Belum genap dua bulan setelah Trans TV Acara yang dinilai miskin manfaat ini banyak disebut sebagai pamer gaya hedonis di tengah banyaknya masyarakat tidak mampu bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tayangan pernikahan Raffi tersebut menjadi salah satu pertanda bahwa apa pun dan siapa pun bisa saja menayangkan materi apa pun asalkan bisa membayar. Frekuensi publik yang katanya ‘dipinjam’ oleh para pemilik stasiun televisi dalam menyiarkan programnya pun kini hanya menjadi wacana/teori.
Jika materi pernikahan Raffi di bulan Oktober lalu sudah cukup menuai banyak protes sehingga menjadi Acara TV kontroversial, kali ini tak kalah fenomenal. Giliran penyanyi Ashanty yang mengangkat proses melahirkannya menjadi tayangan Live di televisi. Bak sinetron, istri dari Anang Hermansyah ini tanpa malu menjadikan proses sakral yang harusnya cukup menjadi tontonan orang-orang terdekatnya menjadi konsumsi publik. Tak tanggung-tanggung, proses partus tersebut ditayangkan oleh salah satu tv nasional terbesar, RCTI. Selama tiga jam, tayangan yang diberi judul Anakku Buah Hati Anang Ashanty ditayangkan Minggu (14/12/2014) pukul 13.00-16.00 WIB. Padahal berita tentang nestapa di Banjarnegara bahkan tak sampai selama itu. Seakan ingin menunjukkan bahwa semua orang harus tahu bahwa Ashanty telah mempunyai anak, RCTI sepertinya tak mau kalah kontroversial dari TRANS Tv.
Sekali lagi, stasiun tv menjadi milik pribadi. Jika pernikahan Raffi Ahmad beberapa waktu lalu dipandang memiliki faedah karena masih mengangkat keindahan budaya Jawa dari sisi positif. Persalinan Ashanty kali ini entah apa manfaat yang dihasilkan. Tak heran mulai banyak bermunculan opini negatif dari masyarakat. Terlebih posisi Anang sebagai salah satu anggota DPR yang harusnya lebih memahami etika penyiaran mengingat tugasnya sebagai legislator. Entah lupa atau tidak tahu, Anang tampaknya terlalu terlena dengan sorotan kamera yang mungkin dianggap sebagai salah satu kunci popularitas dan pengaruhnya di jagad hiburan Tanah Air. Sepenuhnya salah Anang? Tentu saja tidak, penayangan program ini harus ditanyakan pertanggungjawaban stasiun yang menayangkannya.
Anang dan Ashanty (Image by tribunnews.com)
Memang cukup mengejutkan juga ketika melihat RCTI masih berani mengambil resiko menayangkan proses persalinan ini melihat apa yang terjadi dengan Trans Tv pasca penayangan pernikahan Raffi. Sebagai korporasi yang memang menggunakan frekuensi publik sebagai pinjaman, tentu saja RCTI paham betul dengan etika penyiaran. Namun pertanyaannya, di saat Trans Tv banyak menuai protes dari masyarakat apakah ada tindakan tegas pemerintah terkait, katakanlah Komisi Penyiaran Indonesia atau Lembaga Sensor dan lain sebagainya? Tidak ada! Sehingga RCTI pun tak ada rasa ragu untuk menayangkan program ini. Dan tentu saja akan ada lagi tayangan yang lebih sensasional lagi ke depannya. Opini masyarakat sebagai pemilik Frekuensi tak ada efek sama sekali. Jadi, lolosnya tayangan seperti ini menjadi tanggungjawab KPI juga. Bukan salah Anang/Ashanty atau RCTI sepenuhnya. Ketika mampu melakukan sensor kepada tayangan animasi seperti Khrisna danTom and Jerry, si KPI malah kecolongan dengan pernikahan Raffi dan kini Persalinan LiveAshanty. Kerja KPI apa sih? Apa menunggu Menteri Susi menjadi menteri yang mengurusi tayangan televisi ini?
Akhirnya semoga saja ke depannya pihak-pihak terkait di pemerintahan mampu bekerja lebih jeli lagi. Kalau staff yang sekarang memang tidak bisa bekerja, masih banyak anggota masyarakat yang perduli dengan tujuan negara mencerdaskan Bangsa dengan supervisi tayangan televisi yang edukatif. Jika tidak, semakin lama materi tayangan televisi akan berubah menjadi acara-acara pribadi pesohor yang tak penting untuk masyarakat umum. Bisa jadi beberapa bulan ke depan akan ada selebritis yang menayangkan aktivitasnya di kamar mandi secara live. Kalau sudah begitu apa masih ada frekuensi publik?
Well, selamat kepada Mas Anang yang selalu Yess!
*Turut Berduka untuk semua korban Bencana di Banjarnegara
Ashanty melahirkan live di TV, Anang bakal diperiksa DPR
Salut sama Raffi Ahmad, Trans TV Bangunlah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H