkan kami saat Tertidur atas kenikmatan duniawi
Genggam tangan kami saat hendak berbalik arah dari Mu
Sebab kami hanya makhluk cela dan rapuh
Ajarkan kami bersyukur dan selalu Berteguh hati kepada Mu
Inilah doa kami, Para HambaMu yang sering lupa diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H