[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="image (blogspot.com)"][/caption]
Menjadi kebanggan tersendiri dilahirkan di sebuah negara yang sangat kaya akan potensi alam dan penuh dengan kebhinekaan budaya seperti di Indonesia ini. Terlepas dari sebagian kecil masyarakatnya yang masih berkutat pada kesenjangan sosial dan SARA, Indonesia masih memiliki rakyat yang ramah dan lebih mencintai damai dan persatuan daripada tersesat dalam pengkotak-kotakan pergaulan atas dasar penyeragaman agama, budaya,etnis atau suku antar golongan. Oleh karena itu kita tak perlu takut atau ragu untuk menjelajahi negeri ke wilayah manapun karena pasti akan bertemu masyarakat setempat yang ramah dan akan menyambut kita selayaknya saudara sebangsa dan setanah air. Dengan catatan haruslah bisa menjaga sikap yang sopan, menghargai budaya setempat dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku.
[caption id="" align="alignnone" width="538" caption="Legitnya Ombus-Ombus Tapanuli (image:blogspot.com)"]
Nusantara yang menyimpan kekayaan wisata yang sangat variatif di setiap daerah memang menjanjikan pengalaman yang menantang untuk para pecinta adventure atau pecinta alam. Hampir meratanya lokasi-lokasi wisata di setiap daerah di Indonesia juga menjadi alasan kuat mengapa kita perlu untuk mengelilingi negara ini dari Pulau Sumatera hingga Papua. Tak perlulah keliling dunia untuk mencari pemandangan gunung, pantai, landscape bangunan, hingga infrastruktur yang menarik karena di sini semuanya lengkap dan tersedia. Selain anda akan mengalami sedikit kesulitan mengadaptasi bahasa di negeri orang, makanan yang tersedia juga mungkin akan kurang cocok dengan selera. Maka dari itu wisata dalam negeri akan terasa lebih nyaman. Karena pastinya setiap daerah mengerti atau paham dengan bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia walau mengalami sedikit perubahan dengan bahasa setempat. Untuk yang satu ini tergantung dengan suku apa yang mayoritas mendiami daerah tersebut. Dan bukanlah perihal yang terlalu sulit menyesuaikan diri dengan bahasa lokal.
Salah satu daerah yang wajib anda kunjungi karena menyimpan segudang hiburan adalah Sumatera Utara. Provinsi yang berada di sebelah barat Indonesia ini memang menawarkan beraneka ragam wisata yang mampu memanjakan para turis. Wisata alam dapat ditelusuri dengan bersepeda ria menikmati Danau Toba dengan mengelilingi Pulau Samosir, Parapat hingga Tomok. Lebih menyukai aneka wahana hiburan dan permainan, maka berkunjunglah ke Mikky Holiday di Berastagi dan rasakan sensasi Dunia Fantasi disana. Lebih tertarik dengan petualangan wisata, cobalah mendaki gunung Sibayak atau menjelajah hutan menuju Air Terjun Dwiwarna di Sibolangit. Lebih menggemari petualangan Kuliner? Medan surganya kuliner. Berwisata buah-buahan dengan udara sejuk khas pegunungan? Kabanjahe dan Tanah Karo tempatnya. Namun di artikel kali ini, bukan untuk membahas detail tempat-tempat wisata tersebut. Tetapi ingin berbagi salah satu keunikan yang dimiliki oleh masyarakat Medan, yakni Bahasa.
[caption id="" align="alignnone" width="614" caption="Air terjun Dwiwarna di Sibolangit (image:mhdharis.files.wordpress.com)"]
Tak bisa dipungkiri bahasa merupakan hal penting yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum mengunjungi suatu lokasi wisata apalagi bila tidak menggunakan jasa Pemandu wisata. Walaupun menggunakan jasa pemandu, rasanya tak salah bila menambah wawasan dengan mengetahui istilah-istilah umum yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat setempat. Percaya atau tidak, masyarakat lokal yang kita jumpai di tempat wisata akan lebih respect dan ramah ketika kita menyapanya dengan bahasa daerah tersebut. Walau masih memahami bahasa Indonesia, setiap daerah pasti memiliki ciri khas tertentu yang terpengaruh oleh bahasa Lokal. Jakarta saja sebagai Ibukota Negara tidak terlepas dari sentuhan betawi sebagai suku asli. Hal serupa juga terjadi di Medan yang terpengaruh oleh dua bahasa yakni Batak dan Melayu. Lalu apa saja istilah/kata yang mengalami sedikit perubahan ketika tiba di Kota Bika AMBON Ini? Hanya ada di Kota Medan! Simak yuk…
1.Salam
Untuk sapaan khas Medan yang lebih popular adalah Horas. Ini sebenarnya merupakan serapan dari Bahasa Batak Toba. Masih ada lagi salam yang mewakili kota Medan dari suku Karo ‘Mejuah-juah’, atau Pakpak ‘Njuah-juah’. Tetapi yang paling Populer asalah Horas. Rasanya tak ada satupun orang Medan yang belum pernah mendengar kata Horas. Kata ini biasanya disampaikan sambil bersalaman. “Horas, apa kabar?”
