[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="Fadli Zon (Image by beritasatu.com)"][/caption]
Kasus penghinaan Presiden Joko Widodo oleh Muhammad Arsyad di media sosial facebook tampaknya sangat menarik perhatian salah satu wakil Ketua DPR RI 2014-2019, Fadli Zon. Politisi yang sangat gemar berbicara di depan media seperti Farhat Abbas ini terlihat sangat antusias untuk mencampuri kasus yang tengah ditangani oleh Mabes Polri ini. Sebegitu pentingnya Arsyad hingga membuat Fadli dan rombongannya dari Jaringan Merah Putih turun tangan untuk mengunjungi keluarga Arsyad. Padahal seperti yang kita ketahui, kondisi parlemen pun lagi carut marut dengan berbagai persoalannya, memang “empati” Zon sangat besar. Datang dengan mengendarai mobil dinasnya Toyota Royal Saloon bernopol RI 53, Zon memasang badan bak pahlawan yang akan melindungi Muhammad Arsyad agar segera mendapatkan pembebebasan. Atas dasar ingin membela rakyat kecil, Zon bahkan akan membantu menyediakan pengacara demi mempercepat pembebasan Arsyad. Aksi heroic Zon yang mendadak ini sontak membuat Mursida, Ibu Arsyad menangis terisak-isak dan ingin bersudud kepada Politisi Gerindra ini karena mungkin telah dinilai sebagai malaikat.
Tak kalah antusias, Zon memanfaatkan sorotan media dengan mengemukakan pembelaannya akan kasus Arsyad tanpa lupa menyisipkan opini spekulatif. Seperti dikutip dari tempo.co:
“Saya datang sebagai wakil rakyat, saya concern terhadap anak ibu ini. Jangan sampai wong cilik mendapat kriminalisasi. Ibu Mursida mau menegok anaknya kan sekarang waktu jenguk, sekalian saya juga mau ketemu Kabareskrim untuk menanyakan beberapa laporan saya, Kami harap tak ada yang cari muka terhadap pemerintahan baru, Mudah-mudahan bebas.”
Menyempurnakan pembelaan Zon, Jaringan Merah Putihpun langsung memberikan bantuan kepada keluarga Arsyad sejumlah 35 Juta Rupiah. Angka yang fantastis! Ternyata Arsyad yang telah menyebarkan foto tak senonoh Jokowi dan Megawati kini benar-benar diperlakukan istimewa. Bermodalkan menghina Jokowi dan melanggar UU ITE dan pornografi, Arsyad malah diberikan reward berupa uang tunai dan bantuan hukum gratis. Arsyad menjadi pahlawan untuk Zon! Baru kali ini orang bersalah dikasih hadiah. Mengapa Arsyad begitu Istimewa?
[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Fadli Zon datangi Rumah Arsyad (Image by Tempo.co)"]
Aksi berlebihan Zon terhadap kasus Arsyad tentu saja dipicu oleh keterlibatan Jokowi di dalamnya. Begitu sulitnya bagi Fadli Zon untuk menganggap Jokowi sebagai teman dengan berempati sampai-sampai membutakan matanya dengan tindakan berlebihan bagi Arsyad. Kesan yang muncul adalah apapun peristiwa yang berpotensi memperburuk citra Jokowi di mata masyarakat akan dimanfaatkan Zon semaksimal mungkin. Tidak percaya? Apakah anda yakin Zon akan bersedia mendatangi masyarakat lain yang mengalami kasus yang sama tapi bukan kepada Jokowi? Apa yang dilakukan Zon pun menjadi pencitraan blak-balakan dengan membaurkan ranah hukum dan Politik dari pernyataanya sebelumnya yang mencurigai motif penahanan tersebut.
Dalam kasus ini sepertinya Zon ingin mengakomodir masyarakat yang mendukung pembebasan Arsyad lengkap dengan drama di dalamnya. Sayangnya kedermawanan hati Fadli Zon sepertinya salah tempat saking terlalu dipaksakan. Sebagai pimpinan anggota dewan yang sebenarnya memiliki tugas banyak di Parlemen daripada mengurusi kasus ini, Zon seharusnya lebih bijak menanggapinya. Setidaknya jika tidak bisa diam, jangan memasang badan hingga memberikan sejumlah uang karena bagaimanapun Arsyad memang telah bersalah. Bukannya apa-apa, Jika Zon bersikap demikian bukan tak mungkin ke depannya akan banyak orang yang melakukan hal yang sama dengan harapan didatangi Zon dan diberikan Jaringan Merah Putih uang jutaan rupiah. Tetapi sekali lagi, Zon memang masih terjebak dalam ambisi untuk menjatuhkan pamor Jokowi. Sebagai senator yang terpilih jadi pimpinan rasanya Zon lebih pintar dan tahu efek dari perbuatan Arsyad. Kecuali jika Zon memang pro pornografi, lain kasus! Jadi apa yang ditunjukkan oleh Zon bersama JMP jelas sangat tidak tepat. Pencitraan pun gagal sudah!
Saran saja kepada Fadli Zon, lebih baik Bapak memikirkan langkah-langkah tepat yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja anggota DPR dan bagaimana caranya menjadi pimpinan yang Bijaksana dan netral. Segera melakukan pendekatan kepada semua fraksi agar bersatu membangun Negara. Bayangkan saja sudah berapa minggu dilantik, Anggota DPR masih sibuk adu jotos merebut kekuasaan. Berbanding terbalik dengan Jokowi dan kabinetnya yang langsung bekerja usai dilantik. Padahal gaji dari pajak rakyat mengalir setiap hari. Kepentingan rakyat belum ada satupun yang dihasilkan dari kebijakannya. Kasus Arsyad biarkan saja menjadi urusan Polisi karena Negara ini ada aturannya. Jika ingin menyumbang, masih banyak kasus yang lebih pantas serta masih ada ribuan orang yang lebih layak menerima Reward daripada Arsyad. Segeralah berbenah untuk menjalankan tugas sebagai wakil rakyat bukan golongan.
Danbagi kita semua semoga saja contoh buruk yang dilakukan oleh Fadli Zon ini tidak ditiru. Aksi Cari muka memang tak pantas untuk dipraktekkan, yah kecuali bagi yang bermuka banyak. Kalau wajahnya hanya satu,tentu tidak perlu ‘Cari Muka’. Yak an?
[caption id="" align="alignnone" width="107" caption="Animasi by shrv.net"]
Berita terkait:
Tribunnews: Orang Tua Penghina Jokowi Disuntik Modal Usaha Rp35 Juta
Tempo: Fadli Zon Pasang Badan untuk Penghina Jokowi
Detiknews: Datangi Rumah Tersangka Kasus Pornografi yang Hina Jokowi, Fadli Zon Siapkan pengacara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H