[caption id="" align="aligncenter" width="597" caption="Shendy/Vita Marissa runner Up Dutch Open GP 2014 (Image/twitter @europebec)"][/caption]
Atlet bulutangkis Indonesia kembali mencetak prestasi di Kejuaraan Internasional. Kali ini, Indonesia berhasil menjadi juara umum di turnamen resmi BWF tur Eropa kelas Grand Prix, Yonex Dutch Open GrandPrix 2014 yang dihelat di Almere, Belanda sejak 7 Oktober lalu. Turnamen yang setingkat dibawah Superseries ini merupakan kejuaraan tahunan yang memperebutkan total hadiah sebesar 50.000 USD. Turnamen ini diikuti oleh atlet-atlet kelas menengah yang didominasi Eropa dan untuk pertama kalinya telah menerapkan system skor 11x 5 di kejuaraan ini yang berarti sistem penilaian 11 poin dengan lima kali pertandingan. Jadi pemenang merupakan atlet yang berhasil mencapai poin 11 pada tiga round pertandingan. Berbeda dengan system skor yang lama yakni 21x3, system skor yang baru ini jauh lebih mempersingkat durasi pertandingan.
Dalam babak final yang digelar Minggu (12/10) sore waktu Indonesia, sebanyak 4 wakil berhasil mengantarkan Indonesia menjadi Negara penyumbang atlet terbanyak di babak puncak. Satu-satunya kategori yang tidak sampai partai Final adalah Tunggal Puteri yang hanya mencapai babak semifinal, melalui tunggal putri Indonesia Maria Febe Kusumastuti yang kandas di tangan pemain Amerika Serikat, Beiwen Zhang yang mana menjadi unggulan pertama di kejuaraan ini. Maria takluk 5-11,4=11,11-6 dan 9-11. Empat wakil Indonesia yang berhasil melaju ke final hari ini adalah 1 Tunggal putera (Ihsan maulana), 1 Ganda putera (Fran Kurniawan/Agripinna Rahmanto), 1 Ganda Putri (Shendy Puspa Irawaty/Vita Marissa) dan 1 Ganda Campuran (Riky Widianto/Richi Puspita Dili)
Ganda campuran membuka pertandingan final yang mana Indonesia kontra pasangan tuan rumah Belanda lewat Jorrit De Ruiter/Samantha Barning. Riky/Richi yang diunggulkan di tempat kedua tampak kesusahan menghadapi pasangan unggulan ketujuh ini. Saling kejar-kejaran poin terjadi antar pasangan. Dua babak pertamapun dibagi rata oleh kedua pasangan 11-10 dan 10-11. Memasuki round ketiga pasangan Indonesia tampak masih belum bisa mendominasi lawan hingga harus merelakan babak ketiga untuk belanda 9-11. Di round keempat, Riky/Richi kembali membalas kekalahan dan menyamakan kedudukan dengan skor 11-8. Babak penentuan dimulai, pasangan Riky/Richi mulai terbiasa dengan suasana Arena. Keduanya bangkit dan berhasil menundukkan tuan rumah dengan skor meyakinkan 11-1. Satu gelar juara Untuk Indonesia!
[caption id="" align="aligncenter" width="642" caption="Riky/Richi, The Next tontowi/Liliana (Image/sportanews.com)"]
Pertandingan final kedua adalah ganda Putri yang mana Indonesia juga berhadapan dengan pasangan Putri tuan rumah Eefje Muskens/Selena Piek yang menjadi unggulan utama. Sementara pasangan Indonesia Shendy/Vita diunggulkan di posisi ketujuh. Memasuki babak awal pasangan Indonesia masih kalah dalam hal penguasaan lapangan. Beberapa kali Shendy/Vita melakukan eror sendiri yang menguntungkan bagi pasangan lawan. Eefje/Piek memanfaatkannya dengan baik dan unggul 11-8. Di round kedua, pasangan Indonesia mulai bangkit dan tampil meyakinkan dengan mengandaskan permainan Belanda 11-4. Di dua round selanjutnya terjadi pertandingan sengit antar kedua pasangan dan perolehan poin demi poinpun sangat tipis. Sayangnya pasangan belanda jauh lebih konsisten hingga berhasil menang dengan skor akhir 11-9 dan 11-10. Sangat tipis. Shendy/Vita harus puas menjadi runner-up!
Final dilanjutkan dengan memainkan nomor tunggal putra mempertemukan Ihsan Maulana kontra Ajay Jayaram wakil India. Ihsan menjadi wakil Indonesia satu-satunya di tunggal putra yang lolos ke babak puncak setelah sebelumnya Dyonisus Hayom Rumbaka gagal di semifinal oleh Ajay. Mengawali babak pertama kedua pemain sudah tampil maksimal dan saling berlomba untuk menekan lawan. Namun Ihsan lebih dulu unggul 11-10. Babak kedua, Ajay berhasil membalas kekalahan di babak awal dan menyamakan kedudukan 11-6. Di round selanjutnya Ajay tampil bersemangat dan berhasil mengungguli perolehan poin Ihsan hingga mengamankan babak dua dengan skor 11-7. Tertinggal satu round, Ihsan mulai bangkit dan tampil perkasa hingga mengandaskan permainan Ajay di babak keempat 11-1. Babak penenuan dimainkan, lagi-lagi pemain Indonesia kurang konsisten hingga akhirnya harus kalah 9-11 dari pemain India. Ihsan harus berpuas sebagai runner-Up.
Fran Kurniawan/Agripinna Rahmanto membuka pertandingan final ganda putra kontra pasangan Baptiste Careme/Ronan Labar yang merupakan wakil dari Perancis. Fran/Agri yang tidak diunggulkan di turnamen ini mengawali pertandingan dengan sangat baik dan cukup meyakinkan. Menghadapi pasangan unggulan ke empat ini, Fran/Agri tampil perkasa di babak awal 11-5. Namun di babak kedua pasangan Prancis mulai bangkit dan mampu mengikuti irama permainan Indonesia. Walau sempat beberapa kali tertinggal poinnya, pasangan Perancis mampu menunjukkan staminanya yang pantang menyerah hingga menang tipis 11-10. Di round selanjutnya kedua pasangan sudah saling mengimbangi dan kejar-kejaran poin pun tak terelakkan. Sayangnya, Pasangan Prancis masih lebih perkasa hingga unggul 11-10 dari Indonesia. Di round keempat, pasangan Indonesia sempat beberapa kali leading, namun kurang konsisten hingga akhirnya harus pasrah menjadi runner-up setelah pasangan Prancis menang 11-7.
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Fran/Agri harus berpuas sebagai Runner Up (Image/twitter.com/ @europebec)"]
Dengan demikian Indonesia berhasil menjadi Juara umum dengan mengoleksi 1 gelar juara dan 3 Runner-Up di Yonex Dutch Open Grand Prix 2014 ini. Catatan dari kejuaraan kali ini adalah Atlet Indonesia tampaknya masih kurang cocok dengan system skor baru ini. Pergantian babak demi babak yang terlalu singkat tampaknya justru membuat atlet Indonesia kehilangan penguasaan aroma pertandingan serta pengelolaan stamina. Sehingga tidak bermain secara konsisten. Sepertinya system skor 3x21 masih lebih baik untuk pemain tanah air. Tetapi bagaimanapun seorang atlet yang baik harus tetap bisa beradaptasi dengan system yang berlaku. Untuk itu perlu latihan lebih keras lagi bagi atlet agar terbiasa dengan system skor ini. Dan tentu saja tetap bangga dengan prestasi kali ini yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional. Jadi, selamat untuk seluruh atlet yang telah bertanding. We Proud Of You!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H