2.Kamu- Kau, Ko, Kam, Wak
Di Medan penggunaan Kamu ini jarang digunakan bahkan saking jarangnya, terasa lucu bila digunakan dalam percakapan sehari-hari. Walau terdengar lebih kasar, Kau, Ko, Wak atau Kam lebih sering digunakan di Medan. Jangan tersinggung bila berkunjung ke kota ini dan mendapatkan kata Kau atau Kam. Kam tersendiri serapan dari bahasa Karo. “hati-hati di jalan Ko ya!”
3.Lae, Kedan dan Tulang
Kata Lae (Batak Toba) merujuk pada panggilan untuk teman sebaya atau sohib. Bisa juga digunakan oleh orang yang lebih tua kepada yang dirasanya lebih muda. Tetapi menjadi kurang sopan apabila yang lebih muda memanggil Lae kepada yang lebih tua darinya, kecuali hubungan keluarga di adat, yang mana lae berarti ipar laki-laki. Sama seperti Lae, Tulang juga merupakan bahasa Batak Toba asli artinya Paman. Hampir semua supir, Tukang Becak atau siapapun yang lebih tua dijumpai di jalanan di Medan dipanggil Tulang sebagai pengakraban. Jadi ketika hendak bertanya arah jalan atau ingin menghentikan Angkutan Umum, tak masalah jika memintanya dengan memanggil Tulang. Sementara itu bila kita cepat akrab dengan orang Medan, maka akan sering disebut kedan (teman akrab). “Tulang, turunin di Simpang Pos Ya”
4.Kreak, Cengkunek, recok
Jika bertamasya ke Medan semoga tidak mendapatkan kata-kata ini. Karena maknanya negative, yakni menggambarkan orang yang sok dan berlagak. Biasanya ini disematkan kepada orang-orang yang omongannya tinggi dan angkuh. “jangan Kreak, nanti taka man Kubuat”
5.Bodat dan Lappet
Selain istilah-istilah yang positif tentunya anda tak mau juga dikata-katain tanpa sepengetahuan anda. Hati-hati dengan kedua kata ini, apalagi Bodat. Ini biasanya diungkapkan apabila kesal dengan seseorang. Bodat sendiri artinya Monyet dan Lappet artinya kue Lepat yang dikonotasikan negative.
6.Sudako, RBT, Honda dan Kereta=Motor
Tak peduli apa merk dari kendaraan bermotor anda, orang Medan akan tetap menamainya Honda. Jika di Jakarta, Kereta diartikan Kereta Api maka di Medan Kereta artinya Motor. Sebaliknya Motor (bhs Batak) artinya Mobil. Sudako merujuk pada Angkutan Kota (Angkot). Ojek lebih dikenal dengan istilah RBT (Rakyat Banting Tulang). “Naik RBT tadi atau Honda?”
7.Mandi, Teh Tong, Barak
Untuk bagian Kuliner Medan juga memiliki bahasa tersendiri. Walau pelayan di rumah makan masih mengerti dengan istilah Es Teh Manis (walau jarang digunakan disana), di Medan istilah Mandi (singkatan The manis Dingin) dan Teh Tong (the tanpa gula) lebih hits. Bahkan di warung bakso disana ada juga istilah Bakso Raksasa (Barak) untuk bakso besar. “Kak, pesan Mandi 1 sama Barak 2 ya”
8.Cak, Pala, Tokoh, Kemek-kemek, Siap
Cak di sini bukan berarti Cak Lontong. Jangan bingung ketika di jalan anda menemui kalimat ‘Cak tunjukin KTP Kau’ artinya adalah Coba tunjukkan KTP kamu. Sementara Pala berarti tak usah. Tokoh untuk menipu/tertipu. Kemek-kemek artinya traktiran dan Siap artinya selesai atau sudah berakhir. “habis aku kau Tokohi”
9.Acem, semak, Kontak, Cakap-cakap
Acem ini termasuk paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di Medan yang artinya Bagaimana. Menggambarkan kepadatan digunakan semak. Sementara itu Kontak artinya Kesetrum listrik dan berbincang-bincang digunakan Cakap-cakap. “acem pekerjaanmu di Jakarta?
10.Terimakasih
Sebagai manusia beradab tentunya kita tidak lupa untuk berterimakasih ketika ditolong oleh orang lain. Orang Medan jugaringan tangan menolong orang asing, loh. Untuk yang satu ini, anda bisa menggunakan kata Mauliate yang berarti terimakasih dalam bahasa Batak.
[caption id="" align="alignnone" width="350" caption="Jersey Batak (image:wordpress.com)"]
Itulah secuil daftar bahasa Medan yang sedikit berbeda dengan Bahasa Indonesia. satu hal, bahasa orang Medan bisa saja terdengar kasar atau Keras, tetapi hatinya tetap lunak dan mudah ditaklukkan. Tentu saja hanya oleh orang-orang baik. Jadi ingin berkunjung ke Medan? Istilah-istilah di atas barangkali bisa dijadikan tambahan. Selamat berkunjung! Horas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H