Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Sepatu Dahlan, Inspiratif tapi Kurang Gereget!

18 April 2014   10:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Sepatu Dahlan (21cineplex.com)

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Film Sepatu Dahlan (21cineplex.com)"][/caption]

Setelah sekian lama bioskop Indonesia dihiasi film-film horror yang dilengkapi dengan pertunjukan artis-artis pengumbar keseksian yang berhasil mengganti kesan mencekam menjadi sensual, kini perlahan tim produksi film di Indonesia mulai berbenah. Banyak film berkualitas yang juga berhasil menuai banyak perhatian dari penikmat film bioskop. Kesuksesan Laskar Pelangi di tahun 2008 dengan menyedot penonton sebanyak 4.631.841 orang versi filmindonesia.or.id atau Tenggelamnya kapal Van Der Wjick 2013 yang berhasil meraup 1.724.110 penonton sepertinya mendorong sineas Indonesia untuk menampilkan karya-karya yang berkualitas. Film-film Inspiratifpun mulai bermunculan dan mampu mengundang kembali masyarakat untuk membeli tiket di bioskop.

Salah satu thema yang paling sering diangkat dalam film-film Indonesia saat ini adalah biografi tokoh-tokoh negara. Rahasia dan proses Kesuksesan tokoh-tokoh besar ini menjadi menarik ditampilkan dengan bumbu-bumbu drama di dalamnya. Maka tak heran, film Biopik seperti Habibie dan Ainun yang menceritakan kehidupan mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie menjadi box office dan ditonton jutaan orang. Tak hanya itu, film biopik Proklamator Indonesia yang kontroversional , Soekarno juga menjadi salah satu film besar yang digarap oleh sineas Indonesia.Bercermin dari kesuksesan film-film tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat kini tengah menikmati film-film bergenre biopic, dan ini jugalah mungkin salah satu pemicu diproduksinya film Biopik Indonesia terbaru, Sepatu Dahlan.

Sesuai judulnya, Film ini mengangkat masa kecil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, Dahlan Iskan. Film ini diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Khrisna Pabichara. Tak jauh berbeda dengan film biopic lain yang menggambarkan kisah inspiratif, Sepatu Dahlan juga demikian. Diceritakan sosok Dahlan Iskan yang hidup pas-pasan bersama orang tua dan tiga orang saudara. Ia sendiri adalah anak ketiga yang tengah menyelesaikan pendidikan di sebuah pesantren untuk selanjutnya bersekolah di SMP Takeran. Sementara itu, adiknya adalah siswa Sekolah Rakyat (SR),dan dua kakaknya menuntut ilmu di perguruan tinggi. Kehidupan Dahlan kecil sangat sederhana, jauh dari kata Cukup. Ayahnya bekerja serabutan dan ibunya adalah pembatik kampung. Keluarga Dahlan memiliki seekor kambing, sebagai harta berharga yang dimilikinya.

Susahnya kehidupan terpaksa harus dijalani oleh Dahlan kecil. Jarak rumahnya ke pesantren tak dekat. Ia harus berjalan puluhan kilometer jauhnya tanpa beralaskan sepatu atau sandal. Membayangkan jauhnya jarak tersebut dan harus menahan lecet-lecet di mata kakinya membuat Dahlan mengimpikan sebuah sepatu untuk melindungi kakinya dan sebuah sepeda. Impian ini entu saja takkan terwujud dengan mudah mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya. Pernah sekali Dahlan mencoba sepeda teman yang dipinjamnya, sial bagi Dia karena ia terjatuh saat mengendarainya dan mengakibatkan kerusakan pada sepeda. Tak memiliki uang untuk mengganti rugi, kambing satu-satunya harus direlakan menjadi tebusan.

Memasuki masa-masa di sekolah menengah pertama, Dahlan mulai aktif bersosialisasi dan terpilih menjadi ketua tim voli di sekolahnya. Bertanding di lapangan voli membuat keinginanya akan sepatu makin membesar. Namun baru saja niatan itu akan diberitahu, ibunya yang diperankan oleh aktris Kinaryosih jatuh sakit. Ketabahan Dahlan kembali teruji, Ia harus merawat ibu dan menjaga adiknya. Apa mau dikata, Ibunya akhirnya meninggal. Namun kemalangan ini tak membuat Dahlan terpuruk, Ia tetap tegar dan semangat dalam menjalani hidupnya. Hingga akhirnya Dahlan mendapatkan sepatu impiannya.

Bagian yang paling menarik adalah ketika pembagian raport dimana nilai-nilai mata pelajaran Dahlan tak sesuai dengan harapan. Memiliki tiga mata pelajaran yang bernilai ‘merah’ menggagalkan impian Dahlan Iskan untuk masuk ke SMP Magetan. Di sini Dahlan kecil tampak sangat kecewa karena gagal membuat orangtuanya bangga.

Kisah yang diangkat dalam film Sepatu Dahlan sebenarnya tidak terlalu istimewa. Bahkan bisa dikatakan, biasa saja. Tetapi bagi anak pedesaan dengan ekonomi terbatas memang ini menjadi pengalaman tersendiri yang mampu menyentuh hati. Berjalan dengan telanjang kaki di kampung sudah biasa dan dengan segala keterbatasan fasilitas juga sudah makanan sehari-hari disana. Itulah alasan bahwa film ini akan mampu menyentuh hati. Berbeda dengan anak-anak ‘kaya’ dengan sejuta fasilitas di perkotaan tentunya takkan mendapat kesan apa-apa dari film ini. Atau mungkin hanya akan dianggap cerita atau dongeng saja. Ketegaran hati seorang Dahlan kecil dalam menghadapi keterbatasan yang diinterpretasikan dalam film ini menjadi ajaran yang baik bagi anak-anak sekarang yang tengah bermanja-manja dengan segala fasilitas yang dinikmati. Maka Film Sepatu Dahlan ini layak untuk ditonton semua usia.

Untuk pencapaian komersil, Sepatu Dahlan berhasil meraih penonton terbanyak sejak diayangkan (10/4/2014) lalu. Hingga kini di situs filmindonesia.or.id, film Sepatu Dahlan memuncaki daftar dengan 51.619 penonton di minggu pertamanya. Angka yang lumayan membanggakan untuk film Indonesia.

Salah satu kekurangan film ini adalah akhir cerita yang tidak klimaks. Banyak penonton pasti ingin melihat bagaimana Dahlan meraih cita-citanya hingga menduduki posisi strategis seperti sekarang ini. Karena Dahlan Iskan yang dikenal masyarakat adalah seorang Menteri BUMN. Dengan hanya bercerita masa kecil yang siapapun bisa mengalaminya, kisah ini kurang cocok dijadikan biografi Dahlan Iskan. Ceritanya terlalu general dan tidak spesifik mengkarakterkan sosok Dahlan Iskan. Tetapi dibanding film-film Horror atau untuk membantu produk-produk Indonesia tak salah untuk menonton film ini.

Film Sepatu Dahlan:

Produser : Rizaludin Kurniawan

Sutradara : Benni Setiawan

Penulis: Khrisna Pabichara

Pemeran: Dahlan Iskan (Ali Santosa), Ayah (Donny Damara), Ibu (Kinaryosih)

Tanggal Premier : 10 April 2014

Kategori Penonton : SU

Official Trailer:

http://www.youtube.com/watch?v=CO3LdQU06g0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun