Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Simon Santoso takluk oleh Lin Dan di AUS Open dan Posisi Ahsan/Hendra mulai Terancam Korea

30 Juni 2014   04:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:14 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="566" caption="Simon Santoso (badmintonindonesia.org)"][/caption]

Simon Santoso menjadi satu-satunya penyelamat wajah Indonesia di laga Final Australia Open Superseries 2014 yang di langsungkan di stadion Sydney Olympic Park pada Minggu (29/6) pukul 13.00 WIB). Setelah keluar sebagai pemenang dalam pertandingan persaudaraan menghadapi sesama wakil Tanah air, Tommi Sugiarto di babak semifinal pada hari Sabtu (28/6), pemenang Singapore Open 2014 ini harus menghadapi salah satu masters Superseries dunia, Lin Dan. Tunggal putera wakil Tiongkok ini memang telah memenangkan berbagai Superseries ynag diadakan BWF sepanjang karirnya. Tak hanya itu, atlet yang berjulukan Super Dan ini merupakan juara olimpiade 2008 dan 2012. Rasanya tak ada gelar Superseries yang belum diraihnya. Bahkan pasca absen dari berbagai turnamen selama satu tahun usai memenangkan Olimpiade 2012, Lin Dan masih tetap perkasa dan menjadi rival paling menakutkan bagi semua tunggal Putera bulutangkis dunia. Bersama Lee Chong Wei, Lin Dan menjadi atlet badminton paling fenomenal di era sekarang.

Kehadiran Super Dan di Australia Open juga menjadi sangat menarik mengingat banyaknya pemain top dunia yang tidak ikut serta seperti Lee Chong Wei, Chen Long, Jan O Jorgensen atau Kenichi Tago. Keadaan ini sekaligus memuluskan langkahnya menuju babak puncak karena tidak menemui perlawanan berarti di babak sebelumnya. Hingga akhirnya di partai Final, Simon Santoso menjadi penantangnya yang paling tangguh.

Final Australia Open 2014 menjadi pertemuan ke 12 antara kedua pemain, dengan rekor kemenangan mutlak Lin Dan pada sebelas pertemuan sebelumnya. Memang sedikit pesiimis mengharapkan kemenangan Simon di laga kali ini. Namun dengan modal ketangguhan Simon mengalahkan Lee Chong Wei pada Final Singapore Open 2014 lalu, rasanya semua mungkin saja terjadi di lapangan. Dan Simon Santoso pun tampil sangat percaya diri di babak pertama. Smash-smash silangnya mampu menyamai perolehan skor Lin Dan dan cukup membuat wakil Tiongkok itu terengah-engah. Bermain lepas dan apik, Simon berhasil memenangkan babak pertama setelah menjalani perebutan skor yang sangat ketat 24-22. Di babak kedua, Simon masih menunjukkan perlawanan sengitnya dan beberapa kali leading dalam perolehan skor dari Lin Dan, tetapi mental Lin Dan sebagai seorang master Superseries tak mudah ditaklukkan begitu saja. Simon harus merelakan babak kedua kepada Lin Dan 16-21. Di babak ketiga sekaligus babak penentuan, Simon mengalami anti klimaks dan mulai tidak focus. Beberapa kali melakukan kesalahan dan pengamatan bola yang kurang tepat, Ia tampak kelelahan dan tak mampu membendung laju perolehan poin Lin Dan. Akhirnya, Lin Dan menang mudah dengan skor akhir 21-7. Hasil ini otomatis memperpanjang rekor kekalahan Simon yang ke 12 kalinya dari Lin Dan.

Lin Dan memang bukan lawan yang mudah untuk Simon Santoso bahkan untuk pemain top dunia lainnya. Tampil di final dan menjadi runner Up Australia Open 2014 sudah menjadi prestasi tersendiri bagi Simon Santoso. Prestasi Simonpun terbilang cukup bagus sepanjang tahun ini. Setelah peringkatnya melorot ke posisi 100 besar dunia akibat cuti dari beberapa turnamen tahun lalu. Peringkat Simon terbaru naik ke 20 besar dunia (Peringkat 18 dunia, 26/6/2014). Dengan kemenangannya menjadi Runner up di Australia Open tentu saja perolehan poinnya akan bertambah dan peringkatnya kembali naik.  Semoga saja Simon Kembali ke top 5 pemain tunggal terbaik dunia seperti di tahun 2010.

Berbeda dengan Simon Santoso, ganda Putera terbaik Indonesia sekaligus nomor satu dunia yakni Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra setiawan semakin terancam posisinya oleh pasangan Ganda Korea Selatan, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Pasangan Korea sekaligus musuh bebuyutan Ahsan/hendra ini mencetak hattrick setelah kemenangannya di Japan Open 2014, BCA Indonesia Open 2014 dan yang terbaru Australia Open 2014. Menghadapi pasangan China Taipe, Lee Sheung Mu/Tsai Hsin Chia di babak final, Lee Yong Dae dan Yoo Yeon Song tak menemui kesulitan berarti dan keluar sebagai pemenang dengan straight game 21-14,21-18. Pada peringkat terbaru yang dirilis BWF pada 26/6 di laman www.bwf.tournamentsoftware.com pasangan Korea Selatan ini telah berada di posisi kedua tepat di bawah Ahsan/Hendra. Hasil ini berarti naik dua peringkat dari pekan lalu sebagai efek dari perolehan poin atas kemenangnya di BCA Indonesia Open 2014. Sementara itu Poin Ahsan/hendra dari 12 turnamen yang diikuti adalah 85110, unggul tipis dari Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong dengan 79068. Ini tentunya akan bertambah dengan kemenangannya di Australia Open 2014 ini. Jika pada Superseries selanjutnya Ahsan/Hendra tak mampu meraih gelar, bisa-bisa posisi sebagai pemain ganda nomor wahid akan beralih kepada Pasangan Korea Selatan. Tentu saja kita tidak mengharapkan ini.

Menjadi tugas PBSI untuk segera berbenah dan mempersiapkan secara matang atlet-atletnya agar kembali mencetak prestasi. Dalam beberapa turnamen, seringkali Atlet kita yang berlaga tampak kelelahan dan staminannya yang tidak stabil layaknya pemain Tiongkok. Ini mungkin bisa menjadi salah satu permasalahan yang bisa segera dievaluasi dan dilatih kepada mereka. Dari segi strategi bertanding, pemain Indonesia tidak kalah dari Pemain terbaik negara manapun. Hanya saja perlu konsistensi dan gairah yang stabil dalam bertanding. Untuk itu, PBSI harus semakin gencar memberikan latihan-latihan fisik maupun pembekalan mental di lapangan.

Dengan demikian, Atlet-atlet kita kembali manorehkan prestasi gemilang sekaligus mengantarkan Indonesia ke mata dunia. Akhirnya semoga saja, PBSI bersama atlet-atletnya kembali bangkit dan bersinar untuk mempertahankan sejarah kemenangan Indonesia di ajang perbulutangkisan dunia. Karena bagaimanapun, Bulutangkis masih tetap menjadi olahraga kebanggaan Indonesia yang mana Garuda Pancasila diberi ruang untuk dilirik dunia Internasional. Indonesia Juara!

Berikut Hasil Lengkap Final Australia Open 2014:

Tungga Putra :

Lin Dan (CHN) vs Simon Santoso (INA) 22-24, 21-16, 21-7

Tunggal Putri

Saina Nehwal (6/IND) vs Carolina Marin (SPA) 21-18, 21-11

Ganda Putra

Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (4/KOR) vs Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (3/TPE) 21-14, 21-18

Ganda Putri

Tian Qing/Zhao Yunlei (5/CHN) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (2/JPN) 21-15, 21-9

Ganda Campuran

Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (6/KOR) vs Michael Fuchs/Birgit Michels (GER) 21-16, 21-17

Catatan: Tommi Sugiarto dan Ganda Campuran Markis Kido/Pia Zubaedah menjadi pemenang 3 dan 4 (semifinalis).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun