Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mari Menghitung Produksi CO2 dengan Kalkulator Karbon

16 Juli 2014   06:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:11 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_348038" align="aligncenter" width="600" caption="(greenglobaltravel.com)"][/caption]

Global Warming barangkali sudah menjadi topik yang akrab di telinga kita. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi besar-besaran yang tidak seimbang dengan tindakan pemulihan alam ini sudah sejak lama digembor-gemborkan dan dikampanyekan di berbagai negara terutama oleh para pecinta lingkungan. Berbagai resiko ekstrem yang akan terjadi jika kerusakan ini semakin parahpun sudah seringkali diberitakan media. Namun kebutuhan hidup manusia yang semakin hari semakin banyak sepertinya telah menomor duakan efek yang akan terjadi pada lingkungan dengan melakukan eksploitasi besar-besaran dan secara kontiniu. Perkembangan zaman yang sangat pesat turut juga membawa perubahan lingkungan yang kian buruk saja.

Produksi Gas Rumah kaca yang sangat tinggi menjadi salah satu faktor yang mempercepat kerusakan bumi/ atmosfer. Salah satu di antaranya adalah Emisi Karbon Dioksida (CO2) yang semakin hari semakin tak terbendung. Secara alami, Karbon dioksida timbul dari aktivitas lingkungan, namun sejalan dengan perkembangan Zaman, manusia menjadi pemeran utama yang memperbanyak produksi CO2 ini. Pepohonan di hutan-hutan yang seharusnya menjaga kesimbangan kadar CO2 di bumi semakin hari kian tersisih dan digantikan oleh gedung-gedung dan perusahaan-perusahaan industry yang semakin memperparah kondisi lingkungan dengan produksi limbahnya. Tak hanya itu, Polusi yang dihasilkan oleh beraneka ragam bentuk alat transportasi saat ini turut serta menjadi penyumbang tetap emisi karbon.

Sebagai salah satu negara yang memiliki area hutan yang luas, seharusnya Indonesia tidak perlu cemas dengan ancaman Efek Rumah kaca ataupun Emisi Karbon. Namun itu terjadi seandainya negara kita mampu menjaga dan mempertahankan kehijauan hutan. Sayangnya, Hutan-hutan tropis dulu yang dipenuhi oleh pohon-pohon rindang telah digunduli dan ditanami tumbuhan industry. Pembabatan liar hingga pembakaran hutan juga marak terjadi. contohnya saja, Hutan di Riau yang sepanjang tahun ini dihiasi titik-titik api.

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia juga terbilang tinggi. Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara tujuan utama kendaraan impor dari Jepang dan negara lainnya. Kuantitas kendaraan di Indonesia secara otomatis menyebabkan polusi mana gas Karbon menjadi unsur paling banyak. pembangunan Pabrik-pabrik baru di Indonesia juga semakin memperparah keadaan dan membuat Emisi karbon semakin banyak dan menjadi ancaman serius. Maka tak heran, Indonesia menjadi salah satu negara paling banyak menyumbang emisi karbon di dunia tahun lalu .Lihat daftarnya versi Statista.com di:

The largest producers of CO2 emissions worldwide in 2013, based on their share of global CO2 emissions

[caption id="attachment_347981" align="aligncenter" width="490" caption="Indonesia salah satu Negara Penyumbang emisi karbon terbesar (Image: Screenshoot Statista.com "]

1405441029697698567
1405441029697698567
[/caption]

Upaya pencegahan untuk penyelamatan lingkungan mungkin sudah banyak dilakukan, seperti Reboisasi, penerapan hutan kota dan masih banyak lagi. Hal-hal kecil seperti daur ulang sampah atau menanam pohon di lingkungan rumah kita masing-masing bisa jadi suatu alternative yang bisa kita lakukan untuk mencegah laju produksi Karbon ini. Bahkan kita mungkin bisa juga memperkecil emisi karbon dengan menghitung jumlah karbon yang kita hasilkan setiap harinya. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan Kalkulator Karbon.

Kalkulator Karbon ini disediakan oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim yang bisa di lihat di situs www.kalkulator.dnpi.go.id . Layaknya mesin hitung biasa, Kalkulator karbon ini juga difungsikan untuk menghitung jumlah karbon yang diproduksi oleh satu rumah tangga sehari-harinya. Hitungan ini mencakup Emisi Listrik, Emisi BBM, Emisi Sampah, Emisi Transportasi yang kemudian dijumlahkan dan menunjukkan total karbon yang diproduksi oleh satu rumah tangga.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Logo Kalkulator Karbon (image/omarniode.org)"]

Logo Kalkulator Karbon (image/omarniode.org)
Logo Kalkulator Karbon (image/omarniode.org)
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="606" caption="Tampilan Kalkulator Karbon (image/blogspot.com)"]

Tampilan Kalkulator Karbon (image/blogspot.com)
Tampilan Kalkulator Karbon (image/blogspot.com)
[/caption]

Selama ini Kita mungkin tak tahu seberapa besar kerusakan bumi akibat produksi Emisi karbon yang kita gunakan. Namun dengan mengetahui jumlah emisi karbon yang kita sumbang secara tidak sengaja untuk merusak bumi, semoga saja timbul kesadaran untuk lebih menghemat penggunaan energy untuk menciptakan keseimbangan alam.

Kalkulator Karbon ini menjadi sangat menarik dan mungkin saja bermanfaat untuk menyadarkan setiap orang akan pentingnya mengurangi produksi emisi karbon dengan mengefisienkan penggunaan listrik, jumlah kendaraan atau apapun juga. Karena tentunya kita semua sepakat untuk mewariskan bumi yang indah ini agar tetap Seimbang kepada anak cucu kita nanti.

Jadi saatnya mengurangi produksi emisi karbon sekarang. Untuk itu, mari menghitung ‘kejahatan’ yang kita lakukan kepada lingkungan dengan Kalkulator Karbon. Untuk selanjutnya menguranginya demi Lingkungan yang tetap aman dan nyaman kita huni. Selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun