Sungai Indonesia Terkotor di dunia ditayangkan Inggris!
[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Reportase Citarum By Rhodes (theguardian.com)"][/caption]
Indonesia kembali menjadi sorotan media Internasional. Bukan masalah Pemilu atau Ulasan tentang Joko Widodo dan Tri Rismaharini. Kali ini, sungai Citarum mendapat sorotan dari media Internasional dan bahkan video okumenternya ditayangkan di televisi Inggris, Channel4. Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat dengan aliran sungai sepanjang 300 Km. sungai ini menampung aliran air dari puluhan anak sungai, seperti Ci Minyak, Ci Beet, Ci Lanang, Cisomang,Cikudung dan sebagainya. Ci Tarum disusun oleh dua kata yaitu Ci yang artinya sungai atau air dan tarum yang merupakan nama tumbuhan penghasil warna nila. Dari asal usul kata ini bisa disimpulkan bahwa pada jaman dahulu banyak tumbuhan tarum di sepanjang Ci Tarum (Wikipedia).
Sejak dulu Citarum memainkan peran penting sebagai sumber mata pencaharian nelayan di sekitarnya yang memanfaatkan kekayaan ekosistem di dalamnya. Puluhan jenis ikan menjadi sumber perekonomian penduduk sekitar yang mencari atau menjala di sekitar sungai dan bahkan menjadi tempat membudidayakan ikan dalam keramba jaring apung di Citarum. Namun hal itu terjadi beberapa kurun waktu yang lalu. Seiring perkembangan jaman, perlahan tetapi pasti Citarum rusak oleh pembangunan-pembangunan yang menghancurkan habitat ekosistem di dalamnya. Diawali dengan Pembendungan Sungai Citarum seiring dibangunnya Waduk Ir H Djuanda (1967), Saguling (1985), dan Cirata (1987), merubah ekosistem perairan dari mengalir menjadi tergenang. Kondisi sungai yang kini berubah menjadi waduk memperparah keadaan Citarum. Banyaknya pengembangan usaha Keramba Jaring Apung dalam waduk memperparah keadaan dengan endapan kotoran dan sisa pakan. Bertransformasi dari sungai menjadi genangan, Kuantitas Oksigen di Citarum perlahan berkurang hingga spesies ikanpun perlahan punah di sungai ini. Pembangunan Pabrik di sekitar Sungaipun kian memicu kehancuran ekosistem sungai dengan buangan limbah. Dan saat ini, Sungai yang awalnya sumber produksi ikan dan air bersh telah berubah menjadi tong sampah yang menampung limbah pabrik tekstil dan tempat sampah bagi warga.
Parahnya kondisi Citarum rupanya mengundang perhatian media Internasonal. Tak hanay ditunjukkan dalam media online, sebuah tayangan documenter tentang kotornya sungai Citarum bahkan ditayangkan di televisi Inggris, Channel4. Tayangan khusus bertajuk Unreported World, The World’s Dirtiest River' ini disiarkan Kamis (11/4/2014) pukul 7.30 waktu London. Liputan ini mendeskripsikan secara lugas kondisi sungai yang kini menjadi lapangan sampah dihiasi Botol Plastik, popok bayi, sampah rumah tannga, bangkai ikan hingga bangkai kambing yang dipenuhi belatung. Seperti dikutip dari Theguardian.com , salah satu media yang mengulas Citarum dengan kalimat pembuka:
“Plastic bottles, nappies, sodden shoes, household waste, wrappers, dead fish, bloated goat corpses and live maggots – welcome to the Citarum river in Java, Indonesia”
[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Salah satu kondisi sungai Citarum (dailymail.co.uk)"]
The Guardian menyebut sampah yang dibuang ke Citarum perharinya mencapai 10 ton. Dalam ulasan tersebut juga menjelaskan mirisnya masyarakat yang menggunakan air kotor Citarum untuk mengairi sawah dan bahkan untuk keperluan sehari-hari. Reportase tersebut juga menghadirkan Herman, salah satu warga yang dulunya mencari ikan di sungai Citarum beralih profesi menjadi Pemulung. Herman menceritakan bagaimana kondisi ikan-ikan di Citarum yang mati akibat limbah dan timbunan sampah. Lebih lanjut Herman menyayangkan sikap masyarakat yang tidak mematuhi aturan pengelolaan sampah. “Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman (dailymail.co.uk)
Reportase mengenai Citarum sebagai sungai terkotor sedunia ini harusnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Ulasan mengenai Citarum yang ditayangkan telebvisi Inggris cukup menjadi salah satu keburukan pengelolaan lingkungan di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang sangat minim memang menjadi faktor utama terjadinya kerusakan lingkungan. Lebih dari itu, Pabrik usaha yang tidak bertanggungjawab dalam pengelolaan limbah juga harus dimintai pertanggungjawaban akan kasus ini. Bagaimanapun, menjadi sorotan dunia untuk hal buruk akan mengurangi nilai bangsa ini di mata dunia. Sebagai warga yang peduli akan negara, mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan di daerah masing-masing. Jangan sampai warga Inggris yang akan datang membenahi pengelolaan samaph di Citarum dan Indonesia pada umumnya. Kita boleh kalah dalam bidang Ilmu dan teknologi, tetapi apa harus kalah juga dalam pengelolaan lingkungan di negeri sendiri?
Referensi:
http://www.theguardian.com/tv-and-radio/2014/apr/11/unreported-world-worlds-dirtiest-river-tv
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H