Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kisah Verrys tak Seperti Mahar di Laskar Pelangi, RIP Verrys Yamarno!

13 Januari 2015   19:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:14 4745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Mahar yang selalu membawa Radio Kecilnya (Image by okezone.com)"][/caption]

Siapa yang belum pernah mendengar tentang film Laskar Pelangi? Film spektakuler ini bisa dikatakan menjadi film tersukses dalam satu dasawarsa terakhir di dunia perfilman Indonesia. Film garapan Riri Riza dan Mira Lesmana ini mampu meraup 4.6 Juta penonton yang sekaligus mengantarkannya sebagai film terlaris keempat di Indonesia setelah raihan film Jelangkung, Pocong 2 dan Ada Apa Dengan Cinta. Film yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya novelis Andrea Hirata ini jugalah yang menjadi awal banyaknya media asing yang mulai melirik perfilman tanah iar. Tak heran, film Laskar Pelangi banyak diputar di beberapa negara lain. maka tidak berlebihan jika menyebut Laskar Pelangi sebagai salah satu film paling berpengaruh dalam dunia sinema tanah air.

Sebagai film yang sukses secara komersil dan menuai banyak pujian dari kritikus film karena membungkus ide cerita dan mengangkat nama Belitong, Laskar Pelangi memang telah banyak meninggalkan kesan yang sulit dilupakan pemirsanya. Dari sekian adegan yang berkualitas, tentunya kita tak akan lupa salah satu scene dimana Mahar, sahabat Ikal (pemeran utama) menyanyikan lagu Bunga Seroja untuk menghibur teman-temannya. Sosok bocah kurus itu memang cukup menonjol diantara teman-teman satu kelasnya di SD MUhammadiyah. Mahar digambarkan sebagai anak yang berjiwa seni dan memiliki olah vokal yang baik. Kemampuan itu dimanfaatkannya untuk selalu menghibur teman-temannya tatkala sedih dan hampir menyerah menangisi nasib dan keadaan sekolah mereka. Singkatnya, Mahar di dalam film sukses memvisualisasikan tokoh dalam novel tersebut.

Bagi saya sendiri, Mahar merupakan tokoh dalam novel Laskar pelangi yang paling saya kagumi. Santai namun pasti, penuh semangat dan perduli dengan temannya. Dia jugalah yang selalu membuat suasana sekolah lebih hidup, hingga sukses meraih piala pertama saat Dia terpilih menjadi ketua dalam lomba/ Karnaval 17 Agustus yang selalu dijuarai oleh SD anak- anak kaya, SD PN Timah. Mahar menjadi salah satu mutiara kelas dan mencuri banyak perhatian di Novel tersebut. Tak heran, Tokoh Mahar tak kalah popular dari Ikal, Lintang atau Arai.

Sayangnya, popularitas Mahar tak berbanding lurus dengan pemerannya. Seberapa banyak orang yang mengenal nama Verrys Yamarno? Dialah si Mahar dalam film tersebut. Suksesnya Laskar pelangi ternyata tak membuatnya menjadi bintang film walau memiliki talenta luar biasa. Suksesnya Verrys mendukung film Mira Lesmana ternyata tak langsung membuatnya ditawari film lain oleh produser yang sangat produktif itu. bersamaan dengan teman-temannya, Verrys hanya mendapat sorotan saat Laskar pelangi booming, setelah itu Verrys bahkan tak pernah terlihat lagi di layar lebar bahkan di iklan komersil sekalipun.

Nama Verrys Yamarno kembali ramai dibicarakan. Ada apa gerangan? Ternyata kabar duka yang datang, Mahar cilik yang dulu ternyata sudah beranjak dewasa dan pilunya datang dengan kabar meninggal dunia di dalam kost pada senin, 12/1/2015. Anak berbakat yang kini kuliah di IKJ itu ternyata tak sesukses seperti anggapan kebanyakan orang. Mirisnya lagi, dari pengakuan ayahnya, Yamin, Verrys bahkan sempat meminta uang untuk ongkos pulang sebelum akhirnya sang ayah mendapat kabar anaknya meninggal. Belum lagi banyaknya kabar yang berhembus menyebut Verrys tak ingin berobat ke rumah sakit dikarenakan tidak ada biaya pengobatan. Kondisi ini seakan menggambarkan kehidupan nyata seorang aktor yang mendukung sebuah film besar. Ikut serta menjadi pendukung film fenomenal ternyata tak mengubah banyak kehidupan Verrys.

Memang cukup disayangkan mengapa anak berbakat seperti Verrys tak memiliki ruang dalam perfilman Indonesia pasca Laskar Pelangi. Bahkan sangat mengherankan mengapa tak ada sutradara yang ‘memakai’nya dalam film- film yang lain. namun tak heran mengingat selera televisi hingga film Indonesia yang kebanyakan lebih suka menyorot orang- orang yang penuh sensasi dan kontroversi atau over expose anak- anak artis yang sebenarnya tak memiliki kemampuan apa-apa. Sehingga kemampuan atau bakat tak cukup menjadi modal untuk mendapat sorotan di dunia hiburan tanah air.

Kini, Verrys telah berpulang. Hidupnya ternyata tak sama dengan Mahar dalam novel Andrea Hirata yang pada akhirnya sukses menerbitkan novel. Namun demikian, Verrys telah melukiskan sebuah garis penting dalam sebuah film besar. Dialah Mahar yangs ering memanggil teman- temannya dengan ‘boi.. tenanglah boi!’ bocah pelantun Bunga Seroja di Belitong. Selamat Jalan Verrys…karyamu sebagai Mahar akan abadi dalam dunia film Indonesia!

Kutipan status Verrys di Akun Facebooknya:

Aku bagaikan berjalan di atas angin melangkah tanpa berpijak tapi satu hal yang membuatku untuk terus melangkah. Ibu"

Berita terkait:

Postingan terakhir Verrys pemeran Mahar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun