[caption id="" align="aligncenter" width="502" caption="Sumber: nisaakyt.blogspot.com"][/caption]
Apa yang Anda bayangkan ketika ditanya mengenai kiprah artis-artis cilik saat ini di jagad hiburan Tanah Air? Tentunya yang terpikir adalah menjadi penyanyi cilik layaknya yang tampil di acara pencarian bakat ‘Idola Cilik’ yang biasa mendendangkan lagu-lagu cinta. Maklum saja, lagu-lagu anak-anak saat ini sudah tidak sepopuler di era Joshua, Trio Kwek-kwek, atau Tasya Kamila. Minimnya acara televisi yang dikhususkan untuk kategori anak-anak lengkap dengan materi dan Pengisi acaranya yang memang sesuai umur anak-anak menjadikan artis-artis cilik ini diselipkan dalam program yang tidak sesuai umurnya. Sebut saja masuk dalam sinetron dewasa atau film-film yang tidak berkategori anak-anak.
Terlalu banyak disuguhi konten televisi yang tidak pada umurnya, maka anak-anak sekarang pun menjadi kebingungan mencari figur yang pantas untuk ditiru. Akhirnya Syahrini, Ayu Tingting, Janeta Janet hingga Juwita Bahar menjadi tokoh idola, tak percaya? Buktinya adalah hasil acara pencarian bakat anak-anak beberapa waktu lalu yang diadakan oleh SCTV bertajuk ‘Little Miss Indonesia’ yang ujung-ujungnya pemenangnya memiliki bakat menirukan gaya Syahrini. Masih kurang? Sebagian besar anak-anak Indonesia pasti lebih hafal lagu ‘Kereta Malam’ daripada lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Memang bukan tidak ada artis cilik Indonesia sekarang. Selain yang muncul dari pencarian bakat cilik di televisi. Ada juga beberapa nama yang populer seperti Afika yang terkenal karena iklan kemudian ada Alwi Assegaf aktor cilik yang sayangnya bermain di sinetron laga dewasa. Dan ada Cinta Kuya yang mengikuti jejak ayahnya sebagai pesulap. Peran yang dimainkan artis-artis cilik ini memang bisa dikatakan suatu talenta, namun untuk dijadikan role model tampaknya kurang baik di usianya yang belia.
Namun di tengah banyaknya artis cilik yang salah peran karena tidak sesuai usianya, ada satu sosok yang menarik dan rasanya tidak salah jika anak-anak Indonesia mencontohnya. Dialah Nizam Zayla Ali atau lebih populer dengan nama Nizam. Artis cilik berusia 9 tahun ini memang sudah lama muncul di berbagai program televisi dan Sinetron ramadhan. Salah satu sinetron yang melambungkan namanya adalah Baim Anak Sekolahan di tahun 2009. Nizam ini sangat berbeda dengan artis cilik lainnya. Jika sebagian besar artis cilik hanya bisa menghibur di tiap penampilannya karena dinilai lucu atau imut, maka Nizam memiliki nilai yang lebih dari sekedar hiburan atau lucu-lucuan. Nizam memiliki kemampuan lebih untuk merepresentasikan seorang anak yang tidak melulu ‘cengeng’ atau ‘manja’.
Setidaknya hal ini tergambar dari sebuah acara reality show yang dipercayakan kepadanya saat ini. Acara Charity yang ditayangkan oleh RTV (aka B Channel) ini mungkin menjadi satu-satunya acara Charity di televisi Indonesia yang dibawakan oleh selebritis cilik sebagai host utama. Tak tanggung-tanggung, acara ini juga menggunakan nama Nizam sendiri, yakni ‘Kaca Mata Nizam’. Kecerdasan dan bakat yang dimiliki Nizam di dunia hiburan menjadikannya anak-anak yang memiliki acara dengan nama sendiri. Memang ada acara reality show juga yang menggunakan nama anak Mulan Jameela dan Ahmad Dhani, tapi ini tentunya berbeda. Kalau Kaca Mata Nizam merupakan Charity maka Acara Anak Ahmad Dhani tak lebih dari sekedar dokumentasi kegiatan anak balita yang masih bermanja-manja dengan ibunya lengkap dengan tontonan kemewahan baju Mulan Jameela atau perawatan-perawatannya. Dan menurut saya acara ini sangat jauh dari kata bermanfaat apalagi edukatif.
Nizam melalui reality show tersebut mengunjungi orang-orang pinggiran kota yang terbelit kesusahan dan hidup dengan kemiskinan. Hebatnya, walaupun masih berumur 9 tahun, Nizam mampu melakukan peran dan fungsinya dengan baik. Layaknya motivator, Nizam selalu memotivasi dan menghibur orang yang sedang dikunjungi. Dalam tiap episode bahkan bocah ini selalu sukses menunjukkan empatinya layaknya ikut merasakan pahitnya kemiskinan. Di akhir acara, Nizam selalu memberikan kalimat penutup yang menginspirasi. Terlepas materinya sudah disiapkan oleh tim produksi atau spontanitas Nizam, setiap scene dari acara yang dibawakannya ini mengalir dengan natural dan pesannya disampaikan dengan baik kepada masyarakat. Singkatnya, Nizam sukses mengubah persepsi jika artis cilik tak ada yang layak diidolakan saat ini.
Inilah gambaran yang memang baik dijadikan Contoh untuk anak-anak Indonesia sekarang. Anak-anak Indonesia yang kini manja dengan berbagai kemudahan dan fasilitas semakin lama akan kehilangan rasa peduli terhadap sesama. Sehingga cenderung lebih egois dan individualistis. Kaca Mata Nizam menjadi satu agenda acara televisi yang patut direkomendasikan kepada anak-anak Indonesia di tengah krisisnya acara yang berkualitas dan cocok untuk anak-anak. Tak hanya itu, Nizam juga menjadi model yang layak dicontoh oleh anak-anak atau orang dewasa sekalipun yang biasanya hanya disuguhkan tontonan-tontonan humor dan kehidupan yang serba mewah seperti di sinetron atau acara-acara televisi saat ini.
Akhirnya semoga saja acara televisi yang berkualitas seperti ini tetap bertahan dan semakin banyak. Serta semakin banyak lagi anak-anak Indonesia seperti Nizam yang lebih peduli sosial sehingga kita tidak ragu kualitas generasi penerus bangsa ini. Dengan semakin banyak acara berkualitas, maka orang tua pun tidak akan ketakutan apabila anak-anaknya menonton televisi sendirian.
Lihat cuplikannya di sini:
http://www.youtube.com/watch?v=SQLJ33K2oe4
Salam cerdas dan Jangan Lupa kawal anak anda saat menonton televisi.
Sebelum lupa, Selamat mencoblos dan sampai Jumpa di TPS besok 9 Juli 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H